#2

117K 4.2K 28
                                    

Darren tidak pulang, padahal Violet menunggunya hingga dini hari tiba.

Darren tidak kembali, padahal Violet sudah menghubunginya berkali-kali dan dia tidak menjawab maupun memberi kabar.

Darren menghilang, padahal ini baru hari pertama dari pernikahan mereka.

Ketika Violet membuka mata, butuh beberapa detik baginya untuk sadar kalau ia sekarang berada di apartemen elite yang diberikan oleh keluarga Malferent sebagai kado pernikahan. Violet melirik ke arah ranjang di sampingnya yang tampak kosong dan menghela napas. Tempat itu seharusnya diisi oleh seseorang sekarang, seseorang yang telah sah menjadi suaminya, tapi ... apa yang Violet harapkan?

Pernikahan ini kan sejak awal sebenarnya hanya karena bisnis dan ia pun tak menginginkannya. Meski ide menikah dengan Darren tak terdengar buruk, tapi tentu saja Violet keberatan untuk menikah di usia yang masih sangat muda--kalau dia boleh jujur.

Dan tentu saja Darren juga mengalami hal serupa. Lelaki itu tak pernah banyak bicara selama pertemuan keluarga, tapi dia tak pernah menunjukkan bahwa dia tak setuju. Dia hanya ... terus menutup mulut, seolah ada sesuatu yang lain yang tengah ia pikirkan, entah apa itu.

"Sudahlah, kenapa aku harus bersedih hanya karena dia tak pulang?" Violet berusaha menghibur dirinya sendiri yang terasa amat menyedihkan. Suaminya tak pulang di malam pertama pernikahan mereka, sungguh ironis, kan? Padahal kemarin malam Violet sudah gugup karena tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan Darren dan lelaki itu menghancurkan semua imajinasi kotornya.

"Ini bukan apa-apa, Violet. Dia mungkin sibuk atau ... dia mungkin punya urusan. Ya, pasti begitu. Dia punya hal yang tidak bisa ditinggalkan dan kau tak berhak melarangnya. Sekarang kau sudah menjadi bagian dari Malferent dan tugasmu adalah melayani suamimu." Violet menceramahi dirinya sendiri. Sejak dulu, dia memang sering berbicara sendiri. Mungkin karena ia tak punya teman main di rumah, jadi Violet lebih suka bermonolog.

"Jadi ... mari memasak dan mengajak Darren untuk makan siang, setidaknya aku harus berusaha mengakrabkan diri pada suamiku ... ergh ... suami?"

Pipi Violet tiba-tiba memanas kala menyadari status Darren, sungguh reaksi yang bodoh. Saking anehnya, perempuan itu bahkan menampar pipinya sendiri pelan.

"Kau kenapa, sih?!" Violet marah pada dirinya sendiri, ia berusaha berhenti untuk memikirkan hal yang aneh-aneh. Perempuan itu kemudian bangkit dari tempat tidur di saat matahari telah naik ke atas kepala.

Ia keluar dari kamar dan menelusuri apartemen yang masih terasa kosong dengan dus-dus berantakan yang belum dibongkar. Hari ini Violet bolos kuliah. Dia sedang tak ingin mendengarkan ceramahan panjang dosen di saat kakinya masih pegal setelah berdiri seharian kemarin menggunakan sepatu tinggi.

"Tidak ada apa-apa di sini." Violet menghela napas melihat kulkas besar dua pintunya yang kosong melompong. Apartemen ini benar-benar baru sampai ia tidak punya bahan makanan sama sekali. "Apa aku harus berbelanja?"

Violet menarik napas panjang dan mengurungkan niatnya untuk membuat makan siang. Mungkin ia harus berbelanja dulu di supermarket dan membuat makan malam saja. Ya, ide itu terasa briliant sampai Violet langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Angela--sahabat Violet.

ME : Ngel, mau shopping? Aku perlu beli beberapa bahan makanan.

Violet mengirim pesan tersebut dan ia hendak kembali ke kamar untuk mandi, mengingat ia belum membasuh diri, tapi sebelum ia sampai ke ruang tidur, ponselnya telah bergetar kecil. Ternyata dari Angel.

Angela Frew : Bahan makanan? What? Oke, aku sempat lupa kalau kau baru menikah kemarin. Oh astaga, Vio! Kau sudah berubah jadi istri yang baik rupanya! Mommy bangga sekali padamu, Nak!

Violet mengernyit heran untuk sesaat sebelum ia kemudian terkekeh pelan karena membaca pesan dari sahabat gilanya. Angela tak pernah mengetahui soal hubungan Violet dengan keluarga Barson. Yang perempuan itu ketahui hanyalah, Violet berasal dari keluarga yang cukup berada dan protektif. Meski mereka sering berbelanja bersama, tapi Violet tak pernah membeli barang-barang mahal yang branded. Ia hanya menemani Angela. Pada intinya, Angela mengira dia adalah orang biasa dengan hubungan yang normal dengan orang tuanya, tapi tentu saja Violet lebih dari itu.

Dia hanyalah anak angkat yang dimanfaatkan sebagai aset dan hidupnya telah diatur sedemikian rupa. Violet punya banyak sekali aturan yang tak boleh ia langgar dan tak ada orang lain yang mengetahui hal itu kecuali ... dirinya sendiri dan keluarga Barson.

ME : Oh, c'mon, jangan mengejekku, Ngel! Jadi kau mau pergi atau tidak? Aku membutuhkan teman dan kau tahu, temanku tak banyak .-.

Violet mengurungkan niatnya untuk mandi dan memutuskan untuk berguling sebentar di kasur. Ia memesan makanan setelah membalas pesan Angela dan tak berapa lama kemudian, balasan kembali muncul.

Angela : Hey, aku sedang di dalam kelas, Nona yang bolos hari ini. Aku lagi mendengarkan pelajaran yang sangat membosankan dan kau mau mengajakku shopping? Tentu saja aku mau! Jam satu aku akan menjemputmu! Omong-omong, bagaimana malam kemarin? Ceritakan padaku detailnya saat kita bertemu, ya! Jangan balas lagi pesan ini karena Mrs. Greg sudah memandangiku dengan sinar laser di matanya, sepertinya aku tertangkap sedang bermain ponsel, sialan!

Violet tertawa lepas ketika membayangkan ekspresi kaget Angela ketika ia ditegur di tengah kelas oleh Mrs. Greg yang galak. Dia adalah salah satu dosen killer yang banyak dihindari mahasiswa. Angela pasti sangat sial kalau sampai berurusan dengannya.

Bagaimana malam kemarin?

Tiba-tiba teks yang Angela kirim itu terngiang di kepala Violet.

Malam kemarin? Apanya yang bagaimana? Haruskah Violet jujur dan mengatakan bahwa Darren tak pulang sehabis resepsi? Lelaki itu bahkan tak memberi kabar. Kalau Violet jujur, apakah hatinya akan terasa lega? Tapi, kenapa salah satu sisi di dalam dirinya merasa enggan untuk menceritakan hal tersebut pada orang lain?

Violet ... merasa dirinya akan tampak sangat menyedihkan bila ada orang lain yang tahu soal malam pertamanya yang tragis. Sungguh ... ini bukanlah sesuatu yang patut untuk dibanggakan, jadi Violet memutuskan untuk pura-pura tidak tahu saja waktu Angela bertanya nanti.

Ya, akan lebih bagus bila seperti itu, bukan?

Cukup dirinya sendiri saja yang tahu ... tentang apa yang terjadi di pernikahan ini.


Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Where stories live. Discover now