#18

75.7K 3.7K 65
                                    

140 votes and 10 comment for next! 


double karena udah lama ga up!


***



"Kau mengalami semua itu dan kau tidak menceritakannya padaku selama ini?" Mata Angela membulat sempurna saat ia selesai mendengarkan cerita Violet dari awal ke akhir. Mereka saat ini berada di salah satu restoran yang cukup terkenal di New York karena jam perkuliahan sudah selesai. Tadi, ada Joseph yang lagi-lagi masih menunggui Violet, tapi ia dan Angela untungnya bisa kabur--seperti biasa. Lelaki itu memang pantang menyerah, tapi Violet belum bisa menemukan waktu yang tepat untuk menjelaskan situasi yang ada pada Joseph.

Dan sekarang, dia malah berakhir di sini. Di hadapan Angela yang hampir memuncratkan kembali jus jeruk yang baru ia tegak kala ia selesai mendengar cerita Violet. Belakangan Violet memang banyak berpikir dan ia rasa ... ia bisa mempercayai Angela, sebagaimana ia mempercayai Marvin. Kakak beradik itu mungkin bisa membantunya melewati masa-masa sulit--setidaknya begitulah harapan Violet.

"Aku minta maaf." Violet menarik napas. "Aku memang bukan anak orang kaya sejak awal. Aku tak ingat jelas siapa orang tuaku, tapi aku selalu memperingati kematian mereka setiap bulan. Meski aku tak tahu wajah mereka. Aku ... aku juga selalu bertahan dengan keluarga Barson selama ini karena kutahu aku tak punya siapa pun lagi di dunia yang mau menampungku, lalu ... aku bertemu dengan Darren. Aku ... aku sungguh mencintainya, aku juga tak tahu kenapa, tapi ... dia ... dia sudah mencintai perempuan lain. Dan ...."

Violet memang tadi belum menceritakan bagian Marvin yang menemaninya karena ceritanya yang sebelum ini fokus pada kehidupan masa lalu Violet dan bagaimana ia diperlakukan di keluarga Barson. Angela sangat marah ketika tahu Violet dianggap sebagai boneka oleh keluarga itu. Sahabatnya itu memang tak menginterupsi cerita Violet, tapi Violet bisa tahu dari kilatan matanya tentang emosi yang sedang Angela rasakan.

Angela masih bergeming saat Violet memutuskan untuk melepas kata-kata berikutnya. Serentet kalimat yang membuat Angela hampir tersedak salivanya sendiri.

"Dan ... Marvin tahu soal itu. Dia bilang, aku bisa bercerita padanya kapan saja. Lalu pada malam hari setelah kita pulang dari butik, Darren pergi ke tempat perempuan itu. Aku ... aku hancur. Aku memanggil Marvin ke apartemen dan--"

"Dan kalian bercinta?" potong Angela cepat yang membuat Violet melotot kaget.

"Tidak! Tidak seperti itu!" seru Violet heboh yang membuat beberapa orang menatap mereka penasaran. Sadar akan perbuatannya, perempuan itu kemudian menutup mulut dengan tangannya dan mengecilkan volume suara. "Maksudku, aku masih virgin, aku dan Darren tak pernah melakukan apa pun. Begitupula dengan Marvin. Kami hanya menonton film horor semalaman dan dia memelukku ketika aku menangis."

"Wait, kau bilang film horor?"

Violet mengangguk. "Iya, Marvin mengajak nonton film horor, karena dia bilang menjerit akan membuatku lebih lega. Lalu dia juga membawa banyak sekali cokelat--agar aku senang. Dan beberapa kaleng bir tanpa alkohol. Lalu ... ada satu hal lagi ...."

"Apa itu?"

"Dia juga bilang kalau ... dia menyukaiku."

"Woah." Angela bertepuk tangan keras, wajah takjubnya membuat Violet kebingungan. Ia bahkan tak menyangka kalau reaksi Angela akan begini, ia kira ... ia mungkin akan dihakimi oleh sahabatnya itu ... karena berani dekat dengan Marvin, di saat Violet sendiri sudah menikah dengan Darren. "Aku berani bertaruh, kali ini Marvin tak main-main. Aku tak menyangka kalau dia bisa begitu."

