Chapter 32

36.8K 1K 7
                                    

Hari ini Nara sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, dan Brian menyuruh Nara untuk kembali pulang ke rumahnya. Tapi Nara menolak karena tidak mau mengingat kejadian saat Brian berselingkuh dengan pelayan itu, Brian mengalah dan membelikan rumah baru untuk Nara dan anaknya.

Brian akan tetap tinggal dengan Nara dan Leon, sebelum dirinya resmi bercerai dengan Nara, dan Nara pun menyetujuinya.

"Ututu anak papa pagi-pagi udah wangi ya," ucap Brian yang sedang menggendong Leon.

Nara hanya bisa tersenyum melihat interaksi antara ayah dan anak itu, apalagi saat Nara melihat Leon yang sesekali tersenyum mendengar celotehan papa nya.

"Leon sangat tampan sekali bukan?" Tanya Brian meminta pendapat Nara.

"Ya, bahkan aku merasa jatuh cinta pada Leon setiap harinya," ujar Nara.

"Apa kamu tega melihat Leon terluka dengan perceraian kita?" Tanya Brian sekali lagi mengenai perceraiannya dengan Nara.

"Lalu, apa kamu bisa menjamin untuk tidak menyakiti hatiku ketika kita tidak bercerai?" Ucap Nara balik bertanya.

"Setidaknya aku akan berusaha untuk kalian, saat ini aku sedang mengalahkan rasa egois ku yang tidak ingin berpisah denganmu. Aku terlalu mencintaimu Nara, apa kamu tidak memikirkan perasaan Leon yang masih Kecil?"

Nara tidak bisa memberikan jawaban apapun untuk pertanyaan Brian, karena semua pertanyaan yang Brian berikan seakan-akan memojokkannya.

Nara lebih memilih masuk ke dalam kamarnya, daripada terus di tanya hal yang membuat Nara goyah dengan keputusannya, Brian yang melihat Nara beranjak dari tempat duduknya hanya membiarkannya saja. Mungkin Nara butuh waktu untuk berpikir, agar Nara bisa memikirkan perasaan Leon juga.

"Jadilah pengikat hubungan antara papa dan mama ya sayang," ucap Brian yang di tunjukkan pada putra kecilnya.

Brian yang bosan dari tadi hanya duduk-duduk saja, beranjak juga dari ruang tamu itu menuju taman belakang, rumah yang Brian dan Nara tempati saat ini sama besarnya dengan rumah yang dulu. Hanya saja rumah ini hanya terdapat dua lantai.

"Nanti kamu sering main di sini ya sayang, main bola sama papa," ucap Brian, masih dengan menggendong Leon.

Entah kenapa Brian sangat tidak ingin jauh dari Leon, Brian selalu ingin di samping Leon untuk menjaganya.

Baru saja Brian ingin kembali ke kamarnya, tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan adanya pesan masuk dari seseorang.

Dengan sedikit kesusahan Brian mengambil ponsel yang ada di kantong celananya, saat melihatnya ternya Jack yang mengirimnya pesan.

Lagi dan lagi masalah Darius yang terus mengancam Jack, Brian tidak suka dengan cara Darius yang seperti bajingan ini. Brian tahu kalau Jack tidak takut dengan Darius, justru Jack mampu melawan Darius. Hanya saja Brian takut akan rencana licik Darius, yang sama seperti Tania adiknya.

"Makan siang sudah siap!" Seru Nara dari dalam dapur.

Brian kaget dengan suara Nara, hampir saja Brian melempar ponselnya. Brian rasa Nara masuk kamar sejak tadi, Lalu kenapa sekarang sudah menyiapkan makanan saja? Istrinya memang hebat.

Brian segera menuju meja makan dan melihat istrinya yang sedang duduk siap untuk makan bersama Brian.

"Wah sepertinya enak!" Seru Brian.

"Kamu makan dulu saja, biar aku yang menjaga Leon," ujar Nara.

"Lebih baik kamu yang makan duluan, supaya ASI mu lebih banyak untuk Leon."

"Baiklah."

Nara pikir ucapan Brian ada benarnya juga, jadi Nara memutuskan untuk makan terlebih dahulu dan membiarkan Brian yang menjaga Leon.

