Sebuah Pernyataan

3K 153 1
                                    

"Pacar?" Ucap Angkara dan Saga berbarengan dengan raut wajah terkejut.

"Bukan tante! Saya bukan pacarnya Saga. Saya cuma temen sekolahnya Saga." Ucap Angkara yang langsung menyangkalnya dan melepaskan tangannya yang menggandeng tangan Saga sampai Saga terkejut dan menoleh kearah Angkara.

"Masa sih? Kalo cantik kaya gini jangan dilepasin, nanti nyesel loh." Ucap mamah Alaska yang malah menggoda Saga.

"Tante bisa aja." Jawab Saga yang terlihat kikuk.

"Yaudah sekarang kalian semua masuk. Alaska ada di dalem dan acaranya sebentar lagi dimulai." Ucap papah Alaska.

"Makasih om, tante." Ucap Angkara diakhiri dengan senyuman.

"Kita masuk dulu om, tante." Ucap Saga diakhiri dengan senyuman dan papah juga mamah Alaska hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Lalu Angkara dan AVEGAS pun masuk kedalam.

"Wih gila ni rumah gede banget. Sag gue kesana dulu ya mau liat-liat." Ucap Nano pada Saga.

"Iya. Kalian kalo mau liat-liat yaudah gak papa, gue disini." Ucap Saga.

"Oke kalo gitu." Jawab semua anggota AVEGAS.

Yang lain pun langsung berpencar memisah dari Saga dan Angkara. Sedangkan Angkara dan Saga masih berdiri di dekat meja utama tempat untuk melangsungkan acara tiup lilin nanti.

"Tadi kayanya lo gak suka banget kalo mamahnya Alaska bilang kita pacaran." Ucap Saga.

"Ya iya lah! Gue kan emang bukan siapa-siapa lo, makanya gue langsung nyangkal. Lagian gue juga gak kepikiran tuh mau punya pacar." Jawab Angkara ketus.

"Ya iya sih." Jawab Saga tidak bersemangat.

Tak berapa lama Alaska pun datang menghampiri Angkara dan Saga. Alaska terlihat sangat tampan mengenakan setelan jas berwarna hitam.

"Angkara? Ini beneran lo?" Ucap Alaska saat sudah berhadapan dengan Angkara dan Saga.

"Ya iya lah! Siapa lagi?" Jawab Angkara tegas.

"Lo bener-bener cantik berpenampilan kaya gini. Gue sampe gak kenalin lo tadi. Oh iya makasih ya lo udah mau dateng kesini, gue seneng banget." Ucap Alaska diakhiri dengan senyuman.

"Lo bisa aja. Selamat ya atas genapnya umur lo yang ke-19 tahun. Oh iya, gue gak bisa kasih apa-apa ke lo. Gue cuma bawain hadiah kecil untuk lo, semoga lo suka." Ucap Angkara sembari tersenyum dan memberikan kado yang dipegangnya pada Alaska.

"Iya makasih. Jadi ngerepotin, gue pasti suka sama hadiah yang lo kasih. Oh iya nanti abis acara potong kue, gue mau ngomong hal penting sama lo. Nanti gue tunggu di taman belakang rumah." Ucap Alaska diakhiri dengan senyuman.

"Oke. Nanti gue kesana." Jawab Angkara diakhiri dengan senyuman.

"Alaska ayo, acaranya mau dimulai." Ucap mamah Alaska.

"Iya mah." Jawab Alaska. "Yaudah gue kesana dulu." Ucap Alaska diakhiri dengan senyuman dan Angkara hanya membalas dengan senyuman pula. Sedangkan saga hanya terdiam dan menatap sinis Alaska.

"Mau ngomong penting apa sih sampe harus ketemu berdua?" Tanya Saga ketus pada Angkara.

"Ya mana gue tau? Emang gue yang mau ngomong penting!" Jawab Angkara yang menatap Saga tegas.

"Lo kenapa sih kalo ngomong sama gue kalo gak ngegas, ketus. Giliran ngomong sama si kunyuk itu lo ramah, senyum-senyum terus. Emang apa bedanya gue sama dia?" Tiba-tiba saja Saga terlihat kesal.

"Lo kenapa sih? Lo sakit? Perasaan gue biasa aja ngomong sama Alaska. Kok tiba-tiba lo baper gini kaya cewek aja." Angkara malah menanggapi Saga dengan heran.

BALAS DENDAM! ✔Where stories live. Discover now