"Oh. Ayolah jangan berputar-putar, Ngel. Maksudmu apa?" Violet berdecak karena ia tak paham. "Apa yang kau maksud dengan 'dia bisa begitu'?"

"Oh, my, kau lemot seperti kakakku rupanya. Oke, karena kau tak paham--mengingat kau sangat polos, sahabatku sayang--aku akan menjelaskannya." Angela menyentuh tangan Violet dan membuat kontak mata dalam di antara mereka berdua.

Perempuan itu memastikan kalau Violet mendengar semua yang ingin ia katakan.

"Listen carefully, Honee. First, saudara laki-lakiku yang bodoh itu punya hasrat seksual yang tinggi. Aku berani bertaruh dia kesakitan ketika berduaan denganmu sepanjang malam dan tak melakukan apa pun, since he always do sex with many girls, dia itu maniak, jadi ... sangat amat terhormatlah kau Violet Malferent karena berhasil membuat seorang Marvin menahan gairahnya, and you must be so special karena dia tak ingin merusakmu. Dia tahu kau perempuan baik-baik and damn, apa yang kau lakukan pada saudaraku sampai dia bisa semanis itu?"

Perkataan Angela itu membuat darah Violet berdesir--lagi. Perilaku Marvin yang kemarin sudah terasa cukup manis dan sekarang ... adiknya mau menjelaskan ini pada Violet?

Oh, dia akan terkena diabetes!

"Yang kedua, Honee. Dia tidak suka film horor. Menurut Marvin hantu itu tak ada. Dia suka film action dan horor tak pernah masuk ke dalam list filmnya. Namun, dia mengajakmu nonton film horor after a long time, supaya kau bisa berteriak untuk melepaskan semua beban? Aku tak pernah melihatnya seperhatian itu pada wanita."

Oke, pipi Violet sekarang semakin memerah. Terlebih lagi karena matanya masih berpandangan dengan milik Angela, yang jelas sangat mirip dengan punya Marvin. Ia jadi kembali mengingat kenangan tiga hari yang lalu, di mana lelaki itu mengecup dahinya--bagian ini sengaja tak Violet ceritakan, karena ia merasa sedikit awkward untuk memberitahunya pada Angela.

"Yang ketiga, dia tidak suka bir kalengan yang tanpa alkohol! Kau tahu, rasa mereka sama seperti soda bagi Marvin yang sudah sering menegak minuman keras hampir setiap hari--hambar. Namun, dia tak mau membuatmu mabuk dan malah membeli hal yang tak ia suka, how cute. Sekarang aku jadi mendukung hubungan kalian, damn. Seharusnya sejak awal kukenalkan saja kau dengan kakakku--sebelum kau menikah dengan Darren."

"Are you serious, Angela? Aku sudah menikah dan kau mendukung kakakmu untuk dekat denganku?" Violet menggelengkan kepalanya, masih tak menyangka dengan respons yang Angela tampilkan. Perempuan itu berusaha untuk berhenti merona setelah Angela menjelaskan perbuatan Marvin kemarin--sungguh, Violet harus berhenti memikirkannya, sebelum ia terjatuh semakin jauh.

"Why not? Darren kan selingkuh, jadi kau harus selingkuh juga, dong, biar impas." Angela menyengir. "Lagi pula wanita yang Marvin pacari sebelum-sebelumnya juga tidak semuanya single. Aku akan lebih senang bila dia berhenti main-main dengan sembarang perempuan dan serius denganmu, aku juga yakin dia mau menunggumu bercerai dengan Darren."

"Bercerai? Aku tak pernah memikirannya ...." Violet bergumam pelan. "Ah ... pokoknya ... itu yang ingin kubicarakan. Sekarang aku merasa sedikit lega karena sudah bisa berbagi denganmu, maaf karena sudah menutupinya selama ini."

"Tak apa, tapi kalau lain kali kau mengulanginya, maka akan kupastikan kau kukurung dengan Marvin di dalam kamar yang sama selama seminggu penuh." Angela berkata dengan nada mengancam.

Violet tertawa ketika ia mendengar ancaman sahabatnya yang sama sekali tak masuk akal itu. "Dasar perempuan gila!!"


***



Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Where stories live. Discover now