®MatahariLangitEight

728 42 0
                                    

Setelah kejadian kecebur malam itu, Matahari jadi sering takut untuk menghampiri kolam renang rumahnya.Walaupun tidak sedalam kolam renang Kakaknya,Matahari tetap saja takut jika harus mendekati Kolam.

Hari ini Matahari tidak masuk sekolah karena ia sedang datang penyakit sindrom lelah nya. Lebih tepatnya ia malas sekolah

Setelah Langit benar benar pergi dari rumahnya Matahari pun turun kebawah untuk menonton.

Untung saja orang tuanya sedang tidak ada dirumah. Jadi Matahari dengan santuy tidak sekolah.Iya dia tahu bahwa ia adalah seorang Ketua osis,Tapi Sekali kali tidak hadir disekolah tidak apa apa kan?.

"Bi,masak apa?." tanya Matahari yang berpenampilan seadanya, Dengan baju kaos lengan panjang kebesaran dan celana diatas lututnya. Serta Rambut yang terurai lurus.

"Bibi masakin bubur buat Enon. Kan katanya lagi nggak enak badan." balas Bi inah.

Matahari cemberut. "Zelle nggak mau bubur bi,."

"Lah,terus mau nya apa?."tanya Bi inah kebingungan.

"Yang kayak biasa, makanan kesukaan." jawab Matahari sambil tersenyum.

"Tapi enon kan lagi sakit. Lebih baik makan bubur,!." titah Bi inah yang menyodorkan bubur nya pada Matahari.

Matahari menghembuskan nafas panjang. "Tapi zelle mau Nasi telor."

"Hmmm,ya udah tunggu sebentar Bibi buat dulu."

"Okee...." kata Matahari dengan jempolnya yang terangkat.

Selama menunggu Matahari hanya menonton film kesukaan nya Larva.

Anak bocah memang :v

~®MatahariLangit.~

"Tumben sendirian Lang." ujar Reza yang berpapasan dengan Langit.

Langit hanya tersenyum simpul.

"Kemana si primadona?." tanya lagi Reza.

"Sakit." jawab langit.

"Wahh... Harus di jenguk nih!." kata Reza yang membuat kerutan didahi Langit.

"Nggak usah!." elak Langit datar.

Reza menatap langit bingung.
"Loh, kenapa? Kan gue mau jenguk, emang nggak boleh?."

Langit memberikan tatapan sengit nya pada Reza. "Lo berani jenguk Matahari,gue keluarin lo dari tim!."

"Astagfirullah..Kejam amat mas!." ujar Reza yang menggelengkan kepalanya.

Langit hanya bodo amat dan memilih melanjutkan jalan nya untuk cepat sampai di kelas.

"Ternyata lo cemburu lang!." gumam Reza yang terkekeh.

"Akhirnya lo tau rasanya cemburu." kata Reza yang merasa bahagia karena sohib nya itu bisa merasa kan Panas Hati.

"Saha atuh nu cemburu?." tanya Arya yang sudah ada disamping kiri Reza.

Reza melirik kemudian tersenyum.
"Itu si Langit."

"Beneran?."

Matahari Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang