61. You're Always In My Heart

2.4K 383 37
                                    

Yang gak nangis atau sedih baca chapter sebelumnya, kalian LUAR BIASA 😃😂

Btw makasih karena sudah membuat saya kecewa atas respon kalian akhir-akhir ini. Saya gak ngerti harus ngomong apa lagi. 😐

Setidaknya kalau malas atau pegel ngetik buat komen, kalian tinggal vote dan saya rasa itu mudah dilakukan namun saya tidak mengerti kenapa kalian begini.

Mungkin karena ada yang kecewa kenapa ujung2nya sad? Konsepnya memang kayak gini sih sejak awal aku nulis ceritanya 😂 lagian belum ending juga kok so, jangan pesimis.

Apalagi respon di part sebelumnya.

Kalau bisa bilang rasanya saya KEZEL.

Sekarang serah dah, bagi yang udah dukung cerita ini dengan vote dan komennya setiap waktu saya ucapkan terima kasih banyak. Saya sayang kalian. Saya tanpa kalian bukan apa2.

.................................................

"Meski dunia yang menantiku sudah berbeda, pilihanku tetap kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Meski dunia yang menantiku sudah berbeda, pilihanku tetap kamu. Ternyata merindukanmu seberat ini ya, rasanya. Bagai tak ada lagi oksigen yang dapat terhirup olehku. Rose.... Hidupku begitu hampa. Bisakah kau mendengarku di Surga sana?"

❤❤❤

Harapan hidup?

Entahlah, Jaehyun ragu bahwa dia masih memilikinya sekarang. 2 bulan berlalu sejak kejadian menyakitkan itu dan sampai detik ini hidupnya berhenti di hari itu, dimana ia tidak bisa menyelamatkan Rose dan mulai mengutuk hidupnya. Mungkin sekarang Jaehyun benci dengan dirinya.

Setiap kali melihat ke cermin, pantulan dirinya seolah-olah membisikkan kata-kata yang senantiasa terbayang-bayang di benaknya.

Mati.

Jaehyun mulai lelah untuk membuka matanya. Jaehyun rasa ia tidak sanggup lagi menahan kepedihan ini sendirian.

Pintu kamar Jaehyun di buka oleh Wendy. Tatapannya memperhatikan Jaehyun yang sedang termenung menatap ke arah luar jendela dengan tatapan kosongnya.

"Jaehyun?"

Tidak ada tanggapan. Yeah, sejak hari itu Jaehyun mengisolasi dirinya. Butuh usaha yang ekstra untuk menghidupi Jaehyun selama 2 bulan ini karena pria itu tidak mau makan sama sekali, bahkan ia pernah kepergok tidak tidur selama satu minggu dan hampir mati karena itu.

Di setiap malam terkadang Jaehyun menangis seperti orang yang kehilangan akalnya dan mengacak-acak apa saja yang berada di dekatnya dan berujung dengan penyiksaan terhadap diri sendiri. Jaehyun hampir membunuh dirinya sendiri jikalau Taeyong tidak menahannya waktu itu.

Melihat Jaehyun yang seperti ini membuat Wendy dan teman-temannya begitu terpukul. Tidak ada lagi sosok Jaehyun yang seperti dulu.

Wendy memberanikan diri untuk mendekati ranjang Jaehyun. Ia menghela nafas panjang. "Lo sampai kapan mau kayak gini terus?" tanyanya frustasi, tapi Jaehyun hanya diam. Mungkin ia mulai lupa bagaimana caranya berbicara.

Are You Really My Daddy? [✔]Where stories live. Discover now