18. Feeling

4.7K 566 12
                                    

Jaehyun membuka pintu kamar Rose, dilihatnya gadis itu bersikeras mengusir para perawat yang berbondong-bondong datang mengelilingi ranjangnya.

Sampai Rose menyambut kedatangan Jaehyun dengan senyuman lebarnya. "Papa aku udah datang, kalian pergi aja," desis Rose.

Jaehyun menghela nafasnya, "Jangan gitu dong Rose, mereka 'kan bertanggung jawab atas kesehatan kamu. Papa mana tau caranya nyembuhin kamu," tegurnya sambil mengusap kepala Rose dan memberikan tatapan penuh penyesalan tethadap para perawat yang menangani Rose.

"Dengan papa di sini aja, udah pasti bakalan buat aku baik-baik aja. Aku gak butuh siapapun lagi selain papa," cemberut Rose.

"Serius pak ini anaknya? Saya kira istrinya loh."

Jaehyun mencuri-curi pandang ke arah Rose yang entah kenapa gak nyerocos lagi. "Anak, sus," balas Jaehyun. Setelah ditinggalkan berdua dengan Rose, ia menyiapkan keperluan Rose di lemari nakas.

Helaan nafas Jaehyun terdengar saat menyadari Rose yang menatap ke luar jendela dengan tatapan sedih.

"Itu makanannya dimakan dong, supaya bisa minum obat," tegur Jaehyun yang berusaha membujuk Rose. Kalau gadis ini udah sakit sebenarnya susah buat ngembaliin moodnya.

Rose tidak menggubris perkataan Jaehyun.

"Katanya papa penyembuh kamu, tapi omongannya gak didengerin," protes Jaehyun lagi.

"Sakit pa, aku mau pulang gak betah di sini," lirih Rose.

"Kamu kesepian meskipun udah ada papa disini?" tanya Jaehyun. Rose menghela nafasnya kemudian menggenggam tangan Jaehyun, selebihnya menatap papanya itu lekat-lekat.

Tangannya bergerak mengusap pipi Jaehyun, "Papa tadi tergesa-gesa pulang ya, pas aku telepon? Maaf, ya, kalau aku bergantung banget ke papa. Harusnya gak boleh, kan? Tapi ga tau kenapa aku susah banget buka diri ke pria lain. Soalnya aku udah merasa cukup ada papa di sisi aku," ungkap Rose sambil mendesah pelan. Ia benar-benar merasa miris melihat wajah kelelahan yang terpancar jelas di raut wajah Jaehyun.

"Sebenarnya papa senang menjadi senderan kamu, cuman papa takut kalau Tuhan nggak ngizinin papa buat jaga kamu dikemudian hari. Gak ada yang tau waktunya," gumam Jaehyun.

"Maksudnya papa mau ninggalin aku?" sahut Rose.

"Bukan, Rose. Tapi, setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anak mereka. Itu aja kok," balas Jaehyun yang menatap Rose dengan tatapan penuh kehangatan.

"Memangnya beneran status kita bapak-anak?" sela Rose yang membuat Jaehyun bungkam.

"Jadi menurut kamu yang papa lakuin selama ini itu apa?"

"Aku pribadi ngerasainnya bukan ngelindungin sebagai seorang papa, melainkan lebih. Kamu memperlakukan saya bukan seperti seorang ayah ke anaknya. Hati wanita itu gak bisa bohong mengenai perasaan. Aku sebenarnya siapa?" tanya Rose mendadak serius.

Jaehyun menghela nafasnya, "Kalau kamu kayak gini terus papa jadinya sedih banget loh, seolah gak di hargai sebagai seorang ayah. Papa udah gagal jadi seorang ayah," ungkapnya yang menghela nafas panjang.

"Tentu aja gagal karena aku nganggepnya beda tau gak," sahut Rose.

"Cukup bercandanya," sela Jaehyun yang mendadak jadi dingin. Dia marah ke Rose sehingga Rose memutuskan untuk menutupi wajahnya dengan selimut dan memilih membelakangi Jaehyun.

"Kamu lagi sakit, makanya ngomongnya mgelantur begitu," dengus Jaehyun sarkastik. "Jangan kamu pikir papa gak bisa marah diperlakukan begini."

Gak ada yang tahu apa yang ada di kepala Rose.

Are You Really My Daddy? [✔]Where stories live. Discover now