Pembelaan

4.5K 264 6
                                    

Waktu terus berjalan dan hari pun terus berganti. Berkat Kai yang sudah membujuk Angkara untuk makan dan minum obat, hari ini Angkara sudah lebih membaik. Bahkan sekarang Angkara sudah bersiap-siap untuk pergi sekolah, meski kondisinya belum pulih benar.

"Tante, aku berangkat dulu. Assalamualaikum..." Ucap Angkara yang berpamitan dan langsung pergi. Sedangkan tante Indah sedang berada di dapur, saat mendengar suara Angkara yang berpamitan, tante Indah pun langsung pergi keruang tamu. Namun saat tante Indah sudah berada diruang tamu, Angkara sudah pergi.

"Rara! Loh Rara kemana? Apa dia berangkat sekolah? Tapi dia kan belum sembuh. Kenapa harus berangkat dulu." Gumam tante Indah yang berdiri di pintu.

Saat Angkara sudah sampai di sekolah. Angkara berjalan menuju kelasnya, Angkara terlihat sangat lemas bahkan wajahnya pun masih terlihat sangat pucat. Saat Angkara sedang menaiki tangga dengan perlahan, Alaska memanggil Angkara.

"Hei!" Panggil Alaska sembari berjalan menghampiri Angkara. Angkara pun berhenti dan menoleh karena ia merasa ada yang memanggilnya. "Lo gak papa?" Tanya Alaska saat sudah berada di samping Angkara. Angkara hanya menjawab pertanyaan Alaska dengan menggelengkan kepalanya. Lalu Angkara kembali melanjutkan jalannya.

"Gue denger-denger lo sakit. Pasti gara-gara kemaren malem ujan-ujanan ya? Gue kan udah bilang, lo jangan ujan-ujanan." Ucap Alaska.

"Oh iya. Gue lupa gak bawa jaket lo, maaf ya?" Ucap Angkara pelan yang malah mengalihkan pembicaraan.

"Gak masalah. Lo beneran udah sembuh? Muka lo pucet banget kaya gitu, mending lo ke UKS aja."

"Enggak. Gue gak papa." Jawab Angkara. Saat Angkara dan Alaska sudah sampai di atas, tiba-tiba Azura datang menghampiri mereka dengan kedua temannya.

"Eh Angkara! Lo ngapain deket-deket Alaska? Kemaren aja lo marah-marahin dia. Giliran sekarang aja, lo deket-deket sama dia. Dasar sok jual mahal lo! Cewek miskin aja belagu." Ucap Azura saat sudah di dekat Angkara dan Alaska.

"Azura, kenapa lo dateng-dateng ngomong kaya gitu? Dia gak salah, tapi gue yang salah." Ucap Alaska.

Angkara merasa sangat tidak enak badan. Ia tak mau menanggapi perkataan Azura dan Angkara langsung melanjutkan jalannya.

"Eh Angkara tumben lo gak ngelawan gue? Biasanya udah kaya jagoan!" Ucap Azura sembari melihat Angkara yang berjalan meninggalkannya.

"Angkara...!" Panggil bu Asih dari tangga dan langsung menghampiri Angkara. Angkara pun berhenti dan menoleh. "Angkara kamu udah sembuh?" Tanya bu Asih saat sudah berhadapan dengan Angkara.

"Udah lebih baik bu. Kenapa ibu manggil saya?" Tanya Angkara dengan pelan.

"Syukur deh kalo gitu. Sekarang kamu ikut ibu, pak Sumadi manggil kamu. Pak Sumadi mau bahas soal kemaren waktu kamu nampar Azura."

"Ya ampun, lagi?" Gumam Angkara dalam hati sembari menyerngitkan dahinya. "Yaudah iya bu." Jawab Angkara.

Lalu bu Asih pun berjalan terlebih dahulu dan Angkara mengikuti dari belakang.

"Ya ampun kasian banget sih yang sering banget kena kasus. Emang enak lo!" Ucap Azura mengejek saat Angkara melewatinya, namun Angkara tidak bergeming.

Alaska pun mengejar Angkara, karena ia berfikir masalah kemarin adalah kerena dirinya.

"Alaska! Kamu mau kemana?" Panggil Azura lalu Azura pun ikut mengejar Alaska.

💀☠️💀

"Angkara ayo duduk!" Ucap pak Sumadi yang sudah menunggu Angkara di ruang Kepsek. Lalu Angkara pun duduk menghadap pak Sumadi.

BALAS DENDAM! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang