®MatahariLangit61 [First Dating]

474 47 45
                                    

Matahari menatap Arsen malas setelah Arsen menatikan Motornya tepat di hadapan Matahari. Setelah membuka kaca helm nya, Arsen Menoleh datar ke Matahari.

"Bisa nggak sih sekali aja lo pake mobil lo itu!." Dengus Matahari.

"Ogah! Lagian lebih enak pake motor daripada Mobil." balas Arsen yang menyetandarkan Motornya.

Matahari mendengus.
"Lo nggak liat apa? Gue pake Dress!!." kesalnya seraya mengerucutkan Bibirnya.

Arsen menatap Matahari dari bawah Hingga Atas. Detik kemudian Arsen mendengus kasar.
"Salah sendiri lo pake Dress!." Kata Arsen Ketus.

"Ya kan ini tuh Fisrt dating kita Zeyenk!." Ujar Matahari penuh penekanan.

Arsen bergidig saat Matahari mengatakan Embel embel 'Zeyenk'nya.
"Ribet amat hidup lo!." cibir Arsen seraya melepas jaket dongkernya dan diberikan kepada Matahari.

"Iket tuh dipinggang!." titahnya ketus.

Matahari menghembuskan nafas nya kemudian menerimanya, dan langsung mengikatnya dipinggang.
"Gue bela belain pake baju bagus,Lo malah bilang begitu! Pacar nggak ada akhlak lo!." celoteh Matahari sembari berusaha naik ke atas motor Arsen.

Arsen memberikan Helm Pada Matahari.
"Kan udah gue bilang,Gue nggak seindah yang lo bayangkan! Lagian gue masih belum bisa suka sama cewek modelan kayak lo!."

Matahari mengepalkan kedua tangannya lalu memasang wajah meledeknya pada Arsen.
"Gue cantik,Pinter,Primadona-"

"Sayang..." jeda Arsen yang membuat Matahari menaikkan kedua alisnya.

"Apa?!." tanya Matahari.

Arsen terkekeh sejenak.
"Sayang, sukanya sama Cowok tukang Nyakitin!." sambungnya langsung dapat pukulan sedang dari Matahari.

"Lo bisa nggak sih nggak usah ngingetin gue sama Langit lagi?! Gue pengen Happy happy malem ini!."

Arsen melirik kaca spion untuk melirik Matahari.
"Berarti lo kalo di rumah nangis nangis?."

Matahari menghembuskan nafas beratnya kemudian mengangguk sembari menatap Spion.

"Bego lo!." celetuk Arsen.

"Bukannya Dikasih kata kata Mutiara,Lo malah gitu...Nyebelin!." Celoteh Matahari yang menatap Arsen ketus.

Arsen menatap lurus ke jalanan, tanpa membalas Perkataan Matahari lagi.

~©MatahariLangit.~

"Kamu sering ke kaffe ini?."tanya Bulan seraya memperhatikan seisi Kaffe.

Langit tersenyum kemudian mengangguk.
"Bagus kan tempatnya?."

Bulan menoleh.
"Bagus.Orang orang juga kayaknya suka ya kesini?."

Langit melirik Kesekeliling kaffe yang terlihat sangat ramai di kunjungi para remaja seumurannya.
"Kamu nggak suka ya?."

"E-enggak kok. Aku seneng liatnya, semua orang masih bisa kumpul kumpul sama temen temennya. Sedangkan aku,Ngerasain punya temen aja nggak pernah."

Langit terdiam menatap Bulan hangat. Perlahan tangannya terjulur dan menggenggam roknya Bulan.
"Jangan sedih gitu dong. Aku kan juga temen kamu malah ada paket bonus nya!."

Matahari Langit Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora