#11

77.5K 4.1K 94
                                    

85 vote and 20 comments for next


.

,

,

,

,

,

"Upacara peringatan apa ini?"

Darren menatap Violet dengan pandangan bingung. Kemarin, setelah mereka pulang dari toko bunga, Violet tak banyak bicara. Karena hari sudah malam, perempuan itu langsung tidur setelah mengganti baju dan menggosok gigi.

Lalu pagi ini, Violet sudah bangun ketika matahari bahkan belum menunjukkan diri. Darren terbangun di pukul lima pagi karena ia merasa haus dan ia menemukan Violet tengah menata bunga krisan yang ia beli kemarin di dalam vas yang berisi air. Lalu di depan vas tersebut ada beberapa bebatuan kecil yang ditata rapi--bentuknya menyerupai makam mini tanpa nisan.

Violet menoleh dan membulatkan mata saat ia menemukan Darren. Ia baru saja selesai berdoa setelah ia melakukan ritual yang hampir setiap bulan ia jalani.

"Peringatan tentang sesuatu yang kuanggap berharga," balas Violet. Perempuan itu segera mengalihkan pandangan saat matanya dan mata Darren beradu. Perkataan Darren kemarin masih terasa sakit, terlebih ketika ia benar-benar membeli sebuket besar bunga mawar untuk Gladys dan Marry malah berpikir hadiah tersebut akan diberikan untuk Violet.

Oh, mengingatnya kembali membuat Violet merasa ia sangat menyedihkan.

"Sesuatu yang kau anggap berharga?"

Darren mendekati Violet dan menatap bunga krisan tersebut intens. Omong-omong, Violet meletakkan bunga ini di atas meja kecil yang berada di sudut ruangan. Sebenarnya ritual yang Violet lakukan agak terasa menyeramkan bagi Darren karena lelaki itu tak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.

"Ya," balas Violet pelan sambil mengangguk. Ia sadar kalau sekarang Darren sudah berada di sebelahnya, tapi Violet sengaja tak mau menoleh. "Aku tak yakin apakah kau pernah merasakan ini, tapi ... aku punya banyak hal yang harus kurelakan dalam hidupku."

Darren tak menjawab perkataan Violet. Dia diam saja dan menunggu Violet untuk melanjutkan perkataannya. Kantuk Darren hilang, begitupula dengan rasa haus yang tadi menjadi penyebab kenapa ia bangun.

"Apa kau tahu bagaimana rasanya ketika semua hidupmu sudah diatur? Bagaimana rasanya ketika kau tak bisa memiliki mimpi karena kau takut untuk terluka ketika kau tak bisa meraihnya? Apa kau tahu bagaimana rasanya menghindar dari orang yang menyayangimu? Terkekang oleh aturan tertulis yang tak bisa kau langgar seumur hidup? Tak bisa merasakan kasih sayang tulus dari orang yang kau sebut sebagai orang tua?"

Darren masih diam meski sekarang otaknya tengah berpikir dan menerka ke mana jalan pembicaraan Violet. Ia merasa Adriana dan Randy adalah orang tua yang--kelihatannya--cukup baik pada Violet. Namun, mengapa gadis itu berkata seolah ia tak mendapat kasih sayang yang layak di rumah tersebut?

Bukankah Violet memang mengorbankan diri untuk menikahi Darren agar keluarga Barson mendapat keuntungan?

Apa ... perempuan itu sebenarnya ... terpaksa melakukan pernikahan dengan Darren?

"Aku tidak pernah merasakannya ...," balas Darren pelan. Ia bergerak, memposisikan diri untuk menatap Violet, meski perempuan itu masih menghadap ke depan dan enggan menoleh ke arah Darren. "Kau ... merasakan semua itu?"

"Kau tahu arti bunga krisan putih?" Violet bertanya dan mengabaikan pertanyaan Darren. Kali ini, suaranya bergetar. Nada yang ia pakai sama persis dengan nada yang pernah Darren dengar waktu Violet meneleponnya pertama kali, kala perempuan tersebut menangis karena perkataannya.

"Aku tak tahu." Darren berkata lagi. Suaranya terdengar berat. "Apa maknanya?"

