15. Bimbang

4.4K 604 22
                                    

Jangan datang kalau hanya numpang baca:(
Vote dan Komen yeorobun, karena menulis itu gak mudah :)

"Pa, kita mau kemana?" tanya Rose saat Jaehyun membawanya ke cafe.

"Sebenarnya papa mau ketemuan sama teman papa, karena waktu janjiannya mepet berarti gak bisa ngantar kamu pulang jadi yaudah sekalian papa ajak kamu ke sini. Kalau kamu nolak berarti papa harus nelepon Eunwoo," cengir Jaehyun.

"Memangnya punya kontaknya?" tantang Rose yang langsung kicep saat papanya itu menunjukkan nomor ponsel Eunwoo. "Kok bisa ada?" tanya Rose kaget.

"Nyuri di ponsel kamu haha," balas Jaehyun cekikikan. "Mending aku ikut papa kalau ketemu Eunwoo," desis Rose. Jaehyun menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa heran dengan Rose. "Emang cuma kamu anak yang betah main sama papanya di usia remaja gini," ledek Jaehyun.

"Selama papanya ganteng gak salah dong?" sahut Rose membuat Jaehyun skakmat, "Iyalah, terserah kamu," balasnya menyerah berdebat dengan Rose.

"Pa, pa!" panggil Rose. Jaehyun menoleh.

"Cewek selalu----" kata Rose tertahan dan menatap papanya dengan tatapan menuntut untuk melanjutkan perkataannya.

"Benar," balas Jaehyun. Rose tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi papa selalu---"

"Lebih benar," balas Rose bersungut-sungut. Ia berdecak pelan saat kalah debat dengan papanya itu.

"Aku harap papa ngerti ya kenapa aku kurang nyaman ke Eunwoo, masalahnya 'kan aku baru kenal dia," ungkap Rose.

"Kasihan loh dia, jangan digantungin," balas Jaehyun yang menggerutu pelan.

"Aku dah coba bilang baik-baik tapi masa katanya dia akan sabar nunggu aku suka ke dia. Kayaknya dia gak waras deh," ungkap Rose was-was.

"Kamu yang gak waras bisa nolak orang sesempurna itu," koreksi Jaehyun.

"IHHHHH PAPA! FIX AKU NGAMBEK!"

"Sini cium dulu biar nggak ngambek lagi," sahut Jaehyun dan Rose benar-benar mendekatkan wajahnya tapi Jaehyun menghalaunya dengan telapak tangannya.

Alhasil, Rose mengerucutkan bibirnya.

"Btw papa lebih sempurna dari Eunwoo tuh," ungkap Rose yang memecah keheningan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Btw papa lebih sempurna dari Eunwoo tuh," ungkap Rose yang memecah keheningan.

"Sama papa? Mustahil, papa pasti kalah telak lah," kekeh Jaehyun. Rose mengeratkan pelukannya di lengan Jaehyun dan mereka pun masuk ke dalam cafe.

Rose tercengang saat Jaehyun membawanya ke meja yang diduduki oleh penghuni yang sedari tadi menjadi pusat perhatian di cafe ini.

Apalagi saat Jaehyun datang, bahkan ada yang pingsan. Rose menatap papanya sejenak, merasa takjub dengan ketampanannya yang memikat semua orang bagaikan toxic.

"Om-om ini teman papa?" bisik Rose yang menatap Jaehyun, papanya itu menganggukkan kepalanya.

Sampai Rose memundurkan langkahnya saat di dekati salah satu dari teman-teman Jaehyun, Kim Taeyong. "Jadi kamu yang namanya Rose? Astaga, besarnya cantik banget. Sini, sini sapa om dulu. Aku ini dulu sering gendong kamu juga loh pas bayi," gemas Taeyong hendak memeluk Rose, tapi Jaehyun mendorong wajahnya untuk mengambil jarak dari Rose.

"Lo gak ngeliat dia ketakutan?" decak Jaehyun sehingga membuat Taeyong tertawa cengengesan. Ia mengusap-usap kepala Rose gemas sambil tersenyum lebar.

