Eps. 17

113 33 93
                                    

Waktu terus bergulir hingga langit gelap mulai datang. Emely terus melatih dirinya sendiri dengan panduan dari Birnbaorn. Sesekali ia mendengkus kesal karena ada yang gagal. Seperti sekarang, dia memusatkan pikiran untuk membuat bunga pada pohon-pohon di sana berjatuhan. Akan tetapi, bunga-bunga itu tidak bergerak sedikit pun.

"Sepertinya kau butuh istirahat," ujar Birnbaorn membuyarkan konsentrasi Emely. "Atau kau pulang saja, besok kita bisa berlatih lagi. Lihat, temanmu juga kelelahan karena terus menunggumu." Birnbaorn menoleh ke arah Chris yang sedang tertidur pulas dengan beralaskan dedaunan besar.

"Tidak. Aku akan tetap di sini dan terus berlatih. Aku ingin segera bisa mengendalikan kekuatanku sendiri dan untuk itu aku juga tidak punya banyak waktu."

Birnbaorn tidak menjawab, dia malah memberi tatapan yang sulit diartikan. Pandangannya pada Emely seolah terlihat sedang kasihan.

"Birn, bagaimana kalau kau membimbingku untuk menggunakan dua kekuatan yang lainnya juga? Lagipula, aku sudah lumayan bisa untuk kekuatan telekinesis. Jadi, sekarang kita bisa berlanjut untuk melatih kekuatanku yang lain, aku harus bisa mengendalikan kekuatan itu secepat mungkin, karena waktunya semakin mendesak." Semangat Emely tampak tak pernah pudar, dia benar-benar bertekad untuk itu.

"Tidak!" Suara Birnbaorn terdengar keras nan tegas, membuat Emely terkejut mendengarnya. Seolah ia enggan untuk membantu Emely.

"Kenapa?"

Birnbaorn mengembuskan napas berat seraya membuang muka. Wajahnya tampak kebingungan.

"Birn, katakan padaku. Kenapa tidak boleh, hah?"

"Karena ... dua kekuatan itu memang tidak bisa kuajarkan padamu. Langkah yang menciptakan getaran dan sentuhan mematikan adalah kekuatan yang sangat dilarang di negeri ini. Kekuatan itu murni berasal dari makhluk kesayangan Dewi Pemberi. Maka, hanya dia juga yang bisa mengajarkannya padamu. Kami yang bukan pengikutnya tidak bisa melakukan itu."

Emely terdiam cukup lama, dia terus mencerna perkataan Birnbaorn. "Dewi Pemberi? Siapa dia? Dan di mana dia sekarang?" tanya Emely, "jawab aku Birn! Biar aku bisa menemuinya."

"Kau tidak bisa bertemu dengannya. Karena wilayah kekuasaannya tak kasat mata, hanya sesama para dewilah yang mengetahui tempat itu."

"Jadi ... maksudmu dua kekuatanku yang lain tidak bisa kukendalikan? Dan aku akan terus tersiksa karena hal itu?" Suara Emely mulai meninggi.

"Maafkan aku, Em. Aku hanya seorang petarung. Apalagi, aku bukan pengikut Dewi Pemberi atau pun rakyatnya. Maka dari itu, aku tidak bisa banyak membantu."

Emely masih tidak terima dengan fakta yang baru saja didengarnya, selama ini ia sudah sengsara karena kutukan dan kekuatan itu. Kemarin harapan besar datang dengan mengetahui bahwa kekuatannya bisa dikendalikan. Lalu, sekarang semua itu hanyalah kepalsuan.

Napas Emely terdengar bergemuruh hebat, dadanya naik turun dengan cepat, ia marah dan membenci dirinya sendiri. Diri yang terbagi dua antara jiwa Emely dan kutukan yang membuatnya bernasib buruk. Hingga akhirnya, amarah yang sedari tadi terpendam kini berakhir dengan jeritan. Jeritan kencang yang menandakan ia akan berubah menjadi makhluk mengerikan.

Birnbaorn melihat semua itu, Chris juga sampai terbangun. Mereka berdua menyaksikan Emely yang bertransformasi menjadi Banshee dengan mata terbelalak. Membuat keduanya takut dan langsung menjauh. Kini makhluk itu berakhir terbang entah ke mana. 

ΦΦΦ

Matahari sudah terbit dari kaki langit timur, Chris masih di Pulau Magland menunggu kedatangan Emely. Namun, gadis itu tak kunjung menunjukan batang hidungnya.

Eliminate A Curse [COMPLETE]√Where stories live. Discover now