Paul Ngidam

201 12 3
                                    

"Abang tidurnya jangan begini. Nantinya badan Abang sakit." Laila menepuk pelan bahu Paul yang tertidur di samping ranjang dengan tubuh membungkuk.

Paul membuka matanya, tersenyum manis ke arah Laila, menatap hangat wajah sang istri.

"Abang nggak apa-apa, Sayang. Abang nggak sakit badan, kok. Abang sehat. Lihat." Paul menggerak-gerakkan badannya, memperlihatkan pada sang istri bahwa dirinya baik-baik saja.

"Iya. Abang tidur di sofa aja," bujuk Laila.

"Nggak usah. Abang nggak mau jauh dari Laila. Abang ... takut kehilangan Laila." Paul berdiri dan mendekatkan wajahnya.

"Tapi, Bang ...."

Cup ....

Paul mendaratkan kecupan mesra di bibir Laila, membuat wanita itu bungkam. Matanya menatap lekat pada lelaki berhenti mancung di depannya.

"Jangan nakal. Laila bikin abang gemas tau!" seru Paul seraya tersenyum lalu mencium kening sang istri. Lelaki itu kembali duduk dan merebahkan kepalanya di sisi ranjang. Tangannya terus menggenggam erat jemari Laila.

"Abang ...."

"Apa, Sayang." Paul mengangkat kepalanya dan menatap Laila.

"Tidur sini."

Laila menepuk bantal, mengisyaratkan agar Paul tidur di sebelahnya.

"Jangan, nanti Laila tidurnya nggak leluasa.

"Laila mau tidur deket Abang, boleh?" pintanya dengan nada manja.

"Apa pun yang Laila minta, akan abang kabulkan."

Laila bangun lalu menggeser tubuhnya agak ke sisi agar lelaki itu bisa berbaring di sebelahnya.

"Gimana, apa abang harus begini?" Paul tidur di atas ranjang pasien, dan  merentangkan tangan kirinya, agar Laila bisa merebahkan kepalanya di sana.

"Boleh Laila tidur di situ?"

"Loh, kenapa harus minta ijin. Ini punya Laila. Sampai kapan pun."

Laila tersenyum, perlahan ia meletakkan kepalanya di atas lengan Paul. Wajahnya ia tenggelamkan di ketiak sang suami.

"Sayang, abang nggak mandi, loh. Bau. Jangan kaya gitu ih. Nggak pede ah."

"Ih, nggak apa-apa. Abang tetep wangi, kok." Laila semakin mendekatkan wajahnya.

"Laila tidur ya, Bang. Abang juga istirahat."

"Iya, Sayang. Kalo butuh apa-apa, kasih tau, ya." Paul mengeratkan pelukannya pada Laila. Memberikan kehangatan pada wanita kesayangannya.

Paul menatap lekat wajah wanita yang tidur di lengannya, ia sangat bersyukur karena Laila dan calon buah hatinya dalam keadaan baik-baik saja.

Baru beberapa jam Laila tidur di lenganny, Paul sudah merasakan kesemutan. Tapi ditahannya, karena ia tak ingin mengganggu tidur sang istri, wajah Laila tampak tenang saat tidur di lengannya.

**

Laila membuka mata saat dirinya mendengar azan Subuh berkumandang. Ia mendongakkan kepalanya, menatap wajah Paul yang masih tertidur. Pintu kamar terbuka dan seorang suster masuk ke dalam membawa kantung infus baru.

"Bu, kok suaminya tidur di sini?" tanya wanita yang mengenakan pakaian serba putih tersebut, sambil meletakkan nampan yang dibawanya.

"Sstttt ... jangan keras-keras, Sus. Saya yang suruh kok," ucap Laila seraya bangun dan duduk. Sementara Paul masih tidur dengan nyenyak.

Mantu Untuk Mak(SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now