17. Rose is Sick

5.1K 621 49
                                    

Jaehyun harus ngantor pagi buta karena kerjaannya lagi banyak. Meskipun begitu dia sudah menyediakan sarapan buat Rose.

"Papa udah nyediain pasta buat sarapan kamu, ntar hangatin aja lagi di microwave. Dimakan, ya. Papa mantau loh, CCTV ada di semua sudut Rumah."

Begitulah yang Jaehyun tulis di sticky note yang ia letakkan di pintu kulkas.

Rose terbangun dari tidurnya, menepuk-nepuk pelan pipinya. Yakali dia mimpi di cium papanya. Ia memegangi keningnya, tapi terasa nyata.

Memang Jaehyun melakukannya, sebelum pergi kerja ia memantau Rose sejenak. Memperhatikan wajah tenang Rose saat tertidur.

"Selamat pagi penyemangatku," ungkapnya sambil mengecup kening Rose.

Rose bergidik ngeri saat membaca note dari papanya itu dan benar-benar menemukan CCTV di sudut rumah. Perasaan ia baru tau deh kalau rumahnya ada CCTV. Beginilah kalau Jaehyun udah bersikap protektif terhadapnya.

"Pa, di kamar mandi gak ada 'kan?" teriak Rose sambil melambaikan tangannya di hadapan CCTV yang tak jauh dari tempatnya berdiri, berharap Jaehyun mendengarnya nanti.

Mendadak Rose merosot ke lantai, kepalanya sakit banget dan ia membulatkan matanya saat melihat darah mengucur ke lantai.

Rose mimisan.

❤❤❤

Jaehyun super sibuk banget. Selain membaca berkas yang berserakan dihadapannya, sekarang ia sedang melakukan evaluasi terhadap kerja pegawai kantornya sekaligus berdiskusi mengenai proyek berikutnya.

Mendadak ponselnya berdering, saat melihat nama Rose ia langsung mengangkatnya tanpa peduli betapa sibuknya ia.

"Pa, aku mimisan. Pulang dong, pa~ Aku ga tau harus ngapain. Kepalaku sakit banget," curhat Rose yang terisak pelan diseberang sana.

Demi apapun, Jaehyun langsung berlari menuju rumah. Pikirannya kalut seketika, bahkan sampai mengendarai mobil ugal-ugalan supaya cepat sampai dirumah.

Dan sialnya macet sehingga ia mengumpat kasar. Mau tidak mau, Jaehyun berlari meninggalkan mobilnya, menuju rumahnya yang hanya tinggal beberapa langkah.

Peluh keringat tak Jaehyun hiraukan, meski langkahnya sudah sempoyongan ia tetap melanjutkan perjalanan pulang.

Jaehyun membuka pintu kamar Rose, di lihatnya gadis itu terbaring lemah di kasurnya. Melihat Jaehyun datang sontak membuat Rose menumpahkan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Rose merentangkan kedua tangannya dan Jaehyun menggendong tubuhnya. Memeluknya erat. "Astaga, panas banget badan kamu," cemas Jaehyun sambil menyiapkan keperluan Rose.

"Kita ke rumah sakit," ungkap Jaehyun sehingga membuat Rose menatapnya dengan wajah merengut sedih, "Tapi aku takut, pa," gumamnya.

"Ada papa, kamu gak sendirian. Papa gak bakal ninggalin kamu," janji Jaehyun yang buru-buru nyari taksi dan masih senantiasa menggendong tubuh lemah Rose.

❤❤❤❤

Kedatangan Jaehyun menghebohkan keadaan di rumah sakit karena dia terlanjur panik.

"Mohon bersabar pak, Anda telah membuat ketidaknyamanan banyak orang. Harap tenang," ungkap seorang perawat yang terpesona dengan ketampanan Jaehyun tapi ia harus tetap bertindak tegas karena kode etiknya.

"Bagaimana saya bisa tenang?! Anak saya harus mendapatkan perawatan secepatnya, tapi rumah sakit ini tidak melayani anak saya dengan baik dan mendahulukan orang lain!" umpat Jaehyun dengan rahang mengeras.

"An-anak?" kaget perawat itu yang cukup keliatan histeris.

"TOLONG SEGERA TANGANI ANAK SAYA!" teriak Jaehyun yang benar-benar lagi serius dan ngamuk karena pelayanan rumah sakit ini menurutnya kurang maksimal. Tadinya Jaehyun mau membawa Rose ke rumah sakit lain, tapi sepertinya kondisi Rose gak memungkinkan.