Squad Jaehyun ini beranggotakan pria-pria yang ketampanannya tidak jauh berbeda darinya; Kim Taeyong, Kim Doyoung, Kim Taeil, Johnny Seo, dan Nakamoto Yuta.

Rose jadi penasaran dengan kehidupan papanya dulu, pasti dikelilingi cecan dan cogan. Seolah tak ada hentinya.

Wendy yang datang sontak membuat Ross girang, setidaknya dia punya teman ngobrol.

"Widiiih si cantik," goda Johnny. Wendy tersenyum ceria sambil menunjuk wajahnya sebelum memeluk sahabatnya itu.

"Pa, jangan bilang cuma tante Wendy yang cewek di squadnya papa?" kaget Rose. Jaehyun mengangguk membenarkan.

"Kok bisa?" tanya Rose penasaran.

"Ada aja," balas Jaehyun sok misterius dan tertawa kecil.

"Rose, tunggu bentar ya disini. Papa pesan makanan dulu," ujar Jaehyun yang kembali menoleh saat Rose menggenggam tangannya erat-erat.

"Aku ikut ya pa~?" rengek Rose memohon, sesekali menatap ke arah teman-teman Jaehyun yang menatapnya berlebihan. Jaehyun yang menyadari hal itu sontak memelototi temannya satu per satu, "Biasa aja natap anak gue woi! Kayak ahjussi mesum lo pada," gerutu Jaehyun kesal.

"Cantik soalnya," celetuk Doyoung cengengesan.

"Papa bentar aja, mereka gak gigit kok," ujar Jaehyun menyela kecemasan Rose sembari mengusap kepalanya penuh kasih sayang.

Selebihnya Rose hanya bisa menatap kepergian Jaehyun dengan Wendy.

❤❤❤❤

"Kayaknya gue harus nikah deh," ungkap Jaehyun tiba-tiba sehingga Wendy menatapnya dengan raut wajah terkejut.

Jaehyun menghela nafasnya, "Gue ngerasa Rose itu kayak ada rasa ke gue," lirih Jaehyun.

"Gimana gak ada rasa kalo papanya secakep lo ogeb," sahut Wendy yang menghela nafasnya, "Bukannya Bagus buat lo?"

"Ngawur lo anjir," balas Jaehyun.

"Tapi, tanpa lo sadari Jae, lo yang narik Rose mancing perasaannya Rose ke lo. Sampai umurnya sebesar ini, lo masih memperlakukan dia layaknya anak kecil, jadi jangan ngeluh kalau Rose sulit membuka hatinya buat cowok lain dan justru bergantung sama lo. Kalo gue jadi dia sih, gue juga betah kalo butuh apapun larinya ke papa," ungkap Wendy yang tertawa kecil.

Jaehyun menghela nafasnya lagi, "Itu makanya gue harus nikah karena cuma itu caranya buat balikin ke keadaan awal, kan?"

"Bukan, lo justru melarikan diri dari perasaan lo. Lo pikir gue gak tau? Sekuat apapun lo ngelak, makin keliatan jelas," balas Wendy yang menepuk-nepuk bahu Jaehyun.

"Lo tau 'kan gue gak boleh gitu?" lirih Jaehyun yang sesekali menatap sosok Rose di seberang sana.

"Mungkin 16 tahun yang lalu itu adalah pertanda dari Tuhan bahwa kebahagiaan lo adalah Rose dan sebaliknya," sahut Wendy.

"Mustahil, Wen. Kalau dia tau mungkin dia bakalan buang gue jauh-jauh dari hidup dia," ungkap Jaehyun frustasi.

"Ini nih kelemahan lo, lo gak bisa jauh-jauh dari dia," kekeh Wendy.

"Kalau gue maksa Wen, yang ada jatuhnya terlarang 'kan?"

"Cuma lo sendiri yang tau jawabannya bro," balas Wendy yang tersenyum simpul. "Tapi gue harap akhir dari hubungan kalian adalah happy ending," ujarnya tulus.

TBC

Are You Really My Daddy? [✔]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant