#14

75.3K 3.8K 401
                                    

next : 100 vote and 10 comments


.

.

.

.

..

.


hope u'll like it.


**



Violet kembali ke apartemen sambil membawa dua paperbag besar yang berisi sepatu dan gaun yang Angela belikan untuknya. Perempuan itu baru saja hendak menekan password yang sampai sekarang belum ia ganti--masih tanggal pernikahannya dengan Darren--saat Darren tiba-tiba saja membuka pintu dari dalam.

"Eh? Kau sudah pulang?" Violet membulatkan mata ketika menemukan Darren sudah berada di apartemen ketika matahari bahkan belum tenggelam. Lelaki itu sering kali sibuk dan biasanya dia baru kembali sekitar pukul delapan malam--atau bisa lebih cepat bila Violet memintanya.

"Iya. Sekarang aku mau pergi lagi." Darren berkata sembari menatap Violet dari atas ke bawah. "Kau habis berbelanja?"

Violet mengangguk. Tampaknya, Darren lagi-lagi tak membaca pesan yang Violet kirimkan. "Kau mau pergi lagi?" tanya perempuan bermata abu itu kala Darren tampak keluar dengan pakaian kasual--dia pasti sudah mandi karena Violet bisa mengendus aroma harum dari sabun yang sering Darren pakai.

Darren menyisir rambut cokelat gelapnya yang tak dipakaikan gel dengan jari. Ia mengangguk singkat. "Iya. Aku harus pergi menemui Gladys karena ia sedang tak enak badan. Kau baik-baik di rumah, oke? Kalau ada sesuatu, panggil saja security di bawah."

Violet baru saja mau membuka mulut ketika Darren sudah berbalik dan pergi meninggalkannya. Punggung lelaki itu perlahan menjauh sebelum akhirnya ia menghilang di balik koridor. Perempuan berambut panjang itu menghela napas. Ia melirik ke arah paperbag yang ia pegang dan tersenyum getir.

Sepertinya kau sangat mencintai perempuan itu, ya, Darren? batin Violet bersuara. Perempuan itu merasa bodoh karena ia lagi-lagi ingin menangis karena perkataan Darren. Padahal, Darren sejak awal sudah meminta Violet untuk menjauh agar ia tak terluka, tapi Violet sendiri yang terlalu keras kepala. Ia tak mengira kalau jalan yang harus ia tempuh bisa sesakit ini.

Violet masuk ke dalam apartemen. Ia menutup pintu dan seketika kakinya terasa lemas. Tubuh perempuan itu merosot dan ia mulai menangis tepat di pintu masuk. Tubuhnya bergetar dan isakkan kecil perlahan mulai terdengar.

Darren ... lelaki itu adalah sesosok manusia yang mulai Violet cintai. Mungkin, dia bukan pria baik yang membuat Violet tersenyum setiap saat, tapi dia adalah orang yang diam-diam membelikan Violet obat dan meletakkannya di atas nakas ketika Violet flu waktu itu.

Darren adalah pria yang mematikan pendingin ruangan tanpa disuruh saat Violet baru saja keluar dari kamar mandi. Dia tak ingin Violet kedinginan, padahal waktu itu ia sedang bersantai di kamar.

Darren adalah pria pertama yang memasakkan Violet sesuatu yang membuat Violet merasa ia menjadi wanita yang paling spesial meski untuk sesaat.

Darren juga yang mengelus rambut Violet ketika Violet memintanya--karena Violet tak bisa tidur dan sentuhan pria itu membantunya untuk terbebas dari insomnia.

Darren juga yang memeluk Violet kala ia melakukan acara peringatan beberapa waktu yang lalu. Ia menguatkan Violet dengan setiap sentuhan yang ia berikan.

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن