®MatahariLangit57 [5 Hari Kemudian]

501 41 29
                                    

"Gimana,lo udah nggak terlalu sedih lagi kan?"sahut Lami seraya memberikan sebotol Minuman pada Matahari.

Matahari mengangguk untuk menjawab.
"Makasih."jawabnya setrlah menerima minumannya.

Lami menarik kursi yang berada disebelah Matahari,dan mendudukkan bokongnya disana.
"Kalian kok malah diem sih, percuma gue ajak ngumpul." gerutu Lami judes.

Adena menghela nafas nya lalu melirik Lami.
"Ya udah lo cari topik aja!."

Lami mengernyit.
"Ngapain coba? Yang ada gue dimarahin Arya kalo nyari cowok lain."

Matahari dan Adena saling melempar kan tatapan malas pada Lami.

"Lo aja deh yang nyari si topik Ri!."titahnya

"Lo tau topik nggak sih?!." gerutu Adena.

Lami menggeleng.
"Sorry ya gue nggak pernah kenal sama yang namanya topik!."

Matahari berdecak sebal begitupun Adena.

"Kenapa sih?" tanya Lami bingung.

"Udah telen aja tuh makanan lo!." Dengus Adena yang memilih memalingkan wajahnya.

Lami mendengus sebal lalu mengunyah cemilan ringannya.
"Kalian mah, gue mending jalan sama Arya!."

"Ya udah sana." usir Matahari..

"Enggak deh,Gue mau nemenin kalian aja."

Matahari meneguk minuman dinginnya hingga setengah.
"Gue mau pindah ke-"

"Apa!." teriak Lami repleks

"Lo nggak usah motong dulu!." geeutu Matahari yang dapat anggukan dari Lami.

"Gue mau pindah ke rumah kakak gue besok. Jadi kalian kalo mau main ke rumah mainnya ke rumah kak zalle ya." jelas Matahari.

"Lo nggak akan kangen Langit?." tanya Adena hati hati.

Matahari terdiam lalu beralih menatap Adena.
"Nggak tau."jawabnya.

"Sebenernya lo tuh masih suka kan sama langit!." kata Lami

Lagi lagi Matahari hanya dapat terdiam. Dia pun tidak tahu Apa dia masih menyukai Langit atau tidak?.

"Apa....Lo suka sama Ar-" pertanyaan Adena terpotong.

"Enggak!" jawab Matahari cepat.

"Tapi Arsen lebih baik daripada Langit, mending lo sama dia aja." Adena berusaha menarik nafasnya dalam dalam.

Matahari menggeleng.
"Gue nggak pernah ada perasaan khusus buat Arsen. Gue sama sekali nggak berfikir untuk suka sama manusia kayak dia."
Ujat Matahari membuat Adena cukup senang.

"Kenapa? Padahal Arsen Ganteng,pinter,famous,Anak futsal,Anak motor,Banyak fans nya, Yhaa tapi sayang... Jomblo" Kata Lami seraya terkekeh.

"Gue nggak tau. Gue nggak suka sama dia."Jawabnya.

"Btw,Bintang?" tanya Adena.

Matahari menghembuskan nafas panjang nya.
"Dia terlalu baik buat gue."

"Ya udah suruh aja dia jadi jahat!." celetuk Lami.

"Aahh,Gue nggak mau mikirin cowok!." Gerutu Matahari seraya mengacak rambutnya.

"Lo masih belum bisa jauhin Langit?."
Adena menatap Matahari dengan Ekspresi yang sulit untuk diartikan.

Matahari terdiam lalu menatap layar handphonenya. Cukup lama ia tidak membuka suara,Matahari bingung.
"Gue udah coba buat bodo amat sama langit. Tapi nggak bisa." keluhnya.

Matahari Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang