3. Preggo Girl

28.4K 1.3K 138
                                    

Kehidupan Jully sejak kejadian itu masih baik-baik saja. Dia masih pacaran dengan Alec dan bermain dengan Lana. Terkadang bila ingin ramai dia keluar bersama teman yang lain, Carissa, Willa juga Shanika. Kehidupannya bersama Alec juga masih sama, makan siang bersama, nonton, menghadiri konser ataupun ke gamezone. Sebagaimana kehidupan normal anak ABG pada umumnya. Hingga pada suatu hari, mama yang kebetulan berada di rumah dan membereskan kamar putrinya, menemukan pembalut wanita yang masih utuh 2 kantong. 

"Jully, sini deh Nak mama mau tanya," panggil mama kepada putri bungsunya. 

"Ada apa ya Ma?" tanya Jully yang sedang sibuk mengunyah marshmallow

"Ini pembalut kok utuh? Gak dipake emang?" tanya mama menyodorkan dua kantong pembalut. 

"Enggak Ma," jawab Jully dengan polos. 

"Kok gak dipake?" tanya mama keheranan. 

"Kalo belom mens kenapa pake pembalut Ma?" Jully malah bertanya balik. 

"Jully belum mens?" tanya mama menyelidik. 

Jully hanya menggeleng sementara mama mulai berpikir. Di sini ada dua kantung pembalut, biasanya dalam satu bulan dia menghabiskan satu kantung. Kalau ini sampai utuh dua kantung, apa jangan-jangan tidak mens selama dua bulan. Karena anaknya setahunya hanya pakai benda ini bukan tampon, moon cup apalagi kain bekas buat ganjel. Kepala mama seketika terasa penuh oleh beragam pertanyaan, kenapa putrinya ini tidak mens sementara dia terlihat baik-baik saja. Kecuali dia memang agak banyak makan kata asisten rumah tangganya, mulut Jully tidak berhenti mengemil dan dia jadi agak montok. Iya, anaknya agak montok.

"Mama buatkan janji dengan dokter ya Nak," kata mama sambil meraih smartphone.

Jully hanya mengangguk polos

***

Mama melambaikan tangannya memanggil Jully masuk. Jully hanya menurut saja sesekali melirik ke arah tulisan yang tertera. Obgyn? Jully ingat waktu tante ada yang mens hingga lama juga katanya pergi ke obgyn. Jully berpikir mungkin urusan mens memang masuknya ke dokter yang begini. Jully tidak paham dan dia hanya menurut saja apa yang dikatakan oleh mamanya. 

Dokter bertanya banyak hal dan seketika membuat Jully kecil kebingungan. Yang Jully paham, dia hanya tidak mens entah berapa lama dia tidak menghitungnya. Memang apa pentingnya menghitung mens segala, seperti orang kurang kerjaan saja. 
Tapi dokter ini malah bertanya hingga kemana-mana, dan membuat Jully semakin bingung. Mama Jully menjadi merengut. 

"Dokter ini aaah, Aku takutnya dia ada kista kek, miom kek, ato nganu yang lain gitu serem. Bukan ke arah situ, dia kan masih kecil Dok," protes mama tidak terima.

"Kalo miom itu malah mens gak berhenti-henti Bu," jawab dokternya menyanggah. 

"Lha terus anak saya kenapa dong Dok?" tanya mama makin merengut. 

"Ya udah, kita periksa saja ya. Di USG saja ya kita cari permasalahannya apa," kata dokternya menengahi biar tidak semakin ribut. 

Jully sudah berada di atas exam bed dengan probe yang berjalan-jalan di atas perutnya. Terasa dingin dan licin, Jully masih juga tidak paham yang terjadi. Dia hanya melongo saja tidak paham ketika semua memasang wajah tegang, memangnya apa yang sudah terjadi. 

"Loh Bu, ini loh ada janin ini lho," kata dokternya kaget bercampur bahagia. 

"Lhoooo," sahut mama kaget. 

"Udah lumayan gede lho ini, dari ukurannya sih udah 8 weeks," kata dokternya menunjuk benda abstrak di monitor yang barusan dia sebut dengan sebutan janin. 

Mommy, Please Say Yes !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang