Pengantin Baru

606 16 0
                                    


21+++

Laila membuka mata saat telinganya mendengar suara ayam berkokok. Diliriknya jam di dinding, pukul satu dini hari. Bukan hal aneh baginya mendengar ayam berkokok tengah malam begini. Ia berusaha menggerakkan tangan yang terasa kebas. Ia berusaha merenggangkan tangan Paul yang memeluk tubuhnya. Susah, padahal lelaki itu masih tertidur, pikir Laila. Kepalanya mendongak, menatap wajah Paul.

"Abang memang tampan, Laila!" Paul mengembuskan napasnya berat, membuka mata lalu menatap ke arah sang istri yang masih tertidur di lengannya.

"Ish ...." Laila berdecak. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia sendiri enggan beranjak untuk bangun, dekapan Paul benar-benar hangat dan memberikan rasa yang sangat nyaman.

"Laila nggak tidur?" tanya Paul. Gadis itu diam tak menjawab. Pandangannya menatap lurus ke langit-langit kamar, "Laila ...." Tangan kiri Paul menyentuh pipi, mengangkat wajah Laila agar menatapnya.

"Laila mikirin apa?"

"Nggak mikir apa-apa, Bang."

"Kenapa melamun?"

"Nggak apa-apa." Laila menggeser kepalanya menjauh dari dada Paul, meraih ikat rambut di atas nakas, "Laila mau ke kamar kecil."

Laila turun dari ranjang, bergegas ke kamar mandi.

"Laila," panggil Paul.

"Nggak ada hadiah pagi gitu buat kesayangan?"

"Maksud, Abang?" Laila berjalan mendekat dan berdiri di sebelah Paul yang masih berbaring.

Paul bangun lalu duduk bersandar, "sini abang kasih tau." Paul menarik lengan Laila, meraih tubuh sang istri ke atas pangkuannya.

Cup ....

Sebuah kecupan mendarat di bibir Laila. Paul menatap wajah istrinya dengan penuh cinta. Sesaat mata keduanya beradu pandang. Tubuh Laila direngkuhnya dalam pelukan, debar jantung semakin kencang saat dada keduanya beradu. Laila tampak sangat malu diperlakukan begitu mesra, leher juga belakang telinganya tak lolos dari kecupan Paul.

Lelaki itu kembali merebahkan tubuh Laila di atas kasur, kecupan Paul semakin intens di wajah juga leher Laila. Sesekali lelaki itu menyebut nama 'laila dengan suaranya yang parau.

Tubuh Laila bergetar saat Paul menghujaninya dengan kecupan. Ia bahkan membiarkan saat tangan lelaki itu melepaskan satu persatu kancing baju tidurnya. Sesekali Laila menyebut nama 'paul dengan suara yang parau, disela napasnya yang memburu, juga desahan yang lolos dari mulutnya.

Paul menarik selimut, lalu menutupi tubuh Laila yang bergetar. Laila menutup mata, ia benar-benar merasa tak berdaya saat Paul menghujaninya kecupan di bahu, juga belahan dadanya. Laila meletakkan kedua tangan di leher Paul, dan menguncinya dalam pelukan.

"Sayang ...." Paul membisikkan kata-kata mesra di telinga, membuat Laila semakin tenggelam dalam gairah.

**

Laila membuka mata, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Matanya menatap ke arah Paul yang masih tertidur nyenyak di bahunya, terdengar dari suara dengkuran yang lumayan keras. Sebagian tubuh Paul menindih tubuh Laila, sekuat tenaga Laila menggeser badan lelaki itu.

Laila menepuk-nepuk punggungnya pelan, ingatannya memutar kejadian semalam. Saat dirinya benar-benar hanyut dalam cumbu rayu Paul. Tenggelam dan menikmati setiap kecupan. Laila mengusap pucuk kepala suaminya, ia benar-benar lelaki terbaik. Usai menghujaninya dengan ciuman yang memabukkan, mengajaknya hingga mencapai puncak surga dunia, Paul tidak membiarkannya begitu saja, dengan mesra ia membasuh juga kembali memasangkan pakaian Laila seperti semula.

Mantu Untuk Mak(SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now