Eps. 27

77 23 37
                                    

Mereka pun menuruni tangga, Chris sangat berhati-hati dan terlihat kesusahan karena kakinya yang masih terasa sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka pun menuruni tangga, Chris sangat berhati-hati dan terlihat kesusahan karena kakinya yang masih terasa sakit. Setelah sampai di bawah, mereka langsung duduk pada batu yang terdapat di sana dan mulai mencicipi masakan sang astronot.

Perlu dikatakan, kalau ikan bakar buatan Willard memang sangat lezat. Emely sampai terus mencubiti sisa-sisa daging yang menempel pada tulangnya. Ikan bakar tersebut juga seperti dibaluri dengan bumbu yang menciptakan gurih, padahal tidak ada bumbu apa pun di sana.

"Sungguh, ini pertama kalinya aku merasakan makanan lezat selama aku di Invizibila. Persis seperti hidangan di restoran bintang lima. Delicious!" seru Emely yang kemudian menyeruput jari-jemari satu persatu, bermaksud membersihkan sisa remahan makanan di tangannya.

"Apa kau bilang? Memangnya kau bukan dari Invizibila? Lalu apa itu restoran?" tanya Willard menautkan kedua alisnya.

Emely bergeming sedikit lama, kemudian berucap, "Ya, kami memang bukan penghuni Invizibila. Untuk restoran, itu adalah tempat penjualan makanan dengan berbagai menu hidangan."

Willard mengangguk walaupun tidak paham. "Lantas, kalian dari mana?"

"Kau tidak perlu tahu," sambar Chris tanpa menoleh sedikit pun.

Emely paham, suasananya akan semakin rumit jika mereka lanjut membahas hal tersebut. "Um ... kau membuat ini pakai bumbu apa, Will? Atau kau melibatkan kekuatan saat memasak ini? Karena di sini tidak ada bumbu dan sejenisnya, tapi kau sukses menciptakan ikan bakar yang sangat lezat," tanya Emely mengalihkan pembicaraan.

Willard tertawa. "Kau jangan mengejekku, aku tidak mempunyai kekuatan seperti bangsa lain. Aku hanya manusia biasa dengan otak berkapasitas tinggi, itu saja. Untuk masalah bumbu, tadi aku sempat mencari dedaunan yang sering digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan, dan untung saja aku menemukannya."

Emely terdiam sejenak, ternyata dia adalah Bangsa Manusia yang berotak jenius. Ia jadi teringat dengan Zlic yang dulu pernah menjelaskan hal itu.

Apa kabar, Zlic?

"Em, kau mendengarkan penjelasanku tidak?"

Sontak netra gadis itu mengerjap, ia tersadar dari lamunan. "Ah, tentu saja," timpalnya.

Seketika suara dehaman terdengar meluncur dari mulut Chris, pria itu tampak tersedak dan langsung meneguk segelas minuman. Gelas yang terbuat dari bambu. Untung saja persediaan air mereka kembali terpenuhi. Tadi pagi, selain menangkap ikan, Willard juga mengambil air dari sungai dengan wadah atau penampung yang sempat ia temukan.

"Kita yang berbincang kau yang tersedak, ada-ada saja," celoteh Emely terkekeh.

Chris masih terlihat menetralkan tenggorokan. Wajahnya sedikit memerah akibat batuk yang tadi sempat menyerang. Setelah dirasa membaik ia menjawab, "Itu kode, untuk mengingatkan kalau di sini bukan cuma kalian berdua." Mendengar itu, Emely dan Willard tertawa terbahak-bahak.

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang