®MatahariLangit66 [Mengatakan Sesuatu itu sulit]

468 49 23
                                    

"Lo nggak mau masuk?." tanya Arsen yang sudah berada didepan Matahari.

Matahari mendongkakkan kepalanya. "Lo duluan aja..." titahnya.

Arsen terdiam sesaat kemudian mengangguk dan segera masuk kerumah sakit duluan.

Setelah Arsen pergi, Matahari kembali menatap Layar ponsel nya.

0823********

Hai! Sv ri,Lo masih inget gue?

Matahari mengernyit setelah melihat Chat dari Nomor baru tersebut. Ia pun berniat melihat Profil Nomor itu.
"Eemm? Satrya kah?."Gumam Matahari yang samar samar mengingat nama Gavin.

0823********

Satrya?

Setelah membalas chat itu Matahari pun segera masuk kedalam rumah sakit, menyusul Arsen.

Sesampainya diruangan VIP tempat ayahnya dirawat, Matahari cukup kaget karena terdapat Banyak orang didalam.
Mulai dari Kedua orangtua Langit dan Kedua orangtua Arsen,lengkap bersama Langit.

Matahari tersenyum kikuk sembari menutup pintu ruangan. Kakinya berjalan mendekati Ranjang ayahnya.

"Kamu baru pulang?." tanya Gandira dengan suara lemasnya.

Matahari tersenyum lalu mengangguk senang. "Kak grizalle kemana?."

"Jemput Noe."Jawab Gabdira.

Matahari mengangguk.

"Kamu tadi pulang sama siapa?." tanya Xandra seraya mendekati Matahari.

Matahari terdiam cukup lama. Matanya melirik sekilas kearah Arsen, sedangkan Arsen hanya membalas lirikannya dengan tatapan datar.

"Sama Arsen,Tan" jawab Matahari tersenyum.

"Mmm,Udah makan belum? Tante kesini jenguk papah kamu sambil bawa Makan buat kamu. Tante khawatir kamu kayak waktu itu lagi...." kata Xandara mengelus lembut Pucuk kepala Matahari.

Langit tersenyum tipis setelah melihat keakraban Ibunya yang masih terjalin baik dengan Matahari.

"Tau nggak gan, Selama kamu disini, dia tu suka kerumah buat nyari Bi Endah, katanya mau minta makan." Kadu Andra yabg terkekeh.

Gandira tersenyum tipis karena mengingat bahwa selama dia tertidur Sandara sudah tidak ada. Dia sudah tidak bisa melihat dan berbicara dengan Sandara seperti biasanya.
"Ri,Kamu mau ikut om ke london? Kita weekend bareng bareng disana!." kata Andra.

"Eehh! Calon mantu saya nggak boleh dibawa Kemana mana!." sahut Alma seraya menggandeng lengan Matahari.

Andra mengernyit."Matahari itu calon mantu saya!." celetuknya yang membuat Matahari menutup matanya sejenak.

Langit dan Arsen hanya memasang raut wajah yang sulit untuk diartikan.

"Matahari jangan punya pacar dulu, cukup fokus sama Belajar kamu!." kata Gandira berusaha melerai.

Deggg

Matahari mengangkat kedua alisnya, lalu melirik Arsen lewat sudut matanya.

Matahari Langit Where stories live. Discover now