®MatahariLangit23

617 41 4
                                    

Sudah 2 jam berlalu. Matahari pun memutuskan untuk pamit pada Langit dan Bulan. Pasalnya dia sudah tidak kuat lagi untuk melihat betapa manisnya tingkah mereka berdua.

Sialnya, Langit hanya mengangguk mengiyakan, Pada kenyataan nya pun Matahari harus menerima Bahwa langit memang lebih menomor satukan Bulan, bukan dirinya.

Kini langit perlahan mulai gelap tanda hujan akan segera turun,Selama dalam perjalanan Matahari terus menitikkan air matanya,Dia sudah berada pada titik 'Lelah Untuk Berharap Lagi'. Hatinya sudah tidak kuat lagi, Hatinya perlahan rapuh.

"Aku tahu kamu tidak pernah menyukaiku, aku selalu berharap lebih padamu, Selalu mengharapkan mu untuk bersama ku hingga akhir,Namun pada kenyataan nya kamu tidak bersamaku, kamu tidak akan menemaniku."

"Ada kalanya seseorang akan merasa lelah mengejar, dan saat ini aku tengah merasakan nya, Hatiku sudah tidak sekuat dulu lagi, Aku mulai rapuh karena harapanku yang selalu kamu patahkan. Aku tidak bilang menyerah, Aku hanya ingin beristirahat sejenak."

"Aku tahu kamu menyukai nya, Dan aku juga tahu jika kamu tidak pernah menyukai Matahari. "

Matahari menangis terisak dibawah derasnya air hujan. Dia bersyukur atas hadirnya hujan,karenanya matahari dapat menyamarkan Air matanya.

~©MatahariLangit.~

Langit menatap hujan yang semakin deras diluar sana dia khawatir pada Matahari. Dia menyesal karena mengabaikan matahari tadi.

"Kenapa kamu cemas seperti itu?."tanya Bulan.

Langit beralih menatap Bulan lalu menggenggam tangan Bulan hangat.
"Aku harus pergi!." pamitnya lalu pergi begitu saja.

Bulan terdiam ditempat sambil terus memperhatikan langit yang berlari cepat kemobilnya.

"Apa kamu akan menemui Matahari? Kenapa rasanya aku tidak suka jika kamu menemuinya." gumam Bulan sendu.

"Langit, Sepertinya aku jatuh cinta padamu." sambungnya lalu memejamkan matanya dalam dalam.

Langit melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, Hari ini Langit benar benar khawatir pada Matahari. Dia takut Matahari kenapa kenapa,.

"Kenapa gue bego banget sih, ngebiarin dia pulang sendirian?! Bego lo lang." dengus nya pada dirinya sendiri.

Saat sudah didekat lampu lalu lintas, akhirnya Langit melihat Matahari yang tengah memeluk tubuhnya dengan kedua tangan nya sambil berjalan pelan,sangat pelan seperti orang yang sudah tidak tahan lagi untuk tumbang.

Langit cepat cepat turun dari mobilnya lalu menyambar jaketnya,.
"Rii!." teriak Langit yang membuat matahari berhenti melangkah.

Langit berlari kearahnya lalu mengangkat Jaketnya untuk mencegah hujan menyentuh Tubuh Matahari lagi.
Langit menatap Matahari sendu, dia melihat Matahari terisak, dan itu berhasil membuat hati Langit sedih melihatnya.

"Lo kenapa?." tanya Langit khawatir.

Matahari terus terisak lalu menundukkan kepalanya. Wajahnya sudah pucat karena kedinginan. Dengan cepat Langit pun segera memeluknya erat.

"Maaf!." lirihnya merasa bersalah.

Matahari semakin terisak saat langit tiba tiba memeluknya erat. Dia sudah tidak dapat menahan tangisnya lagi, dia sungguh merasakan Hatinya benar benar rapun kali ini.

Matahari Langit Donde viven las historias. Descúbrelo ahora