®MatahariLangitTwo

1.5K 66 1
                                    

Angin malam berhembus menusuk kulit dengan sensasi dingin, untungnya pria bertubuh tinggi itu sudah mengenakan jaket sehingga angin tidak mudah mengenai tubuhnya. Sudah jadi hobinya keluar malam untuk memenangkan pertandingan tancap gas dengan dua putaran.


Bisa dibilang Arsenio Edzard ini termasuk cowok yang dingin dan bad boy. Namun jika di sekolah ia selalu berprilaku baik dan tidak membuat onar hanya di luar saja dia bad boy.

Seperti pada malam ini. Ia pergi dari rumahnya tanpa ijin dari Ibu dan Ayahnya. Begitulah kehidupan seorang Arsenio sehari-hari, selalu kabur dari rumah dengan alasan ingin mencari hiburan.

"Semangat Arsenio...," ucap Auristela Friska

Arsenio hanya menatapnya sekilas lalu kembali fokus memakai helm full face nya.

"Gue yakin lo pasti menang!" Kata Auristela antusias.

"Tentu!" Jawab Arsenio datar.

Disebelah kiri Arsenio terdapat lawannya yang lumayan sulit untuk dikalahkan. Namun bagi Arsenio mengalahkan seorang Gavin Arkana itu sangatlah mudah.

Gavin melirik Arsenio dengan tatapan penuh emosi begitupun Arsenio menatap Gavin tajam.

"Kalian siap?!" Teriak Wanita yang berada di tengah-tengah jalan sambil membawa satu kain hitam.

Seketika Arsenio dan Gavin menutup kaca helm nya lalu meng-gas beberapa kali motor gedenya itu.

"Satu.....Dua...." jeda wanita itu. Arsenio menekan gigi motornya.

"Tiga!" Wanita itu melempar tinggi-tinggi kain hitamnya.

Arsenio melaju dengan kecepan penuh hingga Gavin berada dibelakangnya. Balapan malam ini sangat menegangkan karena, Arsenio dan Gavin adalah pembalap yang tidak mudah untuk dikalahkan.

®MatahariLangit.

"Langit!"  Teriak Matahari melengking keseluruhan ruangan. Merasa dipanggil Langit pun mendongkakan kepalanya menatap Matahari yang berada di anak tangga.

"Apa sih Ri?" Tanya Langit kemudian memfokuskan matanya lagi pada handphone.

"Lo kan yang udah berantakin kamar gue!"

"Kagak," jawab Langit tidak mau melihat Matahari.

Matahari bekacak pinggang sembari menatap Langit murka. "Alah bullshit!" Dengus Matahari terdengar marah.

Langit memilih mematikan game online nya seraya beralih menatap Matahari. "Emangnya kenapa?" Tanya Langit polos.

"Tengok aja sendiri." Kata Matahari sambil menarik lengan Langit untuk ikut ke kamarnya.

Langit menatap isi kamar Matahari.
Seketika matanya melebar tidak percaya. Pikir Langit, perasaan tadi Langit hanya mengacak-ngacak seprai doraemon Matahari. Kenapa buku-buku Matahari jadi ikut berserakan?

"Bukan ulah gue Ri sumpah!" Ucap Langit sembari menatap Matahari bingung.

"Nggak mungkin, buktinya gue liat lo tadi dikamar!" Keukeuh Matahari dengan tatapan sinis.

Matahari Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang