Eps. 24

82 24 61
                                    

"Aku lapar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku lapar. Cepat carikan aku mangsa!" Wanita dengan tubuh dipenuhi lumut hijau itu berseru. Tumpukan serabut bunga terlihat menyatu di kepalanya bak mahkota. Ditambah mata yang menyorot tajam menambah kesan menakutkan.

 Ditambah mata yang menyorot tajam menambah kesan menakutkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Para pengawal pun langsung bergerak. Namun, tak lama mereka kembali seraya berkata, "Maaf, Ratu. Semua penduduk di sini sepertinya telah mengetahui kedatangan kita, mereka sudah bersembunyi dan menghalau tempat tinggalnya dengan kekuatan."

Ratu Hellenic tersenyum kecut. "Baiklah, karena sekarang aku sangat lapar, jadi aku tidak mau bertikai dengan bersusah payah melawan mereka. Para peri dan Bangsa Chapas di daerah ini berhasil selamat. Tapi tidak untuk besok!" geramnya menyeringai.

Asap hijau layaknya kabut kini kembali hadir, tepat setelah itu Ratu Hellenic pun menghilang.

"Akhirnya kita selamat," ucap Alice melepas Emely. "Tadi itu Ratu Hellenic, penguasa Kota Landrows ini. Tapi sayang, dia jahat. Kami selaku rakyatnya selalu menjadi korban di saat Ratu Hellenic kelaparan."

"Kenapa bisa begitu?"

"Setiap pekannya sang ratu selalu mencari mangsa. Ya walaupun tidak rutin, tapi kami tetap saja takut. Karena dia sangat senang menyantap kepala penghuni Landrows. Telah banyak korban di sini, akan tetapi siklus kehidupan selalu berjalan dengan semestinya. Satu yang tertangkap dan mati, maka saat itu juga akan muncul satu makhluk baru lagi. Seolah ia lahir sebagai pengganti."

Gadis dengan bibir tebal di depan Alice pun tampak terkejut. "Kalau begitu, kalian pergi saja dari kota ini."

Alice terlihat bingung, wajahnya berpaling dengan tatapan kosong. "Prinsip kami sangatlah kuat. Kami lahir di sini, hidup di sini, dan mati pun di tempat ini."

Emely mengerti, orang lain juga pasti akan berpikir seperti itu. Mana ada orang yang mau meninggalkan tanah kelahiran mereka. "Maafkan aku, ucapanku tadi hanya sekadar saran," ungkapnya.

"Tidak masalah. Ah, ya, ini untukmu." Tiba-tiba Alice memberikan sebuah benda pada Emely, benda yang entah datang dari mana karena tadi Emely tidak melihatnya. "Anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih, karena kau sudah mengkhawatirkanku saat jariku tertusuk duri tadi."

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Where stories live. Discover now