®MatahariLangit59 [I can not forget you]

479 46 53
                                    

Langit menghembuskan nafas beratnya saat ia melihat ke sebrang rumahnya. Rumah Matahari terlihat sepi, dan gelap,karena dia sudah tidak tinggal disana.

Langit memejamkan matanya sesaat kemudian masuk kedalam mobilnya, untuk segera pergi ketempat tujuan.

Ditengah tengah perjalanan Langit berhenti ditoko Bunga, untuk membeli sebuket bunga mawar merah segar. Setelah selesai membeli ia pun segera melajukan mobilnya kembali.


"Kak, kakak jarang pulang...Kasian tau kak zalle..." kata Matahari yang menatap kakak iparnya malas.

Haru menoleh lalu mendengus.
"Kakak udah usahain buat pulang cepet, tapi pasien kakak banyak." jawabnya sembari mengecek kekuatan detak jantung Ayahnya.

Matahari hanya berdehem kecewa.

"Sekarang kakak kamu dimana?." tanya Haru.

"Palingan di butik. Terus Noe palingan di kaffe sama pegawai disana."

"Mmm,Kayaknya nanti kakak pulang cepet, soalnya kakak nggak ada jadwal piket sekarang."

Matahari tersenyum lalu mengangguk.
"Pulang bareng ya kak...Hehehe"

"Iya,Ya udah kakak permisi dulu,mau ngecek pasien lain. Oiya, kamu jangan keseringan tidur kurang cuman pengen jagain papah. Lagian papah kayaknya sebentar lagi bakalan sadar." jelas Haru yang tersenyum sembari mengacak pucuk rambut Matahari gemas.

Matahari tersenyum senang karena mendengar kabar baik itu. Tapi itu juga belum pasti, mungkin ayahnya memang akan bangun namun entah kapan?.

Setelah haru pergi dari ruangan Ayahnya. Tak lama kemudian ada yang masuk kedalam dan itu membuat Matahari menoleh.

"L-lo ngapain?." tanya Matahari bingung.

Langit menutup pintu kemudian berjalan menghampiri meja untuk ia simpan bunga mawar nya.
"Kayaknya ada yang jenguk juga ya tadi?." tanya Langit yang melihat bunga tulip pink disampingnya.

Matahari menghembuskan nafas nya.
"Nyokap Arsen yang jenguk." balas Matahari ketus.

Langit mengangguk.
"Lo nggak belajar?."

"Enggak."

"Nilai lo jelek emang lo mau?."

"Suka suka gue. Mau belajar kek mau enggak bukan urusan lo!."

Langit terdiam sejenak. Dan memilih memperhatikan Gandira.
"Om....Gimana caranya balikin mood Matahari?." batinnya yang betanya pada Gandira.

"Lo mending pulang aja. Lagian papah gue nggak perlu di jenguk!." usir Matahari dengan nada ketus.

Langit menghela nafas berat.
"Lo ngusir mulu!."

"Emangnya kenapa!."

"Ya udah gue pergi! Dah..."pamitnya kemudian pergi dengan malas.

Setelah Langit pergi, Matahari segera berjalan mendekati meja yang terdapat bunga Dari Mama Arsen dan Langit. Matahari mengambil bunga dari Langit,Raut wajahnya tiba tiba menjadi masam ketika melihat bunga merah tersebut.

Tifak segan segan Matahari membuangnya ke tong sampah.
"Bunganya udah layu! Maaf...." ledek Matahari seraya terkekeh.

Matahari kembali duduk disofa. Matanya tertuju pada Wajah ayahnya. Dan beralih melirik jam dinding.
"Mmm...Pah, kapan papah bangun..." lirihnya.

Matahari Langit Where stories live. Discover now