"Pa, jangan marah-marah," gumam Rose yang berusaha menenangkan Jaehyun. Jaehyun menghela nafasnya gusar. Ia senantiasa berada di samping ranjang Rose yang di gerek ke ruangan ICU. Ia juga senantiasa menggenggam tangan Rose erat-erat sampai perawat mengatakan bahwa Jaehyun harus menunggu di luar.

"Tidak bisakah biarkan saya menjaga anak saya?"

"Nanti pada gak fokus, pak---Eh, maksudnya semua orang di dalam harus fokus menangani anak bapak, kalau bapak masuk yang ada ambyarr-- Maksud saya akan menganggu penanganan," ungkap sang perawat.

Jaehyun memukul dinding di dekatnya dengan kepalan tangannya saking kesalnya, padahal ia lagi serius tapi masih aja di ajak bercanda. "Pengen gue tampol mukanya, erghhhh!" umpatnya pada sang perawat yang menjadi lawan bicaranya barusan.

❤❤❤

Jaehyun masih menunggu Rose yang ditangani oleh dokter dengan raut wajah cemas. Ia gak bisa duduk tenang.

Sampai tatapannya mengarah pada pintu ruang ICU yang dibuka oleh dokter yang menangani Rose.

"Gimana dok, anak saya?" tanya Jaehyun cemas.

"Anak?"

Sekali lagi Jaehyun denger lawan bicaranya ngomong gitu kayaknya bakalan buat dia beneran emosi deh. Akibatnya tatapan Jaehyun berubah dingin.

Dokter itu berdehem pelan, "Anak bapak positif typus, jadi harus dirawat beberapa hari. Sekarang sudah bisa di jenguk." Tanpa pikir panjang Jaehyun langsung masuk buat melihat keadaan Rose.

"PAPA!" teriak Rose saat melihat Jaehyun. Ia senantiasa menolak beberapa perawat yang berusaha memasangkan jarum infus ke tangannya.

"Pa, pokoknya aku gamau di suntik!" ungkap Rose bersikeras sambil memeluk pinggang Jaehyun erat-erat. Jaehyun menghela nafasnya dan mengusap kepala Rose, "Mau sembuh gak? Kamu sakit typus jadi harus di rawat beberapa hari. Sus, tolong pelan-pelan masangnya," mohon Jaehyun.

Mau gak mau Rose harus menerima punggung tangannya disuntik, padahal ia paling takut dengan jarum suntik dan hal-hal yang berhubungan dengan rumah sakit.

"Tatap papa aja," ujar Jaehyun. Rose mengeratkan pelukannya sambil mendongak menatap Jaehyun.

Setelah perawat selesai memasangkan jarum suntik, Rose mengerucutkan bibirnya. Rasanya sakit sekali.

"Anaknya manja banget ya, pak. Kalau saya punya anak sebesar ini terus manjanya kayak gini yang ada saya omelin," celetuk perawat yang menangani Rose.

Jaehyun menatapnya datar, "Urus saja kehidupan masing-masing."

"Ah, maaf," sesal sang perawat sembari meninggalkan Rose dan Jaehyun. Jaehyun menyeka air mata Rose, "Emangnya sakit banget, ya?" tanyanya lirih. Rose mengangguk pelan dan berusaha menghentikan air matanya.

Rose memang belum pernah sakit seserius ini sampai di rawat ke rumah sakit.

"Maaf, ya, papa lengah ngejagain kamu," lirih Jaehyun yang menitikkan air matanya. Rose mengusap pipi Jaehyun dan berusah tersenyum meski wajahnya lagi pucat banget, "Tahu gak? Gak bakalan ada papa sehebat kamu," ungkap Rose sehingga membuat Jaehyun menatapnya sejenak sebelum kembali memeluknya.

Jaehyun memejamkan matanya, meresapi segala kehangatan milik Rose. Ia benar-benar cemas tadi. "Kenapa gak aku aja sih yang kena," gumamnya sehingga Rose mengeratkan pelukannya.

"Papa jangan kemana-mana, ya," mohon Rose.

"Gak akan, Rose. Aku disini," sahut Jaehyun yang mendadak bicaranya agak berubah, tapi Rose gak menyadari hal tersebut.

TBC

Are You Really My Daddy? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang