®MatahariLangit40[✔]

484 31 1
                                    

"dua minggu lagi,Pemilihan ketua osis baru." Kata Arsen.

Matahari menghembuskan nafas nya.
"Akhirnya bebas juga...."

"Dan parahnya minggu depan ujian...Hehehe..." Sahut Arya tertawa garing.

"Tenang ada Matahari." ujar Lami mengkode lewat alisnya.

"Lo kan punya otak sendiri."

"Otak gue masih di servis."

"Percuma di servis Tolol nya nggak akan ilang ilang." ledek Arya yang dapat tatajam tajam Dari Lami.

"Wah parah, lo ar..." sahut Esther terkekeh.

"nggak papa tolol asalkan nggak bodo!." balas Lami.

"Emang lo pinter?."

"Pinter."

"Alah kemaren aja lo renking 25 dari 30 siswa. Untung selamet lo!."cibirnya yang memang benar adanya.

Lami menyipitkan kedua matanya tajam.

"Lami nggak bodo kok ar, cuman kurang di asah aja otaknya!." celetuk matahari.

"Terus aja terus ledekin gue." Gerutu Nya ketus.

"Gue disini mau ikut rapat, tentang pemilihan ketua osis baru! Bukan ngebacot!." Ujar Arsen terdengar datar dan menyeramkan.

Semuanya terdiam terpaku, tidak ada yang berani berkutik lagi. Kecuali Matahari.

"Apaan sih, lo baperan banget!." Ledek Matahari dengan senyuman lebarnya.

Arsenio melirik Matahari malas.
"Jadi rapat nggak?!." tanyanya ketus.

"Iya nih jadi nggak, kalo nggak gue mau kekantin." sahut haru yang sudah lelah menyimak.

"Iya iya jadi..." kata Matahari lalu memulai rapatnya. Pertama mereka memilih siapa junior nya yang pantas untuk di calonkan.

Kemudian mereka membuat susunannya secara rapi.

"Kalo yang di calonin nggak mau. Kita ambil aja yang berminat." kata Adena yang disetujui semuanya.

"Besok lo catet siapa aja yang mau mencalonkan jadi ketua osis sama wakil. Osis ya Na." titah Matahari.

Adena memgangguk paham.

"Haru, sama lami. Jangan lupa cetak kertas pemilihannya!." sambung Matahari yang dapat anggukan dari lami dan Haru.

~©MatahariLangit.~

Setelah pulang sekolah. Langit langsung bergegas pergi ke suatu tempat dengan membawa beberapa barang yang cukup banyak.

Dia pergi ke Lapangan basket,masih lengkap dengan baju sekolahnya. Kira kira ini sudah pukul setengah empat. Langit berniat mendekor Lapangan Basket ini khusus untuk Matahari. Tentu saja Langit ingin memberikan hadiah spesial untuk Matahari.

Langit berusaha mendekornya sebaik mungkin. Dia mendekor sangat lama hingga jam sudah menunjukkan pukul 17.25 WIB.

Setelah selesai Langit langsung berlari menuju mobilnya dan pergi ke sebuah toko kue terdekat. Dia lupa membeli kue ulang tahun untuk Matahari.

Ternyata toko kue itu sangat jauh dari lapangan basket nya. Mau tidak mau Langit pun menamcapkan gasnya dengan kecepatan penuh. Langit berniat membelikan Kue yang isinya terdapat buah strawberry, pasalnya jika soal kue Matahari lebih menyukai Kue yang ada Strawberry nya.

Matahari Langit Where stories live. Discover now