#4

93K 4K 45
                                    

aku update 3x hari ini

kalau votenya lewat 40 dan komen 10, besok aku janji up!

**

Violet telah sampai di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota New York setelah Angela menjemput Violet di depan apartemen dengan mobil sport  yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu.

Jika membicarakan soal sahabat Violet, kalian harus tahu kalau dia hampir mendekati kata sempurna. Dia kaya, cantik, rambutnya indah, dia juga cukup pintar, dan dia sangat royal! Violet dan Angela telah bersahabat sejak semester satu di Universitas New York (New York University). Mereka sama-sama mengambil bisnis. Violet memang disekolahkan di tempat yang bergengsi sejak dulu, itu karena Nyonya Adriana dan Tuan Randy sedang menanam investasi di dalam dirinya. Ya, begitulah Violet menganggapnya.

Oh! Violet tadi bilang kalau Angela sangat mendekati kata sempurna, bukan? Hanya satu saja kekurangan Angela bagi Violet, yakni : dia agak sinting.

Ya, Angela Frew sering kali membuat Violet menggelengkan kepala dengan aksinya, tapi jika tidak ada Angela, Violet mungkin akan merasa kesepian sekali di kampus. Perempuan itu adalah moodbooster-nya. Tidak ada orang yang seasik Angela dan Violet bersyukur karena mereka adalah sahabat.

"Weii kok bengong!!" Angela menjerit di samping telinga Violet yang membuat perempuan bermata abu itu terkesiap sampai hampir terjengkang dari kursi. Saat ini, mereka berada di salah satu restoran cepat saji yang ada di pusat perbelanjaan karena Angela terus mengeluh kalau dia lapar, jadi mereka mampir sejenak ke sini. Dan Angela meneriaki Violet di depan banyak orang, berkat perempuan itu mereka menjadi pusat perhatian sekarang.

"Malu, Ngel! Maluuu!" Violet mengeluh ketika beberapa pasang mata terus memperhatikan mereka, termasuk pegawai restoran berkat suara merdu Angela. "Bisa-bisa diusir nih."

"Santai." Angela duduk sambil membawa nampan makanan. Tadi dia memang memesan dan Violet hanya menunggu karena ia sudah makan sebelum pergi. "Gak ada yang negur juga. Lagian kalau mau ngajak ribut boleh aja sih, aku lagi bosen. Malah tadi suntuk banget karena dimarahin Mrs. Greg di depan kelas. Ngeselin banget tuh nenek lampir sumpah."

Violet membulatkan mata sambil terkekeh. "Serius? Ketangkep basah sampe dimarahain sama dia? Siap-siap deh tuh nilai anjlok, Ngel."

Angela mengangguk sambil mengunyah burger ukuran jumbo yang ia beli. "Udahlah, mau gimana lagi. Lagian tadi aku lagi bales chat sama Seth juga sih sebelum chatmu masuk. Mrs. Greg kayaknya udah sadar sejak lama kalau aku main ponsel dan dia diemin, terus lama-lama dia kesel sendiri karena bukannya berenti, aku malah cekikikan."

"Gimana dengan Seth? Kalian udah baikan?" Violet melempar pertanyaan saat ia mendengar nama lelaki yang berstatus sebagai pacar Angela Frew.

Angela menggeleng. Mulutnya penuh dengan makanan. Butuh beberapa detik bagi perempuan itu untuk menjawab karena ia mengunyah terlebih dahulu. "Dia masih aja lebay, ngeributin hal-hal kecil. Aku mulai capek deh, Vi. Rasanya pengin putus terus cari yang baru, yey ... kalau aja semudah itu."

Violet tertawa. Dia tahu betapa Angela mencintai Seth dan sebaliknya. Hubungan mereka memang belum lama, tapi Violet bisa merasakan chemistry yang kuat di antara Seth dengan Angela dibanding dengan mantan-mantan Angel sebelumnya.

"Seandainya aja aku segila Marvin, mungkin dari kemarin-kemarin Seth udah kubuang jauh ke sungai."

