Chapter 17

31.5K 1K 9
                                    

Setelah Jack meninggalkan ruangannya, Marko mendekati Brian untuk bertanya sesuatu.

"Gue belum siap Bri," ujar Marko tiba-tiba.

"Siap belum siap, lo harus bertanggung jawab Mark, jangan sampai lo nyesel."

"Bukan cuma gue yang belum siap Bri, tunangan gue juga belum siap."

Brian beranjak dari tempat duduknya, menghadap Marko dengan rahang mengerasnya. Lalu Brian menghantam wajah tampan milik sahabatnya itu.

"Gue baru tau kalo selama ini gue sahabatan sama bajingan kayak lo! Terserah mau lo pertahanin atau mau lo gugurin anak lo!" Sentak Brian.

Brian meninggalkan ruang kerja miliknya, dan lebih memilih meninggalkan kantornya, bukannya meringankan pekerjaan Brian, Marko dan Jack hanya bisa memperburuk suasana hati Brian.

Brian memasuki rumah mewah miliknya, hari ini Brian sangat lelah. Karena banyaknya masalah yang berdatangan, belum lagi kabar bahwa Marko sudah menghamili tunangannya.

"Selamat datang tuan," sambut Sinta saat Brian memasuki ruang utama rumahnya.

Brian terus berjalan melewati Sinta tanpa menghiraukannya, menaiki lantai tiga rumahnya untuk menuju ruang kerjanya. Brian meletakkan semua berkas-berkas pentingnya disana, dan setelahnya Brian pergi ke lantai dua tempat dimana kamarnya dan kamar Nara berada.

Saat memasuki kamarnya Brian melihat Nara yang masih belum tidur, Nara menyambut Brian dengan senyum manisnya. Brian jarang sekali mendapat sambutan seperti ini, dan sekarang Brian benar-benar senang sampai lelahnya hilang.

Brian mendekati Nara dan mengecup bibir ranumnya.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Brian.

"Nunggu kamu."

"Ingat kesehatan kamu, jangan terlalu capek apalagi cuma buat nunggu aku pulang kerja."

Brian duduk disamping Nara, memandang wajah istrinya yang Brian rindukan. Sudah lama Brian tidak seperti ini dengan Nara, mengingat pekerjaan yang menumpuk akhir-akhir ini.

"Brian, aku gak nyaman sama Sinta." Ujar Nara.

"Gak nyaman gimana?"

"Dia itu gak sopan, dan aku rasa dia juga suka sama kamu," ucap Nara mengeluarkan unek-uneknya.

"Mungkin itu cuma perasaan kamu aja, buktinya tadi dia nyambut aku pulang kerja. Itu artinya dia sopan."

"Tuh kan, pasti dia itu suka sama kamu," kesal Nara.

"Tidak mungkin sayang," ucap Brian lebih halus.

"Terus aja belain dia!"

Nara merebahkan tubuhnya, dan menutupnya dengan selimut sampai ujung kepala.

"Jangan begitu, nanti kamu susah nafas," ujar Brian.

Nara sama sekali tidak menanggapi ucapan Brian, niatnya ingin melepas rindu dengan suaminya malah berakhir adu mulut seperti ini.

Mungkin Nara juga yang salah karena tidak tahu waktu, pasti Brian lelah setelah pulang kerja.

Brian meninggalkan Nara di atas ranjang sendirian, karena dari pulang kerja tadi Brian belum sempat membersihkan tubuhnya, Brian memasuki kamar mandi dan setelah selesai, Brian mengganti pakainya dengan pakaian yang lebih santai.

Saat ingin menaiki tempat tidur, Brian melihat Nara yang sudah tidak berselimut lagi. Dan istrinya itu sudah tertidur pulas.

Brian tersenyum melihat gaya tidur istrinya yang sangat lucu itu, Brian memposisikan dirinya tepat disamping Nara tertidur. Brian memeluk Nara dengan sedikit erat dan tertidur bersama.

Hidden Marriage (SELESAI)Where stories live. Discover now