Terpukau Dengannya

3.2K 188 2
                                    

Setelah Angkara sudah sampai di depan rumah Kai. Kai langsung membantu Angkara untuk berjalan karena Angkara belum terbiasa berjalan mengenakan high hills.

"Nanti kamu mau abang anterin apa gimana Ra?" Tanya Kai sembari mengandeng tangan Angkara dan berjalan masuk ke dalam rumah.

"Nanti gue di jemput sama Saga bang."

"Oh yaudah kalo gitu."

Setelah Angkara dan Kai sudah ada di dalam rumah, Angkara langsung duduk di sofa. Di dalam rumah Kai tidak ada Karan disana, hanya ada sebuah kotak kecil berwarna hitam berpita warna emas di atas meja.

"Si Karan kemana?" Gumam Kai yang mencari sosok Karan di sekelilingnya. "Ran! Karan! Lo dimana?" Teriak Kai memanggil Karan.

"Gue disini." Jawab Karan yang keluar dari arah dapur. "Wah lo bawa siapa Kai? Cantik sekali?" Tanya Karan sembari berjalan menghampiri Kai.

"Ini gue Angkara. Lo jangan ngejek gue deh." Gerutu Angkara.

"Hah? Ini beneran kau Ra? Wah parah, macam magic saja kau bisa berubah jadi secantik ini." Ucap Karan yang langsung duduk disebelah Angkara.

"Udah dong bang, lo jangan ngejek gue terus." Ucap Angkara yang masih merasa dirinya di ejek.

"Macam mana pula kau bicara kalau aku mengejek kau. Sudah ku bilang kau ini benar-benar cantik sampai aku pangling Ra, aku tak bohong. Oh iya, ini kado yang nanti kau bawa ke acara ulang tahun teman kau." Ucap Karan diakhiri dengan memberikan kotak kecil itu kepada Angkara dan Angkara pun menerimanya.

"Makasih ya bang kalian udah mau repot-repot ngurusin gue. Tapi ini isi nya apa bang?" Tanya Angkara yang penasaran.

"Buka saja." Ucap Karan diakhiri dengan senyuman.

Lalu Angkara pun membuka kotaknya. Ternyata di dalam kotak kecil tersebut terdapat sebuah jam tangan berwarna hitam dan ada huruf "A" di tengah jam tersebut. Jam tangan tersebut terlihat sederhana namun sangat elegan. Bahkan Angkara pun sangat menyukainya.

"Jam tangan. Keren banget jam tangannya. Makasih ya bang, lo udah mau repot-repot nyari ini buat gue." Ucap Angkara pada Karan diakhiri dengan senyuman.

"Sama-sama Ra. Aku tidak tau nama teman kau siapa, jadi aku tulis saja huruf A sebagai tanda kalau itu pemberian dari kau Ra."

"Kebetulan nama temen gue juga huruf pertamanya A, jadi bang Karan udah bener kok." Jawab Angkara seraya tersenyum manis.

"Oh iya Ra, kamu berangkat jam berapa? Sekarang udah jam delapan kurang sepuluh menit." Ucap Kai sembari melirik jam tangan yang dikenakannya.

"Jam delapan sih. Oh iya gue sampe lupa ngabarin Saga. Nanti dia malah kerumah gue lagi." Angkara lupa memberitahu Saga kalau ia berada di rumah Kai. Lalu Angkara pun mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya.

Dreeet... Dreeet...

"Iya halo Ra." Ucap Saga di sebrang sana saat sudah menerima telfonnya sembari menyetir.

"Lo dimana?" Tanya Angkara.

"Gue masih dijalan. Tapi udah deket kok sama rumah lo."

"Lo jangan kerumah, gue gak dirumah. Sekarang gue ada dirumah bang Kai, di padepokan. Lo langsung kesini aja."

"Oh yaudah gue langsung kesana, lo tunggu gue ya?"

"Iya, yaudah bye!" Ucap Angkara diakhiri dengan menutup telfonnya. Sedangkan Saga langsung menuju kerumah Kai.

"Gimana Ra?" Tanya Kai.

"Aman. Bang gue ganti aja ya sepatunya. Kalo gue sampe keseleo nanti di pesta, pasti gue jadi bahan ketawaan orang yang ada di pesta." Ucap Angkara yang memohon.

BALAS DENDAM! ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora