Eps. 2

493 169 435
                                    

Suasana gelap yang terasa indah karena banyaknya lampu berkelap-kelip menghiasi luasnya daratan dari berbagai kota yang terpampang di bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana gelap yang terasa indah karena banyaknya lampu berkelap-kelip menghiasi luasnya daratan dari berbagai kota yang terpampang di bawah. Apalagi dilihat dari atas, semua itu akan jauh tampak sempurna di penglihatan. Seperti sekarang, Emely terus menatap ke bawah dari jendela pesawat menyaksikan keindahan yang jarang ia dapatkan.

Namun, pengumuman dari sudut pesawat kini terdengar agar semua penumpang tetap dengan posisinya dan memeriksa sabuk pengaman. Pesawat akan melakukan landing di bandara tujuan.

Kini Emely dan Roland bisa menghirup udara di negeri yang dikenal dengan sebutan Emerald Isle atau Pulau Zamrud ini. Negeri yang masyhur karena pemandangannya yang mencengangkan dan perbukitan hijau yang bergelombang membentang dari Cliffs of Moher yang mempesona di County Clare hingga Ring of Kerry di Semenanjung Iveragh.

Setelah mengambil barang-barang, Emely dan Roland segera memesan taksi untuk pergi ke apartemen masing-masing. Apartemen mereka berada di ibu kota Irlandia, yaitu Dublin. Kota yang memiliki pesona keramaian dengan banyaknya bar, restoran, adegan musikal, dan butik yang luar biasa hingga rangkaian festival yang menyenangkan.

Seperti sekarang, saat Emely dan Roland mengamati keadaan sekitar dari dalam taksi, kehidupan yang ramai terlihat di sana. Para pemain musik tampak sedang bermain dengan senang hati menghibur semua orang yang berlalu-lalang. Membuat sedikit banyaknya orang-orang memberi tepuk tangan sebagai penghargaan.

Negara ini memang sangat mencintai musik. Jadi tak perlu heran bila adegan musikal spontan dimainkan di beberapa sudut jalanan, itu memang ciri khas seluruh kota di Irlandia.

ΦΦΦ

Gadis berambut pirang itu masih terbuai di alam mimpi. Emely tampak lelah, sampai-sampai alarm dari ponselnya ia abaikan begitu saja. Cahaya mentari yang masuk dari pantulan jendela besar di kamarnya itu sampai menyengat permukaan wajah, Emely langsung mengerjapkan mata dan menghalangi sinar matahari dengan tangannya. Namun, tetap saja sinar itu tidak dapat mengalah dengan mudah.

Dengan malas, gadis itu membuka mata secara perlahan. Pandangannya langsung mengamati ruangan asing bernuansa white-purple yang ditempatinya sekarang. Sesekali ia mengucek mata untuk memperjelas penglihatan. Ia baru sadar, sekarang dirinya tinggal di apartemen.

Emely bergegas mandi dengan semangat yang tinggi. Dia sudah tidak sabar ingin melihat kampus Trinity College Dublin, salah satu kampus favorit yang besar dan megah di kota ini.

Selang beberapa menit, gadis bermata abu itu keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe. Ia segera meraih hairdryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah, hingga ia tak sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang terus memencet bel pintu apartemennya.

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Where stories live. Discover now