23. Daddy, Meet My Mom!

29.2K 1.5K 38
                                    

"Aleccia," panggil Jully kepada putrinya yang sedari tadi sudah melambaikan tangannya.

Suara itu merdu tapi mencekam bagi hati Alec, memang dia begitu menginginkan bisa kembali bertemu dengan Jully, tapi bukan sekarang, tidak begini juga. Pria itu masih belum siap, beragam kekhawatiran berlalu lalang. Bagaimana bila wanita itu mengulangi lagi kisah lama, mengusir Alec mungkin. Dan itu terjadi di depan Aleccia, hal seperti itu tidak boleh terjadi.

"Mommy," jawab Aleccia memanggil mamanya.

"Kok ke sini? Mama kan udah mo pulang sebentar lagi." Jully bertanya sedikit heran, kenapa tidak tunggu saja di rumah.

Mata Jully menelisik, anak gadisnya datang ke klinik beserta seorang pria yang usianya jauh di atasnya. Pria itu, mungkin malah seumuran dirinya. Aleccia ini benar-benar sulit dinasehati, berapa kali ibunya ini harus berkata, jangan bergaul dengan om-om. Hanya ada satu yang mengherankan bagi Jully, gadis kecil ini sedang menggenggam tangan pria itu dan juga sebaliknya.

Pria itu, yang dari belakang mirip dengan seseorang apalagi rambutnya. Mungkin Jully terlalu berhalusinasi, kenapa pikirannya langsung melayang kepada putra dari bangsawan Londo itu. Dan lagi, dia terlihat sombong sekali, sedari tadi hanya memunggunginya, sedikit menoleh pun tidak. Jully agak merasa kesal, spesies macam apa yang dibawa oleh putrinya kali ini.

"Siapa?" tanya Jully sembari mencolek pipi putrinya.

"Owh, ini ... Daddy ini Mommy Aleccia. Namanya dr. Jully." Aleccia menarik tangan Alec sedemikian rupa.

Dengan berat Alec terpaksa memutar tubuhnya, tapi bagaimana pun dia tetap tidak berani memandang Jully secara langsung. Banyak kisah dan perkara yang bertumpuk membuat pertemuan setelah belasan tahun lamanya itu tidak romantis. Wanita itu berdiri tepat di hadapannya, begitu cantik.

"A ... Lec!" pekik Jully terkejut.

Jully terkejut setelah beberapa lama terdiam, kakinya melangkah mundur perlahan sementara napasnya tertahan beberapa saat. Ada Alec yang berada di depannya, begitu tinggi dan wajah itu sedikit banyak juga berubah. Ketampanan itu masih sama, mata polos yang tampak ketika dia sedang kebingungan itu juga sama seperti belasan tahun lalu.

Waktu terasa berhenti entah berapa lama, tanya kembali bermunculan di kepala Jully. Alec sedang bersama dengan Aleccia, bagaimana mereka bertemu dan kenapa Aleccia memanggil dengan sebutan daddy. Putrinya tidak pernah bercerita kalau dia sudah menemukan daddy-nya, sejak kapan mereka bersama dan sejak kapan mereka mengetahui satu sama lain.

"Come on apa yang terjadi dengan kalian?" tanya Aleccia yang mengeluh dia sudah diabaikan.

"Alec," gumam Jully yang masih terdengar kaku.

"Yess Mommy," jawab Aleccia dengan ruang.

"Mommy kamu manggil daddy sayang, bukan manggil Aleccia." Alec berkata setelah akhirnya dia memberanikan diri menatap Jully.

Aleccia yang berada di antara dua orang dewasa itu hanya melongo dan melihat ke arah Jully dan Alec dengan pandangan bingung. Suasana terasa berubah seketika, tadi masih terasa hangat dan menyenangkan, tapi sekarang sunyi dan sedikit mencekam, dingin dan kaku. Gadis itu tidak paham, apa mereka sudah saling kenal atau bagaimana.

"Mommy, Daddy Alec sakit. Aleccia ajak kesini biar Mommy periksa." Bibir Aleccia akhirnya berbunyi berusaha mencairkan suasana.

"Daddy?" tanya Jully berusaha menyelidik dan seketika mengarahkan pandangannya ke arah Alec seperti meminta jawaban. Tapi bukannya menjawab pria itu hanya mengangkat bahunya saja.

"Mommy," panggil Aleccia sekali lagi.

Jully tersentak, sejenak dia mengambil napas panjang dan berusaha menguasai keadaan. Ini urusan rumah tangga dan mereka sedang berada di sebuah ruang publik. Ada berapa pasang mata yang tengah memandangnya saat ini. Bagaimana pun itu adalah aib yang seharusnya disimpan dengan rapat.

Mommy, Please Say Yes !Where stories live. Discover now