Chapter 26

34K 1K 10
                                    

Nara mengelus perutnya dengan sayang, sejak tadi bayi yang ada di dalam kandungannya terus menendang. Nara berharap bayinya baik-baik saja, dan saat tiba waktunya nanti Nara bisa melihatnya lahir ke dunia.

"Anak mama pinter ya sayang, sehat-sehat terus ya nak."

Entah sampai kapan Nara akan terus terkurung di sini, Nara tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya ditempat seperti ini. Nara ingin segera keluar dan hidup dengan damai, tidak sengsara seperti ini.

Hampir setiap hari Nara mendapat perlakuan buruk dari Thomas dan Tania, meskipun Nara bertekad ingin melawan mereka, tapi nyatanya Nara tidak mampu. Mereka berdua sedangkan Nara hanya sendiri, dan mereka dengan tenaga yang kuat sedangkan Nara tidak punya tenaga, karena setiap harinya harus menerima pukulan.

Sedangkan di lain tempat, semua orang berkumpul di satu ruangan milik Willy Anderson, tidak ada yang berani mengeluarkan suara sedikitpun di depan Willy.

"Saya sudah menemukan wanita bernama Nara," ucap Willy dengan suara beratnya.

"Thomas Eduardo adalah dalang di balik semua ini, secepatnya kita akan langsung mengepung bangunan tua di tengah hutan itu. Siapkan diri kalian semua, terutama kau Brian!" Tegas Willy.

"Baik om," kata Brian.

Willy menatap empat orang di hadapannya dengan garang, apalagi saat melihat kearah Brian. Willy sudah menganggap mereka sebagai anaknya sendiri, kecuali Jeremy yang memang anak kandungnya sendiri.

Willy kecewa dengan Brian yang tidak mampu menjaga istrinya, apalagi saat Willy mendengar bahwa Brian bermain belakang dengan pelayan di rumahnya.

"Kalian semua boleh pergi, kecuali kau Brian!"

Jeremy, Jack, dan Marko segera keluar dari ruangan itu. Bukan untuk pergi melainkan untuk menunggu Brian keluar, setelah urusannya dengan Willy selesai.

Sedangkan di dalam ruangan itu, Brian merasakan ketegangan tersendiri saat Willy lama tidak membuka suaranya, Brian sangat siap jika Willy akan mengamuk padanya karena kesalahan yang ia buat.

"Apa kamu mencintai istri kamu nak?" Tanya Willy dengan suara yang lebih lembut.

"Saya sangat mencintainya om."

"Lalu kenapa kamu berselingkuh di belakangnya? Atau kamu sudah mulai bosan dengan istri mu, sampai-sampai kamu tega menyakiti hatinya? di dalam rumah tangga memang terjadi hal bosan dan semacamnya. Tapi tidak dengan perselingkuhan nak, om hanya tidak mau kamu dengan yang lainnya akan menyesal sama seperti om dulu."

"Ini memang salah saya om, saya benar-benar tidak berniat selingkuh atau mengkhianati istri saya sedikitpun. Saya di goda perempuan itu om, saya benar-benar khilaf," ucap Brian menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Jelas Willy sangat percaya mendengar cerita Brian, dia sangat hafal betul bagaimana kepribadian Brian, jika Brian sudah mencintai satu wanita, dia tidak akan mengkhianati wanita tersebut.

Sedikit cerita tentang Willy Anderson, dulu pada saat istrinya sedang mengandung Jeremy, Willy dengan sengaja berselingkuh di belakang istrinya. Awal perselingkuhan mereka memanglah sangat mulus, sampai pada akhirnya istri Willy mengetahuinya, dan hal yang paling menyakitkan bagi Willy sampai sekarang adalah, saat melihat istrinya gantung diri di kamarnya. Walaupun bayi yang berada di dalam kandungannya bisa diselamatkan, tapi nyawa istrinya tidak bisa tertolong, dan itulah alasan kenapa Jeremy tidak dekat dengan ayahnya sampai saat ini.

"Bersiap-siaplah, anak buah Thomas sangatlah banyak. Kita tidak boleh meremehkan mereka, ya walaupun nantinya mereka akan kalah dengan anak buah ku." Ujar Willy.

"Baik om, kalau gitu saya permisi." Pamit Brian.

