Eps. 30

80 21 35
                                    

"Hah!" Embusan napas terdengar keras tepat saat matanya terbuka lebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hah!" Embusan napas terdengar keras tepat saat matanya terbuka lebar. Pandangan gadis itu langsung tertuju mengamati keadaan sekitar, ruangan berukuran dua kali dua meter dengan dinding berbahan kayu tampak mengelilinginya.

"Emely? Kau sudah bangun?" Pertanyaan pria berambut coklat langsung terlontar saat memasuki rumah pohon tersebut. Seketika napas Emely kembali teratur saat tahu dirinya sudah kembali dari dunia mimpi. Peti kecil juga tak lupa hadir dalam pelukannya. Serpihan bintang sudah berada di genggaman.

Tanpa sadar langkah pria itu langsung mendekat, ia refleks memeluk Emely dengan perasaan lega. "Syukurlah kau kembali dengan selamat." Chris menggantikan pelukannya dengan usapan lembut pada pipi gadis itu. "Aku mengkhawatirkanmu," ucapnya pelan seraya mendekatkan wajah mengikis jarak di antara mereka.

Terlihat jelas dari raut wajahnya, bahwa Emely terkejut dengan tindakan Chris sekarang. Untuk sesaat tubuhnya menegang dan jantungnya berpacu kencang. Hanya untuk menelan saliva pun terasa sulit, tatapan dari mata coklat itu seolah menguncinya. Emely sungguh tidak bisa berkutik saat wajah yang ia akui tampan itu terus mendekat, bahkan kedua hidung mereka kini saling bersentuhan. Emely sampai mencium aroma mint yang menyeruak dari napas pemuda di hadapannya. Perlahan bibir tipis pria itu mulai terbuka, ia memiringkan wajah lalu tanpa izin hendak menyapa bibir seksi di depannya.

"Oh, maaf. Ternyata aku masuk di waktu yang tidak tepat."

Kedua sejoli itu terkejut, jarak di antara keduanya langsung tercipta. Suara tersebut telah menggagalkannya. "Ah, t-tidak, Will. Masuk saja," kata Emely sembari menyelipkan anak rambut untuk meminimalisir rasa gugup.

"Bagaimana, Em? Kau berhasil?" Willard langsung bertanya seolah tidak melihat apa-apa sebelumnya.

Senyuman penuh kesenangan terpancar dari bibir gadis itu. Peti kecil pun ia tunjukan pada kedua pria di hadapannya. "Berhasil, dan semua ini berkat kalian.Terima kasih banyak," ujar Emely dengan senyuman yang belum pudar. Sontak Chris dan Willard saling merangkul dengan perasaan bangga. Emely yang menyaksikan hal tersebut pun merasa bahagia, karena akhirnya dua pemuda itu bisa akur juga.

"Sama-sama, Em." Tawa gadis itu hanyut saat mendengar jawaban yang diberikan serentak dari kedua pria di depannya. Willard dan Chris juga ikut tertawa seolah semua masalah telah sirna.

Namun, pandangan Chris kini malah mengernyit. "Tapi ... kenapa kau basah kuyup seperti ini? Ditambah beberapa goresan luka di lenganmu. Sebenarnya apa yang terjadi?"

Emely terdiam sejenak, hatinya bingung harus menceritakan semuanya atau tidak. Gadis itu juga tidak mengerti, kenapa semua yang terjadi di dunia mimpi bisa terasa akibatnya walaupun dirinya sudah keluar dari sana. "Kau tahu sendiri, bukan? Di setiap perjalananku pasti ada saja hambatannya. Dan inilah rintanganku di dunia mimpi itu."

"Siapa yang melukaimu?"

Emely sedikit membuang muka, lidahnya sangat kelu untuk menyebut nama itu. "Bukan siapa-siapa. Seperti biasa, ini ulah para makhluk aneh."

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Where stories live. Discover now