"Kejujuran." Violet menunduk dan menghapus setitik air mata yang membasahi pipinya. Tangis itu bahkan tak bisa ia cegah. Setiap bulan, ia selalu begini. Menangis karena menyadari betapa menyedihkannya hidup yang ia jalani. Meski Violet terlihat baik-baik saja di luar, tapi percayalah dia sebenarnya benar-benar rapuh.

Ia pernah berpikir untuk kabur, tapi Violet sadar kalau ia tak memiliki siapa pun di dunia ini yang mau menampungnya kecuali keluarga Barson dan ia juga yakin bahwa Nyonya Adriana dan Tuan Randy tak akan melepaskan Violet begitu saja. Sebenarnya Violet bisa saja meminta bantuan Angela, tapi ia tak mau membuat pihak lain jadi terkena masalah karena dirinya.

"Aku menyimpan semua kejujuranku di dalam bunga ini. Setiap mimpi, cinta, harapan, dan hal yang ingin kulakukan kukubur di dalam sini, karena itu aku selalu melakukan upacara peringatan setiap bulan. Aku merasa lebih lega setelah melakukannya. Kejujuran di dalam hatiku yang tak bisa kuungkap dan setiap hal yang kupendam dan tak dapat kukatakan ingin kulepas agar aku setidaknya bisa merasa sedikit lega."

"Dan aku juga melakukan upacara ini untuk memperingati kematian kedua orang tuaku yang bahkan tak bisa kuingat," sambung Violet dengan suara yang sangat kecil.

Darren merasa hatinya ikut sakit. Ia sama sekali tak mengerti kenapa Violet harus mengubur semua kejujuran di dalam dirinya. Ia tak mengerti kenapa Violet tak dapat bermimpi seperti orang lain ataupun mengapa ia takut tak dapat meraih mimpi tersebut ketika ia belum mencoba.

Darren tak paham kenapa Violet harus mematikan setiap harapan yang dia rasakan. Ia tak mengerti kenapa Violet membicarakan keluarga Barson seperti itu. Namun, perkataan Violet, nada, dan setiap kata yang dia ucapkan membuat Darren merasa kalau wanita itu punya sesuatu yang dia sembunyikan.

Darren merasa Violet memiliki masalah yang tak dapat ia ceritakan pada siapa pun dan memikirkan hal tersebut membuat Darren ... merasa ingin menyentuh tangan Violet.

Lelaki bermata biru itu sudah mengenal istrinya selama sebulan lebih dan di antara mereka memang tak ada hubungan spesial. Namun, di saat-saat tertentu seperti ini, terkadang Darren merasa ia sangat emosional.

Darren tak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasakan, tapi ... karena perkataan Violet yang benar-benar terdengar menyedihkan, Darren jadi tanpa sadar bergerak lalu menyentuh tangan perempuan itu dan menariknya ke dalam pelukan Darren.

Karena perbedaan tinggi mereka yang cukup signifikan, kepala Violet terbenam persis di dada bidang Darren. Rambut panjang Violet yang hari ini ia urai dibelai lembut oleh tangan Darren.

Darren juga tak paham mengapa ia memeluk Violet. Ia tak ingin menimbulkan perasaan emosional di antara dirinya dan Violet--terlebih setelah perempuan itu menciumnya kemarin.

Darren merasa ia harus menegaskan pada Violet bahwa ia benar-benar mencintai Gladys. Namun, kenapa ... Darren sekarang malah memeluk dan berusaha menenangkam Violet?

Darren benar-benar tak paham dan persetan dengan itu semua! Darren membenci dirinya sendiri.

"Kalau kau mau menangis ... menangislah." Darren berkata dengan suara serak. Ia bisa mendengar isakkan tertahan yang Violet ingin keluarkan sejak tadi. "Aku tak akan bertanya, aku juga tak akan menyela. Aku tak akan membahas ini lagi. Karena itu, menangislah sekarang dan keluarkan semua bebanmu. Buatlah hatimu lega ... seperti yang kau inginkan dan kuharap pelukan ini bisa menenangkan hatimu, meski sedikit."

***


omong2, Darren pinter tarik ulur, yha wowokowk



Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Where stories live. Discover now