Limabelas | True Love

3K 404 54
                                    

"Semesta mau mampir ke indomaret dulu?" Iqbaal melirik kekasihnya yang sedari tadi berada di mobil mengeluh kalau perutnya ini sakit, (namakamu) hanya diam terus memegangi perut nya.

"Jangan diem aja semesta, aku gatau harus apa sekarang.. kamu ngomong harusnya" Iqbaal mengulurkan tangannya ke puncak kepala gadisnya, lalu mengelusnya perlahan.

(Namakamu) hanya diam, perutnya tibatiba sakit saat iqbaal dan dirinya masuk kedalam mobil. "Mau apa semesta?" Ia hanya menggeleng , ini ketiga kalinya iqbaal menanyakan dirinya namun ia juga tidak tahu harus apa sekarang.

"Kamu gak salah makan kan?" Tanya iqbaal, (Namakamu) menggelengkan kepala ia sudah tidak tahan sekarang, ia menangis pelan menekuk kakinya ke atas agar rapat dengan perutnya, iqbaal mengambil selimut nya di jok belakang lalu di pakaikan menutupi bagian bawah gadisnya mengingat gadis itu memakai rok.

Iqbaal yang melihat itu langsung berdecak keras, kebingungan melanda iqbaal sekarang ia terus mengelus rambut kekasihnya berusaha agar kekasihnya mau ngomong bahwa dirinya kenapa. Iqbaal membelokkan mobilnya dan memarkirkan mobil itu di depan indomaret, "Yang aku bingung, kamu ngomong dong kenapa? jangan diem aja!" Nada iqbaal terdengar panik, (namakamu) mendengar itu semakin menangis.

"Yang, kok malah nangis... aku cuman nanya loh"

"Kamu jangan bentak aku hiks!" Suara gadis itu terbata bata, iqbaal semakin bingung.

"Aku gaada ngebentak kamu semesta, aku cuman nanya kamu kenapa? Jangan nangis kaya gini, aku panik"

"Mau pulang aja"

"Ke dokter dulu ya, aku takut yang" (Namakamu) menggeleng, iqbaal berdecak sebal. Ia keluar dari mobil, menutup pintu nya kencang membuat (namakamu) kaget. Ia melihat, iqbaal berjalan masuk ke indomaret dengan langkah cepat.

(Namakamu) mengambil tissu di jok belakang mobil iqbaal, perutnya tetap merasa sakit ia harus menahannya. (Namakamu) teringat besok adalah hari menstuasinya, ia butuh obat yang biasanya ia minum, namun saat di cek di dalam tasnya tidak ada. Iqbaal kembali ke dalam mobil melihat kekasihnya yang sedang mengucek matanya, "Jangan di kucek gitu dong yang, nanti mata kamu nya sakit!" Iqbaal mengambil tangan gadisnya itu, berusaha menyudahi kegiatan gadisnya.

Iqbaal kembali duduk dan menutup pintu mobil, ia memberikan satu kaleng susu beruang kepada kekasihnya. "Aku gamau" (Namakamu) menolak pemberian iqbaal.

"Terus maunya apa?"

"Kiranti aja" Iqbaal mengerutkan keningnya, jadi kekasihnya ini sedang pms? Setau iqbaal, dan ini info juga dari teh ody katanya tidak baik meminum kiranti karena ada pengawetnya. Iqbaal pun menggelengkan kepalanya, "Ini aja ya?Kamu kok gak bilang kalo pms?" Ucap iqbaal.

"Belum pms, tapi mau" Iqbaal mengatur posisi jok yang di tempati (Namakamu), kekasihnya itu berbaring tetap mengelus perutnya agar rasa nyeri itu hilang.

"Kita ke rumah sakit mau?"

"Aku gapapa le, kita tetep kerumah bunda?" Ucap (Namakamu), iqbaal pun tampak berfikir kalau bawa (Namakamu) dengan keadaan seperti ini apakah dirinya akan kena marah bundanya?.

"Hmm besok lagi aja ya?Kamu aku anter pulang terus istirahat deh"

"Aku mau ketemu bunda"

"Perut kamu masih sakit semesta" (namakamu) mendengus, iqbaal memperhatikan kekasihnya yang sudah tidak menatap ke arahnya melainkan menatap kosong ke kaca kirinya.

Iqbaal menghembuskan nafasnya pelan, ia menjalankan mobilnya untuk kearah rumah gadisnya. Bukan tidak mau menuruti keinginan kekasihnya, iqbaal lebih peduli terhadap kekasihnya yang sedang kesakitan sekarang. "Kok kesini! harus nya kita lewat tol aja biar cepet" Ucap (namakamu) menyadari iqbaal yang tidak membelokkan mobilnya untuk masuk kedalam tol.

True LoveWhere stories live. Discover now