®MatahariLangitFour

1K 55 1
                                    

Rintikan Air bercucuran sangat Deras, membasahi Seluruh Kota Jambi. Waktu terus berputar cepat, Dan hari semakin gelap. Sial! 

Umpatan Dari seorang Matahari keluar dengan mulus begitu saja. Ya, dia sangat bosan menunggu hujan Reda, ditambah Menunggu Langit Latihan Basket! What? Latihan? Yoshh,Langit dan team nya Tetap Memaksakan Latihan meskipun di guyur hujan yang sangat Deras! Why?  Because,They are Akan mengikuti Lomba di SMA Galaksi 3 Garuda. Minggu depan!.

[Lapangan Indoor basket tidak memiliki atap jadi hujan mudah masuk]

Matahari melipat kedua tangannya didepan dada,Lalu menyenderkan punggungnya ke dinding koridor, sembari memasangkan earphone nya.

MatahariLangit.~

"Tangkap Za!." teriak Arya pada Reza.

Reza dengan cepat menangkap Bola nya lalu melemparkan pada Langit yang langsung ditangkap langit dengan sempurna.

Satu loncatan tinggi Langit mampu Memasukkan Bola basket pada Ring.

"Selesai!." teriak Langit kemudian berjalan pergi keluar lapangan.

Para team pun bubar dan mengambil tas nya masing masing, lalu melangkah pulang.

"Duluan woy.." pamit Reza yang sudah menggendong tasnya.

"Nebeng Za!." kata Arya.

"Kan rumah lo nggak searah sama gue?." ucap Reza.

"Hehehe, nebeng aja gitu."

"Emang lo kagak bawa motor?."

"Sapri gue sakit!."

Gengs. Sapri adalah Sepeda motor milik Arya Jastin. Jangan salah Sapri itu Motor Bagus Ya! Motor Gude :v.

"Ya elah ya udah ayok!." kata Reza yang langsung di ikuti oleh Arya.

"Duluan Lang." ucap Arya sembari terkekeh.

Langit menatap Keatas Ternyata Hari sudah gelap. Dan hujan belum juga Reda.

"Lang, lo nggak balik?" tanya Jaxin salah satu team basket.

Langit melirik lalu mengangguk.
"Balik kok."

"Kalo gitu gue duluan ya." pamit Jaxin.

Langit menggendong tasnya disebelah kanan, lalu tangan kirinya menggenggam sebotol air mineral.

Saat sudah sampai di koridor menuju ke arah Parkiran,Langkah Langit terhenti Ia menatap Lurus kearah Wanita yang tengah terpejam sembari menyender di dinding. Seketika senyum simpulnya terbit sekilas,kemudian ia melangkah lagi menghampiri wanita tersebut.

"Ri!" panggil Langit.

Matahari membuka matanya perlahan,Dan.....

"Astagfirullah Flower Boy anjirrr!..." Batin Matahari menjerit.

"Ri, maaf ya!" kata langit.

Matahari Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang