06. Khawatir

6K 720 45
                                    

Jangan datang kalau hanya numpang baca:(
Vote dan Komen yeorobun, karena menulis itu gak mudah :)

Setelah Rose dan teman-temanya selasai makan, mereka pun kembali ke kelas. Sesekali menyangkut pautkan masalah Jaehyun lagi. Jennie masih belum bisa move on dari foto papa Rose itu.

"Kalau papa kamu kayak gitu aku jadi pengen nginap deh Rose di rumah kamu. Kerja sambilan jadi pembantu juga aku bersedia," celetuk Jennie.

"Aku pun jadi sopirnya aja ikhlas lahir batin," sahut Lisa.

"Dasar kalian rakyat jelata. Kalau aku sih ngincar jadi istrinya," canda Jisoo yang menatap Rose cengengesan.

"Kok hidupmu bisa damai sejahtera sih, Rose? Bahkan dia gak keliatan kayak bapak-bapak, loh. Gak curiga gitu?" tanya Lisa menatap Rose polos.

"Nah, itu dia Lis. Aku juga gak percaya kalau dia papa aku tapi dari fakta yang ada dia itu beneran papa aku," jelas Rose yang menghela nafasnya. "Kalau bisa aku panggil mas, dah aku panggil dari dulu haha," lanjut Rose.

"Iyalah, kita ngerti kok. Siapa yang gak dugun-dugun setiap hari ngeliatin orang sempurna kayak gitu di kehidupan kita. Meski dia ayah kita sendiri," sahut Jisoo.

"Tuker nasib yok, Rose?" sahut Jennie memelas sehingga membuat mereka berempat tertawa berbarengan saat menuju kelas.

Baru duduk beberapa menit di kelas, Rose terlampau terkejut saat murid-murid perempuan dari kelas lain datang menghampirinya sekedar memaksa Rose untuk memberikan nomor ponsel ayahnya.

"Kalian gak boleh kayak gitu ke Rose, tolong hargai privasi orang dong!" gertak Lisa kesal.

"Maaf semuanya, aku rasa ini udah melanggar privasi," ungkap Rose angkat bicara. Bahkan dari kerumunan itu saling berdesak-desakan supaya bisa berdiri di hadapan Rose sehingga terjadi aksi dorong-dorongan.

Alhasil terjadi kericuhan dan Rose pingsan karena kekurangan oksigen plus shock.

Setelah mengantar Rose ke ruang kesehatan dan memastikan bahwa ayah Rose akan datang kemari, Jennie, Lisa, dan Jisoo baru bisa tenang mengikuti pelajaran.

Kedatangan Jaehyun tidak menimbulkan kegaduhan kali ini dikalangan murid-murid Sopa high school, hanya saja sekarang yang terjangkit virus Jaehyun enthusiast adalah para gurunya yang kebetulan sedang free mengajar.

Melihat kedatangan Jaehyun membuat mereka tidak bisa berpikir jernih, bahkan ada yang sampai melamun dan tak sadar ponsel di tangannya jatuh ke lantai atau saking terpesonanya ada yang berjalan hingga menabrak dinding.

Jaehyun benar-benar khawatir saat mendapatkan telepon dari sekolah kalau Rose pingsan. Dia tidak bisa berpikir jernih saat ini. Setibanya di ruang kesehatan, Jaehyun langsung berhadapan dengan dokter yang menangani Rose..

Cukup terpesona dengan ketampanan Jaehyun membuat sang dokter sempat tercengang dengan wajah melongo miliknya. "Dokter? Saya bicara dengan Anda," ungkap Jaehyun yang kesal karena pertanyaan sedari tadi tidak di gubris.

"Ah, maaf," sesal dokter Siyeon.

"Jadi bagaimana dengan kondisi anak saya?"

"Hah anak?" kaget Siyeon. "Iya anak, memangnya ucapan saya ada yang aneh?" desis Jaehyun. "Tolong dokter, fokus sedikit. Saya khawatir loh menunggu pernyataan dari Anda," gerutu Jaehyun.

"Soalnya Anda terlalu tampan untuk menjadi seorang bapak makanya saya tercengang-cengang," curhat Siyeon.

"Apa itu penting dibahas?" sahut Jaehyun ketus. "Ah, baiklah. Kondisi Rose baik-baik saja, dia hanya mengalami shock sehingga tekanan darahnya mendadak drop dan membuatnya pingsan," ungkap Siyeon.

Setelah mendengar penjelasan itu, Jaehyun menghampiri Rose yang baru membuka matanya. Ia mengecek kondisi gadis itu dengan intensif menggunakan matanya sendiri, ingin memastikan Rose baik-baik saja.

"Di mana yang sakit? Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Jaehyun bertubi-tubi dan membantu Rose untuk duduk.

Rose terlihat ragu, "Aku tidak menyangka kalau kesempurnaan papa akan berpengaruh sebesar ini," ungkapnya yang menghela nafas berat. Jaehyun tak kuasa melihat kesedihan Rose kemudian memeluknya. "Ini semua salah papa, maaf Rose," sesal Jaehyun.

"Sebenarnya ini bukan salah papa kok terlahir sempurna. Kalau aku jadi mereka pasti aku bakal ngerasain hal yang sama. Punya papa super ganteng itu gak mudah, Pa," curhat Rose.

"Haruskah papa oplas aja demi kebaikan kamu? Gantengnya papa sepertinya adalah sebuah kutukan untuk kamu. Papa pengen sekali aja jadi jelek," balas Jaehyun lirih sehingga membuat Rose tertawa terbahak-bahak. Ia mulai bisa kembali bersikap ceria.

"Bisa aja candaannya, Pa. Aku baik-baik aja kok, lagian seiring berjalannya waktu pasti aku akan terbiasa dengan apa yang terjadi dan mereka akan jerah. Aku senang sekolah di sini. Papa tau gak kalau aku dapat teman yang super duper baik?" cerita Rose yang mengungkapkannya dengan bahagia.

Jaehyun menghela nafas leganya kemudian tersenyum tipis sambil mengusap pipi Rose, "Syukurlah. Papa ikut seneng dengarnya."

"Bapak bisa pergi gak dari sini sekarang? Soalnya saya mimisan dari tadi karena terserang pesonanya bapak," curhat Siyeon yang menyela pembicaraan Jaehyun dengan Rose.

Jaehyun dan Rose saling menatap kemudian saling terkekeh-kekeh. "Papa sih terlalu tampan," decak Rose yang keluar dari ruang kesehatan sambil memeluk pinggang papanya manja.

"Kan papa udah bilang kayaknya papa kena kutukan," sahut Jaehyun.

"Mau aku sembuhin gak? Soalnya 'kan cuma aku yang bisa nganggep papa jelek," canda Rose, jelaslah dia bohong. Kalau ngeliat Jaehyun lama-lama yang ada ntar jantungnya kelelahan treadmill.

Rose itu paling suka banget sama mata dan bibir papanya dari dulu. Pokoknya gak bisa di jelasin dengan kata-kata coy.

Rose tantang kalian, emangnya bisa gak senyum-senyum sendiri ngeliatin papanya? Gak boleh bohong loh, yang jujur!

Kepergian Rose dan Jaehyun dari ruang kesehatan ternyata dipantau oleh beberapa orang guru yang memperhatikan Jaehyun sejak pria itu memasuki perkarangan sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kepergian Rose dan Jaehyun dari ruang kesehatan ternyata dipantau oleh beberapa orang guru yang memperhatikan Jaehyun sejak pria itu memasuki perkarangan sekolah. Sepertinya terserang falling in love at first sight.

"Mereka beneran ayah sama anak gak sih?"

"Kok kalau jalan berdampingan gitu malah keliatan cocok?"

"Jangan-jangan ini penyamaran rahasia?"

"Jangan-jangan ini penyamaran rahasia?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Are You Really My Daddy? [✔]Where stories live. Discover now