Brian hanya duduk sambil memandang wajah anaknya yang sedang tertidur lelap, rasanya Brian gemas ingin menggigit pipi Leon yang yang seperti bakpao.

***

Malam hari ini Nara sudah bersiap ingin tidur setelah menyusui Leon, dan sekarang Leon sudah tertidur di tengah ranjang mengatasi antara Nara dan Brian.

"Selamat tidur anak mama yang paling tampan," ucap Nara sambil mencium pipi putra kecilnya.

Sebelum tidur Nara melihat kearah Brian yang sudah lebih dulu tertidur, Nara sangat bangga dengan Brian yang selama ini ikut membantunya menjaga Leon.

Baru saja Nara ingin memejamkan matanya, tapi ponsel Brian mengagetkannya.

"Brian, ponselmu berdering." Ujar Nara mencoba membangunkan Brian.

"Apa?" Tanya Brian masih belum sadar.

"Ponselmu berdering, coba angkat saja siapa tahu itu penting," ucap Nara.

Dengan mata yang masih mengantuk, Brian mengangkat panggilan yang itu ternyata dari Jack.

Jack menyampaikan bahwa malam ini Darius akan menghabisinya, dan Brian tidak mungkin tinggal diam saat nyawa sahabatnya ada dalam bahaya.

"Nara, aku akan pergi malam ini. Jaga diri dan jaga Leon baik-baik, kalau ada sesuatu langsung hubungi saja aku." Ujar Brian terburu-buru.

"Kamu mau kemana?" Tanya Nara yang sedikit khawatir.

"Ada urusan, aku pergi," Brian mencium Nara terlebih dahulu sebelum pergi.

Nara curiga Brian mempunyai urusan yang tidak baik, bukan soal wanita lain. Hanya saja Nara merasa khawatir dengan Brian yang pergi pada malam hari.

"Semoga semuanya baik-baik saja," lirih Nara.

Nara kembali ke atas ranjangnya, dan tertidur dengan memeluk Leon.

Sedangkan Brian sudah sampai di rumah Jack, Brian bisa melihat Jeremy yang sudah ada di situ.

"Gimana?" Tanya Brian.

"Kita tunggu saja, sebentar lagi Darius akan datang bersama anak buahnya." Ujar Jeremy.

"Marko gak gabung?" Tanya Brian.

"Istrinya baru saja melahirkan," saut Jack.

Brian jadi teringat dengan Leon, rasanya Brian tidak kuat untuk meninggalkan anaknya walau hanya sebentar saja. Apalagi Brian harus meninggalkan Nara sendirian untuk menjaga Leon, yang selalu terbangun tengah malam.

"Gue gak enak ninggalin Nara sama Leon di rumah," ujar Brian.

"Sorry Bri, gue kira Nara masih di rumah sakit." Ucap Jack dengan nada bersalahnya.

"Tidak apa, lagi pula ini tidak akan lama," ujar Brian.

Tidak berapa lama Darius dan anak buahnya datang, Jack dan kedua sahabatnya keluar untuk menemuinya.

"Wah ternyata di sini ada Brian juga," ujar Darius dengan Nara meremehkannya.

"Kenapa memang?" Tanya Brian tidak kalah dengan nada meremehkan Darius.

"Aku takut di penjarakan oleh mu," ucap Darius masih dengan nada yang sama.

"Bangsat!" Seru Brian.

Dengan penuh emosi Brian langsung menghantam wajah Darius, dan selanjutnya terjadilah baku hantam antara kubu Brian dan kubu Darius.

Saat ponselnya berdering berkali-kali Brian merasa terganggu, karena sekarang bukan saatnya meladeni orang lain. Akibat tidak fokus Brian beberapa kali terkena hantaman dari Darius.

Jeremy datang untuk membantu Brian, sedangkan Brian lebih memilih mundur untuk melihat siapa yang sedari tadi menghubunginya.

Ternyata Nara yang menghubunginya berkali-kali, bahkan Nara juga mengirimnya sebuah pesan. Saat bria ingin membaca pesan itu, Nara kembali menghubunginya lagi.

"Brian cepat pulang! Badan Leon demam tinggi, dan Leon memuntahkan isi perutnya sedari tadi!" Teriak Nara di seberang sana.

***

Hidden Marriage (SELESAI)Where stories live. Discover now