Eps. 29

71 18 35
                                    

"Roland, maafkan aku yang sudah menyembunyikan semua ini darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Roland, maafkan aku yang sudah menyembunyikan semua ini darimu. Sekarang kau sudah tahu dan aku siap dengan segala keputusanmu," jelas Emely seraya menunduk.

Pria manis dengan tatapan sinis itu berdecih. "Dari tadi kau selalu berbicara mengenai hal yang tidak aku pahami! Dengar, Wahai Banshee. Kau akan kujadikan tontonan pada seluruh rekanku, kau juga akan kulelang agar aku bisa mendapatkan koin emas dengan jumlah banyak. Jadi kau jangan banyak bicara! Lebih baik persiapkan diri untuk berubah wujud nanti." Tawa Roland menggelegar dengan puas.

"Apa? Kau jangan gila, Roland? Aku ini kekasihmu! Kau boleh meninggalkanku, tapi bukan dengan cara seperti itu!"

"Diam! Atau kau akan kubunuh dengan ini!" Roland mengacungkan sebuah belati.

Emely sungguh tidak percaya kalau Roland akan berbuat sekejam itu. Wajah cantiknya kini terselimuti oleh derai air mata, isak tangis pun terdengar melengkapi suasana. Bersamaan dengan itu, Emely sadar. Bahwa Roland yang ia lihat sekarang, bukanlah Roland yang ia kenal. Dia berbeda. Jauh berbeda. Seketika tangisan gadis itu surut, ia harus ingat dengan tujuannya datang kemari.

"Lepaskan aku! Aku tidak sudi menyerahkan diri padamu! Keluarkan aku dari sini!"

Tepat saat itu, belati melayang ke arah Emely. Sedikit saja meleset, benda tersebut pasti akan melukai pipinya. "Jika kau terus berbicara, kupastikan belati berikutnya akan melukai tenggorokanmu!" Setelah puas memberi ancaman, pria itu kembali melangkah lebar meninggalkan ruangan.

Bagaimana pun caranya, aku harus keluar dari penjara ini dan mencari serpihan bintang!

ΦΦΦ

Sudah hampir satu jam, gadis blasteran Indonesia-Denmark itu terus berusaha untuk meloloskan diri. Namun, nyatanya tak ada hasil sama sekali. Kekuatan telekinesis yang ia coba juga tidak berfungsi, entah mungkin karena Emely tidak fokus berkonsentrasi. Pikirannya memang sedang kacau. Kekuatan lain seperti sentuhan mematikan juga tidak bisa ia gunakan. Apalagi, kekuatan tersebut belum bisa dikendalikan.

"Bagaimana ini?" Gadis itu semakin panik. Seketika otaknya membayangkan bagaimana dirinya nanti akan dipertontonkan oleh Roland. Sungguh, Emely tidak mau itu terjadi. "Aku harus coba sekali lagi!" serunya bersemangat. Dia tidak mungkin menyerah begitu saja.

Kedua tangannya kembali memegang pagar besi kubus dengan erat. Kelopak disertai bulu mata lentik pun ikut terpejam bermaksud berkonsentrasi memusatkan tujuan. Berharap keajaiban muncul dari kekuatannya. Akan tetapi, benaknya sama sekali tidak bisa diajak berkompromi.

"Arh! Kenapa tetap tidak bisa?" Emely berteriak sembari mengacak rambut frustrasi. Hatinya sungguh gelisah. "Entah akan seperti apa nasibku nanti ...," lirihnya.

Namun, Emely sadar. Bahwa dengan dirinya menyerah, itu akan menambah masalah. Setidaknya walaupun tidak berdaya, ia masih bisa menentang dan memberontak. Seketika tatapan Emely menajam dengan napas memburu. Ia bangkit lalu berteriak, "Roland! Lepaskan aku! Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini!"

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang