#21

80K 3.9K 142
                                    

140 vote and 15 comment for next!


btw aku kaget, ternyata masih banyak yang dukung Darren Violet, padahal Darren udah jhat gitu sama Violet wkwkkwkw. 


**


Gladys turun dari taksi di depan gedung hotel Malf yang merupakan salah satu aset milik Darren yang juga menjadi tempat di mana diselenggarakannya acara anniversary Malferent Group yang ke 60 tahun. Ekspresi perempuan itu masih saja semringah, kalau saja ia tidak menyadari kalau ... semua orang yang ada di sini memakai baju putih!

Ya! Gladys yakin ia tidak salah lihat. Semua tamu undangan yang berada di lobi memakai baju putih, ia satu-satunya manusia yang memakai outfit bernuansa hitam di sini!

Darren tidak mengatakan kalau ada dresscode untuk acara ini! Astaga, apa dia lupa?! Bagaimana bisa ia melupakan hal penting seperti ini?!

Gladys memang tidak menerima undangan berbentuk fisik ataupun digital karena ia diundang lewat jalur khusus--Darren. Ya, ini adalah acara Malferent Group, jadi kata Darren, Gladys tak perlu repot-repot membawa undangan, ia hanya perlu datang di tempat dan waktu yang telah ditentukan. Bila ia ditahan, ia hanya perlu menyebut nama Darren--hal ini hanya berlaku untuk Gladys karena ia adalah tamu khusus.

Kemarin, perkataan Darren terasa sangat manis dan Gladys merasa spesial, tapi hari ini ... semuanya jadi boomerang!

Benar-benar sial!

Kini, Gladys sadar kalau semua orang menatapnya aneh. Hari ini hanya ada acara Malferent Group di hotel ini, tak ada yang lain. Semua orang jelas sudah menangkap basah Gladys sebagai perempuan yang salah warna kostum dan yang menyebalkan adalah, tatapan mereka semua seolah mencemooh kebodohan Gladys!

Kebodohan yang bahkan bukan karena ia!

Gladys berusaha untuk berpura-pura tidak peduli. Dia ingin pulang dan ganti baju, tapi rumahnya cukup jauh dari hotel ini. Belum lagi ini adalah weekend, jalan pasti macet dan dia butuh waktu yang lama untuk sampai di sini lagi. Namun, kalau dia tidak kembali ...? Dia harus apa? Masuk ke dalam dan mempermalukan diri sendiri? Gladys merasa ia tidak bisa melakukan itu.

"Gladys?"

Gladys masih berdiri seperti orang bodoh di lobi hotel saat ia mendengar seseorang menyebut namanya. Ia menoleh dan menemukan sepasang bola mata abu asing yang tampak familier di saat bersamaan. Gladys merasa pernah melihat orang itu, tapi ia tak tahu di mana dan siapa.

"Ya?" balas Gladys ragu. Ia memandangi pria di depannya dengan wajah bingung, meski di dalam hati, Gladys sedang meneliti setiap inci dari wajah lelaki tampan ini. Wajahnya termasuk ke dalam tipe ideal Gladys. Mungkin dia sedang beruntung, setelah kesialan demi kesialan yang hadir sebelum ini. "Siapa?"

"Hai, aku Marvin. Masih ingat aku?" Marvin menebar senyum lebar dan memeluk Gladys singkat, seolah mereka akrab. "Aku teman Darren, kita pernah bertemu beberapa kali dulu waktu sekolah, kalau kau ingat."

Gladys tidak ingat. Sungguh, dia tidak terlalu punya memori soal masa lalu karena ia bukan tipikal orang yang tinggal dalam penyesalan. Namun, pelukan singkat yang terasa hangat itu berhasil memompa jantungnya beberapa kali lebih kuat. Terlebih, ketika wangi maskulin menyeruak ke dalam indra penciumannya, membuat Gladys tiba-tiba saja merasa nyaman, meskipun ia sedang dipeluk oleh seseorang yang bahkan tak ia kenal.

"Oh, Marvin." Gladys tersenyum canggung ketika pelukan mereka terlepas. "A-apa kabar?" tanya Gladys, berpura-pura kalau ia mengingat pria itu.

"Aku baik." Marvin tersenyum hangat dan tampak bersahabat. Dia menatapi Gladys dari atas ke bawah dengan alis yang berkerut, sebelum ia bertanya, "Omong-omong kenapa kau memakai dress hitam? Kau tidak tahu kalau dresscode hari ini berwarna putih?"

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang