Eps. 34

72 21 34
                                    

Seketika tatapan penuh cairan beralih menubruk netra pria di sampingnya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Seketika tatapan penuh cairan beralih menubruk netra pria di sampingnya. Mata merah akibat tangisan itu seolah mengintimidasi. "Kau benar. Tapi ... apa kau tetap mau membantuku setelah melihat nyawa seseorang hilang karena perjalanan ini?"

Tanpa izin, Chris menghapus lembut cairan yang mengucur di pipi gadis itu. "Sampai kita keluar dari dunia aneh ini, selama itu pula aku akan tetap bersamamu." Tangisan Emely pecah kembali, ia membalas pelukan pria itu dengan tulus.

Namun, Chris malah melonggarkan pelukan sembari meneliti keadaan sekitar. "Lihat, Em," ucap Chris membuat gadis itu mengikuti tatapannya. "Apakah ini dinding pembatas Kota Zhiprotya yang Leasly maksud?"

Mereka baru sadar, ternyata terdapat sebuah dinding besar dari batu bata yang menjulang. Tingginya hampir sama dengan tebing tempat mereka terjatuh. Ternyata tebing dan dinding itu saling berhadapan.

"Kurasa begitu," jawab Emely.

"Cepat kau gunakan jam tangan pemberian Leasly. Kita harus segera pergi dari sini."

"Tapi bagaimana dengan Willard?"

"Dia sudah tenang di alam baka. Apalagi, dia tewas di dunianya sendiri. Tidak seperti kita, jika mati di sini maka arwah kita tidak akan tenang. Karena ini bukan dunia kita. Maka dari itu, kita harus berhasil dan selamat."

Emely bergeming, perkataan Chris berhasil menyadarkannya. Dengan cepat, ia segera mengarahkan jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kiri pada dinding besar itu. Seketika jarum jam di sana berangsur berputar cepat. Menciptakan bunyi detak jam yang cepat pula. Tak lama, dinding bagian bawah itu tiba-tiba terbelah menjadi dua, layaknya dua daun pintu yang terbuka.

"Ayo, Em!"

"Tunggu, bisakah kau mengambil ranselku di sana?" Emely menunjuk tas lumayan besar yang tak jauh dari mereka. Tanpa basa-basi pria itu langsung bergerak lalu menyampirkan benda itu pada tangan kanannya. "Um ... kakiku juga sakit, tidak bisa digerakan. Kuharap kau tidak keberatan jika memapahku," lanjut gadis itu tampak ragu.

"Baiklah."

Gerakan pria itu tidak sesuai dengan apa yang Emely katakan. Dia malah menggendong tubuh Emely dengan mudah seolah mengangkat barang dengan berat ringan. Membuat detak jantung gadis itu jadi tidak stabil. Apalagi, mata tajam Chris terus memandang wajahnya lamat-lamat. Menciptakan semburat merah muda yang tiba-tiba hadir di pipi gadis itu. "A-ayo jalan," titah Emely berusaha mengalihkan pandangan.

Ternyata dia tidak memberontak aku gendong seperti ini.

ΦΦΦ

Dari bukit bagian barat, kesibukan kota tampak jelas terlihat. Kedua pasang mata itu tak berkedip untuk sesaat. Kota yang mereka saksikan sungguh menakjubkan, berbeda dari kota-kota yang pernah ia sapa sebelumnya.

Menara-menara berkilauan menjulang, jalanan padat karena ramai, sungai-sungai biru mengalir panjang, air terjun menjorok bebas dari tebing di sekitar, danau yang memukau, hutan yang lebat, kendaraan terbang, burung-burung berbahan besi, juga tebing serta perbukitan yang membungkus setiap sisi kota tersebut. Semuanya indah dengan balutan bagaskara di siang hari.

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora