®MatahariLangit51 [Lupa]

457 43 13
                                    

Matahari berlari secepat mungkin setelah mendengar bel pulang sudah berbunyi. Matahari sengaja berlari karena ia takut Langit nanti akan mencarinya.

Setelah melewaiti beberapa koridor akhirnya Matahari sampai dilapangan sekolah,karena merasa sudah agak aman, Matahari pun berjalan agak cepat sembari sesekali melirik ke belakang..

Pandangan Matahari terpaku saat menemukan seseorang yang sepertinya sedang menunggunya didepan gerbang. Langkahnya terhenti begitu saja saat mengetahui bahwa Pria itu memilih mendekat ke arah Matahari..

"Gimana kak?." tanya Bintang to the point,

Karena tidak tahu apa apa, Matahari hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Hah?! Maksud kamu apa? Kakak nggak ngerti."

Bintang mengernyit.
"Kakak belum baca surat dari aku?."

Matahari mengingat ingat, Perasaan saat istirahat Matahari pergi ke Loker untuk mengambil Buku nya, namun tidak menemukan surat?.

"Surat apa?." tanya Balik Matahari.

"Surat yang aku gantungin di loker kakak?."

Matahari menggelengkan kepalanya.
"Enggak ada tuh?!."

Bintang membelalakkan matanya. Perasaan udah di simpan dilokernya Matahari kenaoa bisa nggak ada? Pikir Bintang.

"Apa ada yang ngambil ya kak?."

"Bisa jadi sih, tapi siapa?."

Bintang menggeleng tidak tahu.
Matahari melirik ke belakang untuk memastikan bahwa langit belum keluar.

"ngobrolnya jangan disini!." kata Matahari seraya menarik lengan Bintang supaya cepat keluar dari gerbang sekolah.

Bintang cukup kaget saat Matahari tiba tiba menariknya. Tapi itu cukup menyenangkan.

"Kamu bawa kendaraan?." tanya Matahari seray berhenti.

"Enggak,Biasanya aku naik angkutan umum." jawab Bintang yang dapat anggukan dari Matahari.

Dan lagi lagi Matahari menarik Lengan Bintang mencari angkutan Umum. Bintang dapat melihat jelas bahwa Matahari seperti nya sedang terburu buru.

setelah mendapatkan angkutan umum mereka pun menaiki angkutan tersebut. Akhirnya Matahari dapat menghembuskan nafas Leganya.

"Kakak kenapa?." tanya Bintang heran.

Matahari menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis.
"Enggak papa, Btw kamu nulis apa di surat itu?." tanya Matahari.

Bintang menghela nafas nya kemudian memulai berbicara.
"Aku cuman mau ngajak kakak nonton teater nanti malam, Kakak mau nggak?."

Matahari sedang berfikir sejenak. Mau menolak tapi kasian, Tapi kalo diiyakan Jujur Matahari kurang menyukai Teater, karena baginya itu menbosankan.

"Kakak nggak mau ya?." sambung Bintang dengan suara kecewanya.

"Mau kok..." jawab Matahari seraya tersenyum. Pikirnya Kali kali jalan sama Adik kelas yang yhaa lumayan.

Bintang tersenyum senang dalam hatinya ia sangat sangat senang karena berhasil membuat Matahari mengiyakan ajakannya.

"Oiya kak, Rumah kakak dimana? Biar nanti Aku jemput." tanya Bintang..

"Nanti kakak DM kamu aja." jawab Matahari seraya meronggoh handphonenya.

"Nama Instagram kamu Apa?." tanya Matahari yang berniat memfollow akun Bintang.

Matahari Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang