#42

75.2K 3.1K 103
                                    

Double


**


Violet merasa jetlag setelah terbang belasan jam dari New York ke New Zealand, itulah mengapa ia terus tidur saat siang dan tidak bisa terlelap kala malam. Dan ternyata, Marvin dan Angela juga mengalami hal yang sama. Perbedaan waktu antara NZ dan NY cukup signifikan. Enam belas jam, di mana NZ lebih cepat.

Karena itulah, kemarin mereka semua memutuskan untuk beristirahat dan baru berjalan-jalan hari ini. Musim dingin akan segera berakhir, digantikan dengan musim semi yang hangat. Menurut Marvin, menaiki yacht untuk mencari udara segar akan menyenangkan. Terlebih melihat air laut yang indah akan membantu melepas stress—jadi mereka akan melakukannya siang ini.

Violet memutuskan untuk menggunakan sweater ungu dan rok kulit, kemudian ia menggunakan longcoat putih dan topi kupluk senada. Udara memang tak terlalu dingin, tetapi Violet hanya berjaga-jaga. Ia tidak mau terkena flu dan sakit, di saat ia di sini untuk melepas stress.

"Menurutmu, apa yang harus kita makan siang ini?" Angela bertanya kala mereka sudah berada di mobil yang mereka sewa selama di NZ. Marvin yang berkendara, sedangkan Angela dan Violet duduk di belakang. Mereka pergi dengan Google Maps. Modal nekat memang. "Mari beli beberapa makanan berat dan lunch di atas yacht. Kau akan merasa senang, Vi. Percayalah padaku. Dulu, kami sering melakukannya."

"Hmmm." Marvin tersenyum karena perkataan Angela. Ia teringat masa kecilnya yang indah, masa di mana ia belum mengenal beban hidup. Rasanya, ia jadi ingin mengulang kembali waktu itu. "Masa yang indah."

"Benar." Angela mengangguk setuju. "Kuharap kau mau kembali ke rumah dan mengulang masa-masa itu denganku, dengan Papa, dan juga dengan Mama," tambah Angela lagi.

Sebenarnya, jujur, Angela tidak tahu kalau Marvin akan pergi ke NZ dan berniat untuk menetap di sini kalau saja Violet tidak bilang. Dan alasan Angela ikut ke sini—selain karena Violet—adalah karena ia ingin membujuk kakaknya untuk pulang.

Angela tidak ingin kehilangan Marvin. Mereka tidak seakrab itu, tetapi keduanya saling menyayangi. Meskipun memang Angela memang tidak pernah bisa melakukan apa pun untuk membela Marvin ketika ia dimarahi—dan itu sempat membuat Angela merasa bahwa ia bukanlah adik yang berguna.

"Itu tidak akan terjadi, Angie." Marvin menyahut tanpa menoleh karena ia fokus berkendara, tetapi Violet bisa melihat sorot sedih di mata abu lelaki itu dari kaca depan. "Itu hanyalah kenangan yang tidak akan bisa diulang."

"Tapi kau kan bisa kembali. Kau bisa menjelaskan pada Papa apa maumu ... dan kau bisa bilang kau tidak suka dibanding-bandingkan. Setelah itu, kita bisa memulai semuanya dari awal lagi. Aku ingin keluarga kita berkumpul seperti dulu ...."

"Itu tidak akan berhasil. Dia tidak mau mengerti. Dia sudah terlalu kecewa padaku karena aku ini tidak berguna."

"Marvin ...." Angela mendesah kesal. Kakaknya keras kepala. Ia menoleh ke arah Violet untuk meminta bantuan, tetapi Violet menggeleng.

"Jangan paksa dia dulu." Violet berbicara tanpa mengeluarkan suara. "Mungkin dia butuh waktu."

Angela menarik napas mendengarnya. Astaga, dia berlibur dengan dua orang yang sedang memiliki masalah dan ini tidak akan mudah.

**

Udara membelai pipi Violet yang berdiri di pinggir yacht sambil memejamkan mata. Tidak terlalu dingin sesuai perkiraannya, itulah mengapa ia melepaskan longcoat yang tadi ia gunakan.

Air biru menyambut mereka, ditemani dengan pemandangan yang luar biasa. Akan tetapi, semua ini tetap tidak cukup untuk mengalihkan pikiran Violet. Entah kenapa.

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Where stories live. Discover now