Brian keluar dari ruangan tersebut, saat sampai di luar Brian melihat para sahabatnya masih berada di depan ruangan milik Willy.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Brian.

"Tentu saja menunggumu bodoh," ucap ketiga sahabatnya itu.

"Mari pulang," ajak Brian.

Mereka semua pulang ke rumah masing-masing, kecuali Brian yang akan mengunjungi rumah Nicholas. Brian ingin membicarakan soal Nara yang sudah diketahui keberadaannya, dan brain juga ingin membebaskan Nicholas dari tugasnya, yang selama ini ikut membantu Brian mencari Nara.

***

Malam ini Brian dan yang lainnya sudah merencanakan sesuatu untuk menyelamatkan Nara, setelah Willy memberitahu dimana letak Nara berada, Brian  dan ketiga sahabatnya akan langsung menuju rumah mewah yang terletak di tengah hutan itu.

Willy tidak ikut serta dengan mereka, karena Willy mempunyai urusan yang harus cepat ia selesaikan, tapi Willy tetap menyuruh anak buahnya untuk membantu Brian dan yang lainnya.

"Lo yakin mau berangkat sekarang Bri? Kita bisa nunggu papa setelah dia menyelesaikan urusannya," ujar Jeremy.

"Gue gak punya waktu banyak Je," ucap Brian.

"Baiklah, terserah lo aja," ujar Jeremy.

Jika itu sudah menjadi keputusan Brian, Jeremy hanya bisa mendukung dan membantu sahabatnya saja. Lagi pula Jeremy tidak mungkin bisa mengubah keputusan sahabat kerasnya itu.

Brian dan Jeremy sudah siap di dalam mobil, mereka berdua sedang menunggu Jack dan Marko yang akan sedikit terlambat. Tapi nyatanya dua sahabatnya itu tidak sedikit terlambat, melainkan hampir satu jam mereka baru saja datang.

"Kalau kalian tidak ada niat untuk membantu saya, lebih baik kalian tidak usah datang. Saya bisa sendiri tanpa adanya kalian." Ujar Brian dengan dengan bahasa formalnya.

Jack dan Marko hanya diam mendengar Brian yang berbicara dengan dingin, mereka tahu kalau Brian sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Nara. Jadi mereka semua memakluminya.

"Sudahlah Bri, lebih baik sekarang kita langsung berangkat." Ujar Jeremy.

Brian langsung menancap gas dengan kecepatan di atas rata-rata, dan di ikuti oleh mobil yang dikemudikan oleh Jack dibelakangnya.

Suasana malam yang dingin membuat Brian memikirkan keadaan Nara saat ini, ingin rasanya Brian bertemu dan memeluk Nara secepatnya.

"Biar gue yang bawa mobilnya, gue masih pengen hidup sama anak bini gue," ucap Jeremy melihat Brian yang membawa mobil sambil melamun.

Brian tiba-tiba saja menghentikan laju kendaraannya, dan meminta Jeremy untuk bertukar posisi, jadi sekarang Jeremy lah yang mengendarai mobil itu dengan santai.

"Kapan kita akan sampai, kalo lo bawa mobilnya kayak siput gini Je," ujar Brian kesal.

"Yang penting kita selamat Bri."

Brian hanya bisa sabar dengan sedikit kesal dihatinya, karena ucapan Jeremy ada benarnya juga. Tapi masalahnya Brian sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Nara.

Kedua mobil yang dikendarai oleh Jeremy dan Jack sudah memasuki area hutan, tidak ada kendaraan yang melewati jalanan itu selain mereka. Brian sedikit tidak percaya dengan jalan yang mereka lewati, Brian berpikir jangan-jangan Willy telah menipunya.

"Je lo yakin kesini? Atau jangan-jangan om Willy nipu kita lagi," ujar Brian.

"Jadi lo curiga sama bokap gue? Terus itu di depan apa?"

Brian yang sedari tadi melihat kearah Jeremy mengalihkan pandangannya ke depan, dan Brian bisa melihat rumah mewah di tengah hutan, yang kalau dipikir dengan logika itu pasti mustahil.

"Siapkan dirimu Je!" Seru Brian.

***


Hidden Marriage (SELESAI)Where stories live. Discover now