39. Still Same

3.9K 494 35
                                    

Jaehyun menghela nafasnya. Malam ini pokoknya dia mau minum sepuasnya untuk mendinginkan isi kepalanya. Pikirannya sedang kalut.

Diletakkannya ponsel miliknya ke telinga, menunggu seseorang mengangkat teleponnya.

"Halo, Wen. Datang lo ke kedai minuman tempat biasa," ungkap Jaehyun.

"ASTAGA KANG JAEHYUN, ANDA TIDAK BOLEH MABUK. INGAT ITU." Sahut Wendy diseberang telepon.

"Njing, jangan banyak komentar dah," dengus Jaehyun kemudian menyudahi panggilan teleponnya.

Jaehyun menghela nafas gusar. Kalau kalian berpikir Jaehyun adalah orang baik maka kalian salah besar. Jaehyun senang merokok dan minum-minum. Hanya saja sejak Rose hadir ke dunia ini, dia sudah jarang melakukannya kecuali di saat pikirannya sedang kacau seperti sekarang.

Kenapa Jaehyun jadi tidak tenang begini, Tuhan? Padahal kalau begini ceritanya bukankah itu Bagus untuk Rose dan juga dirinya?

"Jangan melamun, ntar lo kesurupan gue yang kabur duluan beneran deh," sahut Wendy yang menjentikkan jemarinya dihadapan Jaehyun yang raut wajahnya udah kelihatan benar-benar frustasi. Wendy baru saja tiba dan tatapannya langsung mengarah pada Jaehyun yang terlihat benar-benar menyedihkan.

"Kayak orang baru putus cinta aja ekspresi lu njayy," kekeh Wendy. Jaehyun menjitak pelan kepala gadis itu. "Lo gak paham ya gue lagi sedih?" dengus Jaehyun yang bersungut-sungut.

"Paham kok paham, makanya gue datang. Yaudah sih, jalan yang lo ambil udah bener. Kenapa harus sedih juga?" ungkap Wendy yang meneguk segelas sojunya.

"Gue senang banget dia udah mandiri dan lepas ketergantungan dari gue, tapi ngeliat sikapnya jadi jutek gitu gue sedih gak ketulungan," ungkap Jaehyun yang tersenyum pedih.

"Sekarang pilihannya ada di elo. Nyatain aja ke dia," balas Wendy penuh arti.

"Gampang banget lo ngomong maimunah. Lo tau 'kan resikonya tinggi? Kalau gue bilang itu semua sama artinya dengan gue kehilangan Rose. Gue gak siap, gak bisa," ungkap Jaehyun frustasi.

"Terserah lo lahh, capek gue ngomong sama Batu," gerutu Wendy yang berdecak kesal.

"Belum gue ceritain aja sikapnya udah sedingin itu sekarang, apalagi kalau gue beberin semuanya. Kelar udah," ujar Jaehyun lirih dan tersenyum renyah.

"Ya 'kan lo bakalan kehilangan dia juga sih pada akhirnya, tapi kembali lagi sih ke takdir. Siapa tau dia nerima lo setelah tahu gimana ceritanya. Kita 'kan hanya manusia biasa. Gak ada yang tau apa yang bakalan terjadi. Di coba dulu aja ganteng," geram Wendy. Dia muak ngeliat sikap lamban Jaehyun, andaikan dia bisa cerita semuanya ke Rose sekarang.

"Iya manusia, tapi gue di kutuk jadi manusia laknat. You know?" Jaehyun tertawa pahit. Sekarang Wendy menatap Jaehyun iba. Kalian para kaum lelaki, mungkin gak bakal kuat kalau jalanin hidup kayak Jaehyun.

Jaehyun itu benar-benar sosok yang tegar dan hebat dimata Wendy. Gak ada cowok yang bisa nandingin dia di mata Wendy.

Jaehyun yang hendak meneguk gelas soju ke-50 miliknya tertahan karena Wendy merebutnya. Gadis itu beranjak dari tempatnya dan berdiri di hadapan Jaehyun dan mengusap wajahnya. "Udah, ya, udah," ungkap Wendy yang menghela nafas panjang saat Jaehyun mulai menangis keras dan memeluknya erat-erat.

"Balikin Rose gue yang dulu Wen," isak Jaehyun pilu.

"Gimana cara gue ngembaliinnya bego? Lo juga sih gak bisa nahan perasaan hadehh. Lo malah menyikapi Rose dengan cara yang salah. Anak yang udah sering dimanja kalau tiba-tiba di dinginin kayak cara lo yang antimainstream, yang ada bisa benci sama orang tuanya. Pabboya, kamu denger nggak?" omel Wendy yang menghela nafas lagi saat mendengar tangisan Jaehyun semakin keras.

Are You Really My Daddy? [✔]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt