Eps. 11

142 38 271
                                    

Tiga hari berlalu, Carlos sudah sadar sejak dua hari kemarin, tapi tidak bagi Alice

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga hari berlalu, Carlos sudah sadar sejak dua hari kemarin, tapi tidak bagi Alice. Dia ditemukan dengan keadaan yang amat parah, serpihan kaca banyak menancap di wajahnya. Kini gadis itu dinyatakan koma.

"Carlos, maafkan aku." Emely melirih, sedari tadi ia duduk di tepi ranjang rumah sakit menemani temannya.

"Kenapa kau minta maaf?" tanya Carlos dengan suara lemah.

"Sebagai temanmu, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan, aku tidak mampu menolongmu dan Alice waktu itu."

Carlos terdiam, embusan napas terdengar pelan dari balik perban putih yang membungkus wajahnya. "Semua itu bukan salahmu, Em."

"Tetap saja aku merasa bersalah. Di sini hanya kalianlah temanku, aku tidak mau kehilangan kalian." Emely menunduk, hanya itu yang bisa dia katakan.

Namun, jauh di dalam hatinya ia terus memikirkan sesuatu. Entah kenapa Emely merasa salah tidak memberi tahu kedua temannya kalau dirinya mengetahui tentang semua hal buruk yang akan terjadi, tapi mereka pasti tidak akan percaya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik kau pulang saja, hari hampir malam." Carlos berucap sedikit kesusahan. Sontak lawan bicaranya baru sadar, hari ini adalah tanggal ganjil dan jika malam tiba dia pasti akan berubah.

"Baiklah. Jaga dirimu dan ...." Emely menolehkan wajah pada ruangan sebelah. "Dan Alice," lanjutnya seraya berdiri dan mendapat anggukan kecil dari Carlos.

ΦΦΦ

Langkah Emely tampak terburu-buru, ia harus cepat sampai di apartemen sebelum hari mulai gelap. Namun, tepat saat ia keluar dari rumah sakit, seseorang dengan cepat menarik tangannya. Membuat sang empu terperanjat dan hampir terjatuh.

"Apa-apaan ini?" sarkas Emely dengan menepis tangan pemuda itu walau tak berhasil. Sedangkan, Chris hanya diam dengan terus menariknya paksa, membuat gadis itu semakin kesal.

"Kau sengaja mengikutiku dan menculikku seperti ini, hah?" tanya Emely marah.

"Aku terpaksa mengikutimu."

Mendengar itu emosi gadis di sampingnya mencuat, ia terus meronta walaupun sia-sia. "Lepaskan!"

Tanpa babibu Chris membawa gadis itu ke dalam mobilnya. Dengan gerakan cepat ia sudah sampai di kursi kemudi dan langsung menekan tombol yang membuat pintu mobil terkunci, membuat Emely tak bisa beranjak untuk kabur.

Gadis bersurai pirang menghela napas berat, kini ia terjebak. "Kau akan membawaku ke mana?" tanyanya berusaha tenang.

"Ke rumahku."

"Untuk apa?"

"Mengerjakan proyek karya ilmiah. Aku tidak sudi membuatnya sendiri. Karena kau satu tim denganku, maka kau juga harus ikut membantu," jelas Chris meunjukan lirikan sinis.

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Where stories live. Discover now