21 | Perasaan yang aneh

527K 31.2K 12.5K
                                    

Saling dekat namun tak berani mengungkapkan. Saling tatap namun tak mampu ucapkan.

***

"If I would have known that you wanted me, the way I wanted you, babe."

-Almost is never enough-Ariana Grande-

***

Samar-samar gadis itu membuka matanya, lalu pandangannya langsung tertuju pada lelaki yang sedang meringkuk di sofa kamarnya. Tanpa selimut dan bantal.

Gadis itu melirik jam di nakas, ternyata masih jam lima pagi. Dia bangkit sambil membawa selimut, dia pakaikan ke tubuh Galang.

"Lo temenin gue semelem?" tanya Anara sambil memandang lelaki itu yang masih tertidur lelap.

"Makasih, tidur gue nyenyak tanpa obat." Anara memberikan seulas senyuman, lalu kakinya melangkah menuju kamar mandi, kepalanya masih sedikit sakit tapi dia harus sekolah.

Selepas mandi gadis itu memakai seragam yang baru Galang berikan, dia berputar di depan kaca. Entah lah hatinya meresa senang.

Gadis melihat Galang dari pantulan kaca, dia masih tenang dalam tidurnya. Anara menghampirinya lalu berjongkok di samping, memandangi setiap ketenangan di wajah Galang. Galang tampan, Anara tidak bisa berbohong akan itu. Tapi, dia gengsi untuk mengakuinya.

"Lang," Gadis itu menepuk tangan Galang pelan.

"Bangun."

Galang menggeliat, lalu memeluk Anara. Gadis itu terdiam, ini Galang sudah bangun atau belum. Anara berusaha mendorong tubuh Galang, tapi tidak bisa.

"Lang, lepas!"

"Galang."

"Euuuuuhhhh," Galang membuka matanya, lalu refleks mendorong Anara pelan.

"Gue nggak ngapain-ngapain lo lagi, kan?" tanya Galang panik, perbuatannya yang waktu itu saja belum lahir.

Anara menggeleng sambil menahan malu, dia kira lelaki itu sudah bangun.

"Mandi, gue mau buat sarapan." Gadis itu berdiri, tapi Galang menahannya.

"Lo nggak boleh sekolah!"

Gadis itu mengernyit. "Kenapa?"

"Lo demam, dan gue nggak mau repot di sekolah. Lagian temen lo tau kalo lo sakit, jadi hari ini lo diem rumah!" ketus Galang, lalu lelaki itu beranjak pergi dari kamar Anara.

"Nyebelin!" ucap Anara sambil menghentakan kakinya, bila dia bukan suaminya Anara akan memberontak siapa dia berani melarangnya sekolah.

Gadis itu melenggang keluar kamar menuju dapur, Anara membuka kulkas dan mengambil bawah putih lalu dia iris halus. Dia menyalakan kompor dan memasukan sepiring nasi tak lupa dia beri telur dan kecap.

Nasi goreng siap. Rasanya tidak seenak bila beli, tapi ini bisa makan dan cukup enak untuk nasi goreng rumahan. Anara mencium bau nasi goreng bercampur dengan bau maskulin Galang. Lelaki itu sudah ada di belakangnya, sambil menatapnya.

 Lelaki itu sudah ada di belakangnya, sambil menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Galang : Musuh Jadi Suami? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang