®MatahariLangitFive

962 53 0
                                    

'Brakkk'

Satu kata yang keluar dari mulut Arsenio. Sial!

Arsenio mengangkat motor nya kemudian segera menghampiri wanita yang ia tabrak. Sepertinya wanita ini satu sekolah dengan Arsen karena terlihat dari seragam mereka yang sama.

"Lo nggak papa?" tanya Arsenio tanpa membuka helm.

Wanita itu mendongkak. "Nggak papa." jawabnya lembut.

Arsenio terdiam sejenak, sepertinya ia mengenal wanita ini. Tapi siapa? "Lo luka," kata Arsen

"Luka kecil doang kok." Jawabnya berusaha berdiri.

Arsenio terus memperhatikan gerak-gerik wanita di;hadapannya ini, pasalnya ia ingin berjalan namun sepertinya kesulitan.

Perlahan Adena melangkahkan kaki sebelah kanan nya kedepan, namun entah ada apa? Tiba tiba keseimbangan nya hilang membuatnya terhuyung kedepan. Tetapi ia tidak merasakan tubuhnya menyentuh tanah, yang ia rasakan ada tubuh lain didepannya dengan sigap tangan kekar itu memegang pinggang Adena Erat. Sontak Adena membuka matanya perlahan dan Hap! Pandangan mereka bertemu dan saling terpaku. Sangat lama sekali mereka saling bertatapan. Hingga suara klakson mobil membuyarkan pandangan mereka.

"Berangkat bareng gue aja!" Ajak Arsenio datar sambil merangkul Adena berusaha membantu gadis itu berjalan.

Selama di perjalanan mereka hanya saling terdiam. Sesekali Adena melirik kaca spion berusaha menebak siapa lelaki itu? Karena hanya dua mata tajamnya saja yang terlihat.

Tak perlu waktu lama kini Adena dan Arsenio sudah tiba di sekolah. Untungnya tepat waktu walaupun hampir telat. Arsenio beralih membuka helm nya seraya membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

Seketika Adena membelalakkan matanya. Arsen, batinnya.

Arsen melirik Adena. "Kelas lo dimana?" Tanya Arsenio lembut. Shit! Ingat baru kali ini seorang Arsenio besikap hangat pada seseorang disekolah.

"Hm, gue bisa jalan sendiri kok." Kata Adena lalu melangkah pergi begitu saja.

Arsenio terus menatapnya, "dengan jalan yang kurang sempurna lo masih bilang bisa jalan sendiri. Hebat lo cewek!" Omel Arsenio beralih membantu Adena berjalan.

Jujur Adena sangat tersentak kaget saat Arsenio lagi-lagi merangkulnya. Sungguh ini hal yang paling memalukan bagi Adena. Karena banyak pasang mata yang menatap horor.

Selamat kan Adena ya allah, batin Adena memohon.

~®MatahariLangit.~

"Aryaaaaa!" Teriak Lami parita melengking dilorong koridor.

Pagi ini kelas dua belas Ipa l sedang dihebohkan oleh ulah Arya Jastin yang menjaili Lami. Ia menjaili Lami dengan kecoa yang ditaruh di dalam tas Lami. Sungguh jahat seorang Arya Jastin ini.

Satu pukulan keras menghantam pintu kelas 12 IPA 3. Semua makhluk didalam nya pun seketika tersentak kaget. "Apaan sih lo, nggak jelas banget pakek mukul mukul pintu!" Ucap Auristela judes.

"Dimana Arya?" Tanya Lami dengan nafas terengah-engah serta wajah yang sudah merah padam.

"Yuhuuu nyari gue lo Parit?!" Teriak Arya berada tidak jauh dari tempat Lami berdiri. Dengan cepat Lami berlari mengejar Arya.

"Sini lo Jastin bibir!"

"Kejar sampe dapet!"  Ledek Arya sembari menjulurkan lidahnya ke arah Lami.

Matahari Langit Where stories live. Discover now