"Marvin?" Violet menyebut nama yang terasa familier. Angela pernah membicarakan soal Marvin beberapa kali, tapi Violet tak pernah tertarik. Jujur ia baru tertarik hari ini karena kemarin ia baru tahu ... kalau kakak Angel ternyata kenal dengan Darren, mereka bahkan bersahabat.

Angela dan Violet memang sangat dekat, tapi mereka tidak sering membicarakan soal keluarga. Violet sengaja, sih, dia memang tidak ingin membicarakan soal keluarga Barson karena ia tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari keluarga itu.

Namun, Angela berbeda. Dia terlahir dari keluarga yang tampak harmonis, hanya saja ia jarang membicarakan semuanya. Mungkin ia tak tertarik dan menganggap topik itu tak menarik, entahlah.

"Oh! Oh! Aku baru ingat!" Angela menyeruput sodanya dan menatap Violet dengan pandangan berbinar. Sahabatnya itu makan dengan lahap. Dia bahkan menghabiskan porsi burger jumbo dalam kurun waktu yang sebentar. "Jadi, bagaimana dengan malam pertamamu? Apa Darren hot ...? Is he great? Please let me know!"

Violet mendesah pelan. Angela sangat terkejut ketika tahu Violet menikah dengan Darren, pasalnya ia tak menyangka kalau Darren yang selama ini Violet sebut adalah Darren yang sama dengan sahabat kakaknya. Angela memang tak terlalu dekat dengan Darren, tapi mereka telah saling kenal untuk jangka waktu yang lama.

"Kami belum melakukannya. Dia dan aku kemarin begitu kelelahan, jadi kami tidur saja." Violet menjawab setengah berbohong setengah jujur. "Jadi, jangan mengharapkan cerita yang kotor dariku karena kau tak akan mendapatkannya."

"Apa ini? Kalian tidak seru." Angela memprotes sambil mengerucutkan bibir. "Omong-omong aku masih tak sangka kalau kau sudah menikah ... dengannya ... di saat kau sebelumnya selalu menolak ketika aku mau menjodohkanmu. Well, setidaknya suamimu adalah pria yang tampan."

"Omong-omong, apa kau mengenal Darren dengan baik?"

"Tidak juga." Angela memakan kentangnya yang telah ia campur dengan saus. "Dia terlalu pendiam kalau di dekatku, tapi dia sangat berisik bila bersama dengan Marvin. Mereka berdua sama-sama idiot."

"Idiot?" Violet mengulang kata yang terasa tak pas bila dipasangkan dengan Darren. "Dia memang sangat pendiam, dia bahkan jarang berbicara padaku."

"Mungkin karena dia belum terbiasa. Sejauh aku mengenalnya, dia baik, hanya saja aku merasa dia agak tertutup pada orang lain. Jadi sepertinya ... kau harus berusaha lebih keras. Kau mungkin harus melakukan tugas-tugas istri mulai sekarang, seperti memasak, uhm, menyiapkan baju ... dan yang begitu." Angela tampak bingung ketika ia harus menyebut apa saja tugas seorang istri. "Oh! Aku lupa kalau belum memberimu kado! Mari kita beli satu lusin lingerie setelah ini untuk kau pakai di depan dia!" seru Angela bersemangat.

"Dasar gadis gila!" Violet tertawa ketika mendengar kado yang Angela hendak kasih padanya. Namun, ketika gelak itu surut, Violet justru memikirkan ucapan Angela.

Bukan! Tentu saja bukan soal selusin lingerie yang ingin perempuan itu berikan padanya. Melainkan yang ini ....

Kau harus berusaha lebih keras.

Sepertinya benar, Violet memang harus berusaha lebih keras. Dia akan melakukan yang terbaik untuk pernikahan ini karena bagaimanapun juga sekarang Darren adalah suaminya dan bagi Violet pernikahan ini tetap sakral meskipun awalnya semua penuh dengan paksaan.

Apa yang telah disatukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia, bukan?

Marrying Mr. BASTARD! [TAMAT]Where stories live. Discover now