®MatahariLangit21

690 37 3
                                    

Setelah sampai dirumah,Wanita berambut panjang itu beralih masuk kedalam kamarnya dengan wajah yang lumayan murung. Entah kenapa dia merasa kesal saat melihat kejadian tadi, Dimana Arsenio menarik Matahari tiba tiba.

Adena melempar tas nya kesembarang tempat,Lalu merebahkan tubuhnya di ranjang empuk, Matanya menutup rapat rapat, sambil berusaha membuang bayangan Itu. Adena sendiri tidak mengerti kenapa dia dapat merasakan kesal ketika melihat nya.

"Jangan bilang kalo aku mulai tertarik sama Arsen!..." gumamnya tiba tiba melotot kan matanya.

"Aaaaa...Itu nggak akan terjadi,Aku cuman kesel karena Matahari ditarik gitu aja, bukan karena aku cemburu. Iya kan Adena!." Ujarnya pada dirinya sendiri.

Adena menutup wajahnya dengan bantal. Dia sungguh tidak mengerti!.

"Aaaddeeennnaaa! Udah makan belum?!." Tanya Ibunya dengan suara vocalnya.

Adena membuang bantal yang menutupi wajahnya, kemudian sedikit melirik kearah pintu.

"Mama beli makanan kesukaan kamu,Ayok makan dulu! Keburu abis entar." kata ibunya sembari mengetuk pintu kamar.

Adena mau tidak mau harus berjalan lemas menuju pintu, untuk membukanya.

"Kenapa lemes gitu sih,Na? Kamu sakit?." tanya Ibunya khawatir kemudian menempelkan telapak tangannya dikening Adena..

"Tapi nggak panas? Kamu kenapa?."

Adena menggelengkan kepalanya.
"Adena lagi badmood aja."

"Dasar anak gadis, kerjaannya galau mulu dah. Jadi inget jaman mama dulu." kata ibunya sedikit terkekeh.

Adena mengernyit.
"Emang mama dulu suka Galau?."

Ibunya tertawa cekikikan lalu memukul lengan Adena. Yang membuat Adena meringis sesaat.
"Mama galau juga karena papah kamu!."

"Emang papah kenapa?!."

"Dulu waktu Mama sama papah belum pacaran,Masih deket gitulah ya...Mama tu suka banget deketin papah kamu, sampe sering dibilang Nggak tau malu sama temen temen mama."

"iiihhkk Mama parah."

"Demi mengambil hati papah, mama rela dikata katain."

"Astaga! Punya emak Bucin banget dah." batin Adena.

"Terus ma!."

"Waktu itu papah kamu selalu nggak mau dideketin mama, Alhasil papah kamu malah buat mama Galau tujuh hari tujuh malam!."

Adena sedikit membelalakkan matanya.
"Kenapa nggak selametan aja mah?"

"Hehh,Masa iya mama kudu selametan,karena galau!. Ngaco kamu."

"Hhmm."

"Oiya, Ngomong ngomong kamu juga galau pasti lagi suka sama cowok ya,hemm?!." Tanya Ibunya sembari menggodanya.

"E-enggak!." jawab Adena gugup.

Ibunya semakin tersenyum lebar.
"Mama Restuin deh, kalo kamu udah punya cowok! Apapun pilihan kamu pasti mama sama papah akan setuju!. jadi cepet cepat deketin cowok yang kamu suka itu, keburu diembat orang."

"Apaan sih ma,Adena tu masih sekolah adena harus fokus sama pendidikan,Urusan percintaan itu terakhir!." kata Adena lalu mengeleos pergi ke Dapur.

Ibunya terkekeh mendengar jawaban dari anak nya itu.
"Kamu mirip abang kamu aja Na. Bilangnya nggak mau pacaran dulu, tapi ujung ujung udah punya aja...eeemm dasar anak muda." gumam ibunya menggelengkan kepalanya.

Matahari Langit Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt