®mataharilangitTwelve

688 41 0
                                    

Seperti biasa pagi ini Matahari harus menunggu Langit didepan rumahnya. Seperti bagian dari tugasnya, untuk menunggu tumpangan.

Setelah lamanya menunggu Akhirnya Langit keluar namun ia tidak memakai kendaraan roda empat nya. Melainkan Roda dua, yang jarang ia pakai dengan alasan Kurang ahli?.

"Lo bilang nggak bisa pake? Kok malah dipake sih?!." omel Matahari yang menatap Langit bingung.

Langit terkekeh.
"Abisnya mobil gue lagi sakit! Terpaksa pake ini deh!."

"Gue aja deh yang nyetir!" Matahari menyuruh langit agar turun.

"Nggak ahkk! Gue bisa kok." tolak Langit yang kekeh.

Matahari berdecak sebal lalu berkacak pinggang.
"Lo mau cepet sampe nggak?!. Lagian gue ogah diboncengin lo terus nyusruk lagi,yang berakhir malah ke UGD!." celoteh Matahari yang teringat saat pertama kali nya ia dibonceng oleh langit.

Langit menyengir kuda. Lalu mengalah.
"Nih! Gue ngalah aja."

Matahari mengambil Helm nya lalu menaiki Motor gede Langit. Ya walaupun ia menggunakan masih berjinjit, tapi Matahari bisa menjamin kalo ia dapat mengemudikannya sebaik mungkin.

"Gue tau lo jago naik motor. Tapi gue juga takut kalo lo sebenernya nggak nyampe!." pekik langit lalu naik kemotornya.

"Berisik lo! Masih mending gue bisa!." sahut Matahari lalu menjalankan Motor nya dengan kecepatan sedang tidak terlalu ngebut.

"Nanti waktu gue lomba. Lo ikut ya! Semangatin gue." kata Langit dengan nada yang lumayan keras.

"Tanpa lo suruh juga gue pasti datang." jawab Matahari.

Langit hanya tersenyum.

~®MatahariLangit.~

Matahari masuk ke ruangan osis dengan membawa Map bewarna Biru yang berisikan proposal pameran.

"Tumben lo kesini?." Tanya Matahari yang heran melihat Arsenio berada diruangan osis, pasalnya Arsenio ini sangat malas jika disuruh untuk ikutan Rapat, atau kerja bareng.

Arsenio melipat kedua tangannya didepan dada.
"Bosen."

Seperti biasa,Arsenio kalo ngomong irit. Bikin Lawan bicaranya harus berfikir ulang buat mencerna ucpaannya.

"Bosen?." ulang Matahari.

"Ri, gue udah pesen semua barang barang." kata Arya yang masuk kedalam.

"Oke." jawab Matahari.

"Btw. Tumben lo disini sen?." tanya Arya yang beralih menatap Arsenio.

"Gue nggak boleh kesini?!." tanya Balik Arsenio ketus.

"Bukan gitu sen!." kata Arya.

"Kalo lo udah disini berarti lo, Bisa bantuin gue kan?." tanya Matahari yang mengangkat ngangkat kedua alisnya.

Arsenio mengangkat sebelah alisnya. Tanda bertanya 'Membantu Apa?'.

"Gue punya tugas yang cocok buat lo!." ujar Matahari.

"Apa!."

Matahari Langit Onde histórias criam vida. Descubra agora