®MatahariLangitTwenty

643 40 0
                                    

"Boleh gabung?." tanya wanita itu lembut.

Arsenio sedikit mendongkakkan kepala nya melihat ke sumber suara. Setelah melihatnya, arsenio pun mengalihkan pandangannya ke sekeliling kantin, ternyata penuh. Dan hanya tempat Arsenio yang masih lapang.

"Duduk aja!." titah Arsenio dengan suara khasnya yang begitu datar.

Wanita itupun mengangguk senang lalu duduk didepan Arsenio. Pandangan arsenio tiba tiba tidak bisa teralihkan dari wanita yang ada dihadapannya ini. Wanita yang selama ini selalu menganggu pikirannya. Siapa lagi kalo bukan Adena Chalondra.

Karena merasa diperhatikan Adena pun sedikit melirik kearah Arsenio. Pandangan mereka pun bertemu dan terpaku ditempat.

"L-lo kenapa liatin gue kayak gitu?." tanya Adena gugup.

Arsenio sedikit menyumbang kan senyuman nya. Kemudian kembali kepada wajah datar nya lagi.

"Mata lo!." ujar Arsenio kemudian meneguk segelas air putihnya.

Adena buru buru menutup wajahnya dengan kedua tangan,dan berusaha mencari keganjalan yang ada dimatanya. Dia kira ada Tai Mata,Namun seperti nya tidak ada.

Adena mendengus sebal karena merasa dijahili oleh Seorang Pangeran sekolah. Tampangnya saja yang cuek sok cool. Aslinya Nyebelin.

"Lo Rese iihhkk!." Cibir Adena lalu beralih melahap Mie ayam nya.

Arsenio hanya dapat terkekeh geli melihatnya. Entah kenapa setiap bersama Adena Arsenio selalu tidak sadar mengeluarkan sikap aslinya.
Selain bersama Matahari,juga Agler. Arsenio pun dapat berbicara panjang pada Adena. Padahal baru mengenal wanita itu, tapi entah kenapa Arsenio sudah menemukan kenyamanan di dalam diri wanita itu.

"Kenapa lo sendiri,kemana Matahari?." tanya Arsenio yang membuat Adena terdiam bingung.

"Lo sadar nggak sih? Setiap lo ngomong sama gue pasti lo nggak sedatar kayak biasanya? Lo kenapa?." tanya Adena merasa heran melihat Arsenio.

Arsenio mengangkat kedua bahunya.
"Gue kan udah ngomong ke lo. Gue ngerasa nyaman aja ngomong sama lo jadi nggak ada salahnya kan gue ngomong santai ke lo!."

Deggg!

Jantung Adena berloncat loncat didalam sana. Ucapan Arsenio selalu berhasil membuat Adena merasakan jantungnya berdetak lebih kencang.

"Kenapa diem?." tanya Arsenio.

"E-ehhk, enggak..." jawabnya salting kemudian memalingkan wajahnya ke lain arah.

~©MatahariLangit.~

Matahari menghampiri Langit yang berada di lapangan Basket sembari menenteng dua  susu kotak. Perlahan Matahari mendekati langit yang kini tengah sibuk memantul mantulkan bola oren.

"Iiisshh, Baru jam istirahat pertama aja lo udah keringatan!." Desis Matahari sambil memberikan Susu kotak rasa coklat pada langit.

Langit berhenti memantulkan bola dan beralih menatap Matahari.
"Kenapa emangnya?!."

"Bau tau..." ujar Matahari kemudian meminum susu kotak miliknya.

Langit menghembuskan nafas nya lalu meminum susu kotaknya.
"Lo kesini cuman mau ngasih susu doang?." tanya Langit setelah menghabiskan susu kotaknya.

Matahari menggeleng kan kepala nya.
"Mau liat lo main basket!."

"Liatin doang?..."

Matahari Langit Where stories live. Discover now