Eps. 25

93 21 57
                                    

Cahaya mentari semakin meredup menciptakan semburat jingga di angkasa bagian barat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cahaya mentari semakin meredup menciptakan semburat jingga di angkasa bagian barat. Roket yang berdiri gagah di tengah hutan itu tampak menyolok di antara rimbun dedaunan. Warnanya yang putih dengan balutan merah pada bagian awaknya membuat roket tersebut semakin menakjubkan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Emely dan Chris sudah siap untuk kembali menempuh perjalanan dengan berbagai perbekalan menuju luar angkasa. Lebih tepatnya pergi ke salah satu planet di sana, Planet Theor.

Setelah memasuki roket, kini kedua manusia itu menaiki tangga yang menempel pada badan roket menuju kursi kemudi yang berada di ujung atas. Hanya butuh waktu sebentar, mereka sudah duduk tenang pada dua kursi kemudi tersebut. Emely dan Chris merasakan suasana berbeda saat tubuhnya duduk dengan posisi menghadap ke atas. Itu memang pertama kalinya bagi mereka.

"Kita sudah seperti astronot saja," gumam Chris merasa bangga. Emely yang mendengar itu hanya tertawa pelan.

Terlihat beberapa tombol dan monitor kecil serta buku panduan terpampang di depan mereka. Tuas kemudi yang lumayan besar pun ada di sana. Topi Snoopy atau topi komunikasi lengkap dengan headset audio juga tak terlewatkan dari pandangan mereka. Ditambah kaca bagian depan yang tebal menjadi celah untuk mereka memandang area luar. Di dalam roket itu juga sudah ada penutup kepala atau helm luar angkasa yang memberi oksigen saat mereka sampai di planet lain.

"Tunggu, tapi ini bagaimana cara mengemudikannya?" Pria berambut kecokelatan itu terlihat sedikit panik.

Emely berdecih, otak dangkal Chris sepertinya sedang mode on. "Kau lihat ada apa saja di depan kita ini?" tanyanya, "buku panduan untuk meluncurkan roket. Kau bacalah!" Gadis itu mengambil buku tersebut lalu melemparkannya pada Chris dengan sembarang.

Tanpa babibu Chris langsung membacanya dengan teliti. Wajah putihnya yang dilengkapi alis tebal itu membuat tatapan Emely tak bisa berpaling. Keseriusan di wajah pria tersebut membuat pujian terlontar begitu saja dari batin gadis itu, hingga tak sadar senyuman di bibir bulatnya yang seksi pun terbentuk bak bulan sabit.

"Oke, aku paham." Chris berujar seraya menyelipkan buku itu pada tempatnya. "Kita akan meluncur!"

Emely membulatkan mata, ia tidak percaya kalau Chris bisa memahaminya secepat itu. Jari-jemari Chris tampak lihai menekan beberapa tombol rumit di depannya, membuat layar monitor menampilkan beberapa tanda atau program. Emely sendiri tidak mengerti apa yang sedang pria itu lakukan. Semoga saja Chris menjalankannya dengan benar.

Selang beberapa menit, setelah Chris menekan tombol terakhir, tiba-tiba roket tersebut bergetar layaknya sebuah mobil yang sudah di-stater. "Apa kau yakin bisa menjalankan roket ini?" tanya Emely terlihat ragu.

"Kau tenang saja, ekspektasiku tidak pernah meleset. Apa kau lupa? Aku adalah keturunan tunggal dari seorang ilmuwan, darah peneliti mengalir di tubuhku." Sikap sombong dan menyebalkan pria itu kembali datang, membuat Emely hanya memutar bola mata jengah.

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Where stories live. Discover now