#48

85.9K 3.2K 111
                                    

"Darren, kenapa kau tidak boleh aku ikut pergi bersama Marvin dan Angela, kalau kau berencana meninggalkanku sendirian di kamar selama hampir tiga jam?" gerutu Violet ketika ia melihat Darren baru saja masuk ke dalam kamar hotel.

Benar, harusnya hari ini Violet bisa ikut jalan-jalan ke Sky Tower yang terkenal di Auckland, NZ, tapi Darren melarangnya ikut dan meminta Violet tinggal di hotel dengannya karena ada sesuatu yang ingin ia tunjukkan.

Violet menurut karena ia kira, Darren akan langsung memberitahu, tetapi ternyata tidak. Lelaki itu baru saja kembali setelah meninggalkan Violet sendirian di kamar sekitar dua jam an lebih, membuat Violet kesal karena merasa ditipu.

"Maaf." Darren tersenyum kikuk. Tangannya yang tadi ia sembunyikan di belakang punggung perlahan bergerak. "Aku berencana membeli ini, tapi aku malah kesasar. Maps itu menyesatkan."

Marvin dan Angela dipaksa Darren untuk pergi ke Sky Tower naik taksi tadi karena Darren berdalih bahwa ia mau memakai mobil sewaan mereka ke suatu tempat. Dan ternyata ... lelaki ini hanya ingin membeli ... itu? Sampai-sampai dia tersasar?

"Bunga krisan putih?" gumam Violet kala memandangi apa yang Darren cari sampai-sampai pria itu kesasar. "Kenapa membelinya?"

"Untuk ... peringatanmu?" Darren duduk di samping Violet di atas kasur. "Aku teringat dulu kau pernah melakukan peringatan, meski aku tidak yakin peringatan itu berasal dari agama apa ...."

"Ah ...." Violet teringat. Belakangan ini dia jarang melakukan peringatan karena setelah menikah dan kuliah, dia jadi punya banyak hal untuk dikerjakan. Ia tidak sangka kalau Darren mengingat itu. "Tidak ada agama khusus. Itu hanya caraku untuk bersedih dan berdoa."

"Begitu ...." Darren mengangguk-angguk. Ia tidak terlalu religious, jadi ia tidak mempermasalahkan tentang tindakan Violet. "Boleh aku taruh dulu bunganya di nakas? Ada sesuatu yang harus kutunjukkan."

Violet mengangguk dan membiarkan bunga itu diambil Darren. "Tentang keluarga Barson? Penyelidikan apa yang kau lakukan?"

Darren merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel setelah ia meletakkan bunga tadi di atas nakas di samping kasur. Lelaki itu menggeser layar dan menunjukkan sebuah foto ke arah Violet.

"Siapa?" Violet mengambil ponsel Darren dengan alis yang mengkerut. Lelaki itu baru saja menunjukkannya pass foto dari seorang wanita paruh baya bermata abu-abu. Wajahnya cantik meski telah termakan usia. Namun, ia tampak asing di mata Violet. "Kenapa kau menunjukkanku ini? Memangnya dia ada kaitan apa dengan keluarga Barson?"

"Wanita itu ibumu."

Perkataan Darren membuat napas Violet tiba-tiba tercekat. Matanya mengerjap dengan frekuensi yang cepat. "I—bu?"

Darren mengangguk. Ia tahu ini akan menjadi kejutan yang hebat untuk Violet yang selama ini hidup di keluarga yang jahat. "Ya, ibu yang melahirkanmu. Mirip denganmu, kan? Cantik."

Violet mengalihkan pandangannya lagi ke ponsel tersebut, memperbesarnya perlahan, dan mengamati setiap inci dari wajah wanita paruh baya itu. Dia memiliki beberapa kemiripan dengan Violet, mulai dari mata dan bibir, sampai ke bentuk wajah. Darren benar, dia cantik.

"Selama seminggu sejak kau pergi dari sisiku, aku menyerahkan proyek yang kugarap ke bawahanku. Lalu setelahnya, aku berpikir, kalau selama ini aku tidak pernah melakukan apa pun untukmu—selain menyakitimu. Dan tiba-tiba aku teringat soal keluarga Barson yang jahat, jadi aku memutuskan untuk menyelidiki mereka, sampai pada titik ... di mana aku menemukan Ibumu." Darren bercerita, dan perkataannya itu membuat mata Violet panas.

Perempuan itu ingin menangis. Ia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya. Bahagia? Ya, Violet senang karena tahu ia punya orang tua. Namun, ia juga kecewa sekaligus sedih karena memikirkan bahwa ... orang tuanya tidak mencari dia selama ini dan membiarkan ia tinggal bersama keluarga Barson yang jahat.

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Where stories live. Discover now