®MatahariLangit69 [Kabar Buruk]

520 44 19
                                    

Mirna terus saja mondar mandir didepan ruangan Operasi menunggu,dan berdoa agar operasinya lancar tidak ada kendala atupun kabar buruk.

Wanita berumur 39 tahun itu terus saja menggigit ujung jarinya, Khawatir. Dia berharap bahwa setelah operasi selesai,Yang diucapkan Dokter adalah berhasil dan baik baik saja. Dia tidak mau Dokter berkata hal hal buruk yang belum siap untuk Mirna dengar.

Sudah cukup dia kehilangan suaminya, Mirna tidak mau anak satu satunya itu ikut pergi juga. Mirna hanya ingin Bulan tetap hidup dan menemaninya hingga tua.
"Mama cuman mau kamu temenin mama,Lan...Kamu harus kuat!" Gumamnya menahan Air mata yang ingin menetes.

Keadaan didalam ruangan operasi ini begitu serius. Sang dokter terus berfokus dan berusaha sebaik mungkin.Detak Jantung yang semakin melemah membuat para suster juga dokter panik.

"Her heartbeat was getting weaker,Doctor." Ujar Salah satu Suster.

"Two more Minutes!" Jawab Dokter berusaha agar cepat selesai dengan sempurna.

~©MatahariLangit.~

"Hmm..."

Arsen memberikan es cream rasa vanilla pada Matahari. Setelah menjadi saksi dikantor polisi tadi membuat Matahari mengingat kejadian tadi. Dia takut,Sedih,Pasalnya Langit yang menjadi korban tembakan.

"Lo kenapa? Lo masih takut?"tanya Arsen setelah duduk disebelah Matahari.

Matahari menggeleng kemudian memakan Es cream nya itu. "Lo nggak beli?"

"Nggak."

"Tapi ini enak, Lo mau?" Tawar Matahari seraya menyodorkan Es cream ny itu.

Arsen menatap Es cream vanilla itu,dan beralih menatap Matahari. "Mmm...Coba, enak kok!"

Mau tak mau Arsen pun mencoba Es cream tersebut. Tetap saja raut wajahnya tidak berubah meski sudah diberikan makanan yang manis manis.

"Arsen. Gue kayaknya dicariin kakak gue." Gumam Matahari yang mengingat kakaknya.

Arsen hanya menoleh dengan tatapan datarnya itu. Wajahnya banyak memar dan Hansaplast tertempel dibagian luka.
"Lo nggak usah pulang."

"Hah?! Yang ada gue dimarahin."

Arsen menghembuskan nafas berat kemudian menaruh kepalanya dibahu Matahari lalu memejamkam matanya. "Jangan pergi dulu..."Bisik Arsen.

Matahari pun hanya terdiam menurut. Dengan kikuk Matahari terus menghabiskan Es cream ny sembari menunggu Arsen tertidur.

"Gue cuman butuh sandaran, sebelum gue pulang kena ceramah Nyokap."Batin Arsen tersenyum tipis.

~©MatahariLangit.~

"Aku sayang sama kamu. Sampai aku tidak bisa melepaskan dirimu, Tapi mau bagaimana lagi....Aku memang harus melepaskanmu. Selamanya!Terima kasih untuk semuanya. Aska Langit,Mau kamu bertanya pada angin ataupun dunia. Mereka akan tahu, Bahwa aku bener bener sayang sama kamu."
_@Bulan_

..............................

1 Minggu Kemudian🌵

Matahari Langit Where stories live. Discover now